Kamis, 13 Oktober 2011

REFRAKTOMETER


I.              JUDUL PERCOBAAN
REFRAKTOMETER

II.           TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memeriksa indeks bias dari beberapa sampel.

III.        LANDASAN TEORI
Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan terlarut. Misalnya gula, garam, protein, dsb. Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya adalah memanfaatkan refraksi cahaya. Refraktometer ditemukan oleh Dr. Ernest Abbe seorang ilmuan dari German pada permulaan abad 20 (Anonim, 2010).
            Indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Indeks bias berfungsi untuk identifikasi zat kemurnian, suhu pengukuran dilakukan pada suhu 20oC dan suhu tersebut harus benar-benar diatur dan dipertahankan karena sangat mempengaruhi indeks bias. Harga indeks bias dinyatakan dalam farmakope Indonesia edisi empat dinyatakan garis (D) cahaya natrium pada panjang gelombang 589,0 nm dan 589,6 nm. Umumnya alat dirancang untuk digunakan dengan cahaya putih. Alat yang digunakan untuk mengukur indeks bias adalah refraktometer ABBE. Untuk mencapai kestabilan, alat harus dikalibrasi dengan menggunakan plat glass standart (Anonim, 2010).
            Refraktometer Abbe adalah refraktometer untuk mengukur indeks bias cairan, padatan dalam cairan atau serbuk dengan indeks bias dari 1,300 sampai 1,700 dan persentase padatan 0 sampai 95%, alat untuk menentukan indeks bias minyak, lemak, gelas optis, larutan gula, dan sebagainnya, indeks bias antara 1,300 dan 1,700 dapat dibaca langsung dengan ketelitian sampai 0,001 dan dapat diperkirakan sampai 0,0002 dari gelas skala di dalam (Mulyono, 1997).
            Pengukurannya didasarkan atas prinsip bahwa cahaya yang masuk melalui prisma-cahaya hanya bisa melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut batas antara cairan dan alas

            Faktor-faktor penting yang harus diperhitungkan pada semua pengukuran refraksi ialah temperatur cairan dan jarak gelombang cahaya yang dipergunakan untuk mengukur n. Pengaruh temperatur terhadap indeks bias gelas adalah sangat kecil, tetapi cukup besar terhadap cairan dan terhadap kebanyakan bahan plastik yang perlu diketahui indeksnya. Karena pada suhu tinggi kerapatan optik suatu zat itu berkurang, indeks biasnya akan berkurang. Perubahan per oC berkisar antara 5.10-5 sampai 5.10-4. Pengukuran yang seksama sampai desimal yang ke-4 hanya berarti apabila suhu diketahui dengan seksama pula.
            Perbandingan sinus sudut datang dan sinus sudut bias adalah konstan. Ini dinamakan hukum Snell, dinamakan sesuai nama matematikawan Belanda Willebrod Snell Von Royen (1591-1626), dan dinyatakan oleh:
            21
Konstanta n21 disebut indeks bias medium (2) relatif terhadap medium (1). Nilai numerik konstanta itu tergantung pada sifat dasar gelombang dan pada sifat-sifat kedua media
            Indeks refraksi larutan gula tergantung jumlah zat-zat yang terlarut, dan densitas suatu zat cair, meskipun demikian dapat digunakan untuk mengukur kandungan gula. Cara ini valid untuk pengukuran gula murni, karena adanya zat selain gula mempengaruhi refraksi terhadap sukrosa. Oleh sebab itu, pengukuran indeks refraksi dapat digunakan untuk memperkirakan penentuan kandungan zat kering larutan terutama sukrosa (Anonim, 2010).

IV.         ALAT DAN BAHAN
A.           Alat
1.             Refraktometer
2.             Botol semprot

B.            Bahan
1.             Aquades
2.             Fruktosa
3.             Glukosa
4.             Frutamin
5.             Ale-ale
6.             Capucino
7.             Teh gelas

V.            PROSEDUR KERJA
1.             Meneteskan sampel pada permukaan prisma refraktometer.
2.             Menutup permukaan prisma refraktometer dan membiarkan berkas cahaya memasuki, melewati senyawa cair dan pengatur prisma.
3.             Menggeser tanda batas dengan memutar knop pengatur hingga memotong titik perpotongan dua garis diagonal yang saling berpotongan pada layar dan membaca skala indeks biasnya.









Gambar refraktometer

VI.         HASIL PENGAMATAN
No
sampel cair
indeks bias( %)
kadar gula (g)
1
Aquades
0

2
Capucino
5
8
3
Teh gelas
6
15
4
Frutamin
7
17
5
Ale-ale
12
24
6
Fruktosa
13,2

7
Glukosa
13,4


VII.      ANALISIS DATA
1.      Aquades            = 0,79 + 0 = 0,79
2.      Capucino           = 0,79 + 5 = 5,79
3.      Teh gelas           = 0,79 + 6 = 6,79
4.      Frutamin            = 0,79 + 7 = 7,79
5.      Ale-ale               = 0,79 + 12 = 12,79
6.      Fruktosa            = 0,79 + 13,2 = 13,99
7.      Glukosa             = 0,79 + 13,4 = 14,19




VIII.   PEMBAHASAN
Pada percobaan refraktometer ini, akan diperiksa indeks bias dari beberapa sampel. Indeks bias merupakan perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Indeks bias berfungsi untuk mengidentifikasi zat deteksi kemurnian. Suhu pengukuran dilakukan pada suhu 20oC dan suhu tersebut harus benar-benar diatur dan dipertahankan karena sangat mempengaruhi indeks bias.
Prinsip kerja dari refraktometer yaitu jika sampel merupakan larutan dengan konsentrasi rendah, maka sudut refraksi akan lebar dikarenakan perbedaan refraksi dari prisma dan sampel besar. Maka pada papan skala sinar “a” akan jatuh pada skala rendah.
Pada percobaan ini digunakan tujuh sampel minuman yang berbeda-beda, denga indeks bias berbeda pula. Ketujuh sampel yang digunakan adalah aquades, capucino, teh gelas, frutamin, ale-ale, fruktosa dan glukosa. Indeks bias dari ketujuh sampel tersebut berturut-turut adalah 0; 5; 6; 7; 12; 13,2; dan 13,4. Aquades digunakan sebagai kontrol karena indeks biasnya 0.
Dari hasil pengamatan diketahui bahwa kadar gula yang terdapat dalam sampel berbanding lurus dengan indeks biasnya. Makin besar/ tinggi kadar gula yang terdapat dalam minuman makin besar pula indeks biasnya.

IX.         KESIMPULAN DAN SARAN
A.           Kesimpulan
Indeks bias dari aquades, capucino, teh gelas, frutamin, ale-ale, fruktosa dan glukosa berturut-turut adalah 0; 5; 6; 7; 12; 13,2; dan 13,4.
B.            Saran
Diharapkan kepada praktikan agar menggunakan alat sesuai dengan cara kerjanya dan mengamati indeks bias yang tertera pada refraktometer dengan baik.









DAFTAR PUSTAKA

Anonim a. 2010. Refraktometri. http://www.scribd.com/doc/5006057/refraktometri.
Anonim c. 2010. Refraktometer. http://www.scribd.com/doc/16603900/refraktometer.
Mulyono. 1997. Kamus Pintar Kimia. Jakarta: Erlangga

Tidak ada komentar: