Rabu, 25 Mei 2011

MUFAK di MALINO

tepatnya jam menunjukkan pukul 17:00 mahasiswa dengan hiasan baju orange yang menunggu dalam sebuah bis warna putih


rupanya masih ada sebagian warga MIPA yang di tunggu. sekitar 15 menit kemudian serombongan anak naik dimobil dan lansung saja merayap menuju malino,,,,perjalan kemalino amat lama karena badan jalan mengalami perbaikan jadi jalan yang seharusnya dilewati mobil kiri-kanan, disulap menjadi satu jalur yang mobil dari barat selatan ANTRI.

Tepat jam 21:00 kami tiba dilokasi mufak dan agenda dimulai dengan MANUAL acara yang lamanya mungkin sekitar 3 jam belum selesai manual acara TERNYATA lokasi dipindahkan panitia yang awalnya sekitar perumahan lembah biru ke jalan menuju TAKAPALA.. sampai dilokasi tujuan kita lanjutkan dengan TATIB yang menggunakan waktu sekitar 15 jam
>>>>>>>>>>>>>>>>>>
>>>>>>>>>>>>>>>>>.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>.
Hingga akhirnya terpilihlah rekan kami saudara syahru achmad sebagai ketua MAPERWA periode 2011-2012 dan saudara SULTAN RUSTAM sebagaai Presiden BEM FMIPA

jalannya MUFAK sangat menegangkan masing-masing kubu bersikeras dengan calonnya masing-masing... aku mengira akan ada adu fisik tapi ternyata tidak ....semua warga mipa masih berfikir ilmiah.
SUKSES MUFAK XII MIPA UNM

Kenapa banyak siswa yang gagal ujian???



Kalau dilihat dari logika  ini, sebenarnya bukan
salah sang siswa bila ia tidak lulus ujian, belajar pun tidak
 sempat....
 Tahukah Anda, setahun itu hanya terdapat 365 hari?
yang kita tahu sebagai tahun akademik siswa....Kita hitung!

 Hari Minggu; 52 hari dalam setahun, Anda pasti tahu kalau hari minggu
 adalah untuk istirahat.

Hari tersisa tinggal 313.
Hari Libur (Nasional maupun Internasional); Tak kurang dari 13 hari
 Libur setahun.
Hari tersisa tinggal 300.Liburan sekolah; Jelas semua siswa akan berlibur dan tidak akan
 belajar. Biasanya sekitar 2 bulan lebih, anggaplah sekitar 60 hari.
Hari tersisa tinggal 240.TIDUR 8 Jam sehari untuk kesehatan; berarti 120 hari terpakai.Hari tersisa tinggal 120.Tentu kita beribadah kan? paling tidak 1-2 jam kita beribadah, kita
 alokasikan 25 hari dalam setahun.
Hari tersisa tinggal 95.BERMAIN yang juga baik untuk kesegaran dan kesehatan, paling tidak
 memerlukan 1 jam sehari. Terpakai lagi 15 hari.
Hari tersisa tinggal 80.MAKAN! paling tidak selama satu hari kita habiskan 2 jam untuk
makan/minum,
 hilang lagi 30 hari.
Hari tersisa tinggal 50.Jangan lupakan, Manusia adalah makhluk sosial, butuh berinteraksi
 dengan orang lain, kita ambil 1 jam perhari untuk berbicara. 15 hari
 terpakai
lagi,
Hari tersisa tinggal 35.Kita pun bisa sakit; paling tidak 5 hari dalam setahun, sudah cukup
mewakili.
Hari tersisa tinggal 30.
Ujian itu sendiri biasanya dilaksanakan selama 2 minggu per
semester,berarti,
 24 hari sudah teralokasi untuk ujian.
Hari tersisa tinggal 6.Nonton dan jalan-jalan paling tidak 5 hari dalam setahun.Hari tersisa tinggal 1 hari.Satu hari yang sisa itu kan HARI ULANG TAHUN ! "Masa' belajar sih?"

Sabtu, 07 Mei 2011

Osama Dikhianati Wakilnya Sendiri Adinda Permatasari

Sebuah kabar menyebutkan, pasukan Amerika Serikat (AS) bisa menemukan keberadaan Osama bin Laden karena diberitahu oleh wakil Osama sendiri, Ayman al-Zawahiri. Hal itu disebabkan adanya perebutan kekuasaan di internal Al Qaeda.

Kabar tersebut diterbitkan oleh koran Arab Saudi, Al-Watan. Koran tersebut mengutip seorang sumber orang dalam yang tidak disebutkan namanya. Sumber tersebut mengatakan, dua orang teratas Al Qaeda tersebut memiliki perbedaan pandangan dan kurir, yang pada akhirnya menuntun pasukan AS menemukan Osama adalah kurir yang bekerja untuk Zawahiri.

Kurir tersebut berkebangsaan Pakistan dan bukan Kuwait seperti yang diduga AS. Kurir tersebut tahu jika dia dibuntuti oleh militer AS namun berpura-pura tidak tahu.

“Sekelompok anggota Al Qaeda Mesir secara de facto menjalankan organisasi tersebut saat ini dan sejak Osama jatuh sakit pada 2004, mereka mencoba untuk mengambilalih secara penuh kekuasaan pada Al Qaeda,” demikian tulis koran tersebut seperti dikutip AFP, Jumat (6/5/2011).

Koran tersebut mengatakan, kelompok Zawahiri menghasut Osama untuk meninggalkan daerah penduduk di perbatasan Afghanistan-Pakistan dan memintanya bersembunyi di Abbottabad dekat Islamabad di mana dia akhirnya terbunuh oleh pasukan AS pada Senin 2 Mei.

Menurut Al Watan, dengan kembalinya tokoh Al Qaeda Mesir,  Saif al-Adel, musim gugur lalu dari Iran, kelompok Al Qaeda Mesir menelurkan rencana untuk membuang Osama.

Jumat, 06 Mei 2011

belajar bahasa jepang

[JAP] Ohayou / Ohayou gozaimasu
[INA] “selamat pagi”

[JAP] Konnichiwa
[INA] “selamat siang”

[JAP] Konbanwa
[INA] “selamat malam”

[JAP] Yoroshiku onegaishimasu
[INA] “mohon bimbingannya” / “mohon bantuannya”
–> (biasanya diucapkan pada saat berkenalan, atau pada saat akan mengerjakan sesuatu bersama-sama)

[JAP] O genki desu ka?
[INA] “Apakah Anda sehat?”

[JAP] O kage desu
[INA] “Saya sehat-sehat saja.”
–> (digunakan untuk menjawab “O genki desu ka?”)

[JAP] Kyou wa ii o tenki desu ne?
[INA] “Cuaca hari ini bagus, bukan?”

[JAP] Youkoso!
[INA] “Selamat datang!”

[JAP] Moshi-moshi…
[INA] “Halo…” (berbicara lewat telepon)



Yang Umum diucapkan Selama Percakapan Berlangsung


[JAP] Hai
[INA] “Ya”
–> (untuk menyetujui sesuatu atau menjawab pertanyaan)

[JAP] Iie
[INA] “Tidak”
–> (kebalikannya “hai”)

[JAP] Arigatou / Arigatou gozaimasu
[INA] “Terima kasih”
–> (gozaimasu di sini dipakai untuk ucapan formal, atau bisa juga menyatakan “terima kasih banyak”)

[JAP] Gomen na sai
[INA] “Mohon maaf”

[JAP] Sumimasen
[INA] “Permisi”
–> (bisa juga diterapkan untuk minta maaf seperti “gomen na sai”)

[JAP] Zannen desu
[INA] “sayang sekali” / “amat disayangkan”

[JAP] Omedetou, ne
[INA] “Selamat ya”
–> (untuk beberapa hal yang baru dicapai, e.g. kelulusan, menang lomba, dsb)

[JAP] Dame / Dame desu yo
[INA] “jangan” / “sebaiknya jangan”

[JAP] Suteki desu ne
[INA] “Bagus ya…” / “indah ya…”
–> (untuk menyatakan sesuatu yang menarik, e.g. ‘hari yang indah’)

[JAP] Sugoi! / Sugoi desu yo!
[INA] “Hebat!”

[JAP] Sou desu ka
[INA] “Jadi begitu…”
–> (menyatakan pengertian atas suatu masalah)

[JAP] Daijoubu desu / Heiki desu
[INA] “(saya) tidak apa-apa” / “(saya) baik-baik saja”



Jika Anda Kesulitan menangkap Ucapan Lawan Bicara Anda


[JAP] Chotto yukkuri itte kudasai.
[INA] “Tolong ucapkan lagi dengan lebih lambat.”

[JAP] Mou ichido itte kudasai.
[INA] “Tolong ucapkan sekali lagi.”

[JAP] Motto hakkiri itte kudasai.
[INA] “Tolong ucapkan dengan lebih jelas.”



Untuk Mengakhiri Pembicaraan


[JAP] Sayonara
[INA] “Selamat tinggal”

[JAP] Mata aimashou
[INA] “Ayo bertemu lagi kapan-kapan”

[JAP] Ja, mata / mata ne
[INA] “Sampai jumpa”

[JAP] Mata ashita
[INA] “Sampai jumpa besok”



Beberapa Kalimat yang Tidak Selalu Muncul dalam Dialog, tetapi merupakan Elemen Kebudayaan Jepang


[JAP] Irasshaimase!
[INA] “Selamat datang!”
–> (kalimat ini hanya diucapkan oleh petugas toko ketika Anda berkunjung)

[JAP] Ittekimasu!
[INA] “Berangkat sekarang!”
–> (kalimat ini diucapkan ketika Anda hendak pergi meninggalkan rumah pada orang yang tetap tinggal di dalam)

[JAP] Itterasshai
[INA] “Hati-hati di jalan”
–> (diucapkan ketika seseorang hendak pergi ke luar rumah; umumnya sebagai jawaban untuk “Ittekimasu”)

[JAP] Itadakimasu
[INA] [literal] “Terima kasih atas makanannya”
–> (kalimat ini sebenarnya tidak diartikan secara harfiah. Masyarakat Jepang biasanya mengucapkan kalimat ini sebagai ungkapan rasa syukur atas makanan yang dihidangkan)

[JAP] Gochisousama deshita
[INA] [literal] “perjamuan/hidangan sudah selesai”
–> (seperti “Itadakimasu”, kalimat ini juga tidak diartikan secara harfiah. Masyarakat Jepang pada umumnya mengucapkan kalimat ini seusai makan)

[JAP] Kimochi ii…!
[INA] [literal] “terasa nyaman”
–> (umum diucapkan jika Anda merasakan sesuatu yang nyaman di suatu tempat. E.g. ketika Anda pergi ke gunung dan merasa bahwa udaranya bagus, kalimat ini bisa dipakai untuk mengekspresikannya. ^^ )

” Ion Kompleks Tetraamin Karbonato Nikel III “


I. JUDUL PERCOBAAN
Ion Kompleks Tetraamin Karbonato Nikel III

II. TUJUAN PERCOBAAN
            Mempelajari cara pembuatan, cara pemurnian, dan karakterisasi Ion Kompleks Tetraamin Karbonato Nikel III.

III. LANDASAN TEORI
            Suatu ion kompleks dapat didefenisikan sebagai ion yang tersusun dari atom pusat yang mengikat secara koordinasi sejumlah ion atau molekul netral. Ion atau molekul netral sebagai spesies yang terikat pada atom pusat dalam suatu ion kompleks biasanya dinamakan ligan. Spesies ini memiliki satu pasang atau lebih electron bebas dan berperan sebagai donor pasangan elektron pada pembentukan ikatan koordinasi (Tim Dosen Kimia Anorganik, 2010 : 22).
            Jika ditinjau dari system asam-basa Lewis, atompusat atau kelompok atom dalam senyawa kompleks tersebut bertindak sebagai asam Lewis. Ikatan yang terjadi antara ligan dan atom pusat merupakan ikatan kovalen koordinasi, sehingga senyawa kompleks tersebut disebut pula senyawa koordinasi. Jumlah ligan yang mengelilingi atom pusat menyatakan bilangan koordinasi. Cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang senyawa kordinasi disebut kimia koordinasi. Sifat-sifat senyawa koordinasi dapat diprediksi dari sifat ion pusatnya, Mn+ dan ligan, L1, L2, …. Dst. Hal yang sangat spesifik dari senyawa kompleks adalah adanya spesies bagian dari senyawa itu yang tidak berubah baik dalam padatan maupun dalam larutan, walaupun sedikit ada disosiasi. Spesies tersebut dapat berupa nonionic, kation atau anion, bergantung pada muatan penyusun. Jika bermuatan maka sepsis itu disebut ion kompleks atau lebih sederhana disebut spesies kompleks (Ramlawati, 2005 : 1).
            Ligan-ligan sederhana, seperti ion-ion halide atau molekul-molekul H2O atau NH3 adalah monodentat, yaitu ligan itu terikat pada ion logam hanya pada satu titik oleh penyumbangan pasangan electron menyendiri kepada logam. Namun, bila molekul atau ligan itu mempunyai dua atom, yang masing-masing mempunyai satu pasangan electron menyendiri, maka molekul itu mempunyai dua atom penyumbang, dan adalah mungkin untuk membentuk dua ikatan koordinasi dengan ion logam yang sama ligan seperti itu disebut bidentat (Anonim, 2010).
Dalam artian luas senyawa kompleks adalah senyawa yang terbentuk karena penggabungan dua atau lebih senyawa sederhana yang masing-masingnya dapat berdiri sendiri. Misalnya dalam penggabungan seperti berkut :
            A + B           AB
Senyawa AB dapat dianggap sebagai senyawa kompleks  (Svehla, 1985 : 182).
            Dalam pelaksanaan analisis anorganik kualitatif banyak digunakan reaksi-reaksi yang menghasilkan pembentukan kompleks. Suatu ion (molekul) kompleks terdiri dari satu atom (ion pusat dan sejumlah ligan) yang terikat erat pada atom (ion) pusat itu. Jumlah relatif komponen-komponen ini dalam kompleks yang stabil nampak mengikuti stokiometri yang sangat tertentu meskipun ini tak dapat ditafsirkan dalam lingkup konsep valensi yang klasik. Atom pusat ini ditandai oleh bilangan koordinasi, satu angka bulat yang menunjukkan jumlat ligan (monodentat) yang dapat membentuk kompleks yang stabil dengan satu atom pusat. Pada kebanyakan kasus, bilangan koordinasi adalah 6 (seperti dalam kasus Fe2+, Fe3+, Zn2+), kadang-kadang 4 (Cu2+, Pt2+) dan 8 (beberapa ion dari golongan platina) juga trdapat (Rivai, 1994 : 195).
            Ion kompleks [Ni(NH3)4C2O4]+ akan dibuat dari senyawa asal garam nikel Ni(NO3)2. 6H2O. Apabila dilarutkan dalam air, garam ini akan ada dalam bentuk ion kompleks  Ni(H2O)6 dan ion NO3-. Pada prinsipnya ion kompleks tersebut melibatkan proses penggantian ligan H2O dengan ligan NH3 yang diikuti dengan oksidasi atom pusat Ni2+ menjadi Ni3+ (Tim Dosen Kimia Anorganik, 2010; 22).

IV.ALAT DAN BAHAN
A.     Alat
1.      Gelas kimia 250 mL
2.      Gelas kimia 100 mL
3.      Gelas ukur 10 dan 50 mL
4.      Pembakar spiritus
5.      Kaki tiga dan kasa asbes
6.      Batang pengaduk
7.      Corong biasa
8.      Gelas arloji 2 buah
Bahan :
1.      Kristal Ni(NO3)2.6H2O
2.      Kristal (NH4)2CO3
3.      Larutan NH4OH pekat
4.      Larutan H2O2 30 %
5.      Kertas saring
6.      Etanol (C2H5OH)
7.      Aquadest
8.      Korek api
9.      Tissue

V. PROSEDUR KERJA
1. Melarutkan 7,5 gram (0,026 mol) kristal Ni(NO3)2.6H2O dalam 15 mL aquadest hingga diperoleh larutan nikel yang homogen.
2. Mencampurkan 10 gram (0,105 mol) (NH4)2CO3 dalam 30 mL aquadest dalam gelas piala lain kemudian menambahkan 30 mL NH4OH. Sambil diaduk menuangkan campuran ini kedalam larutan nikel dalam gelas piala pertama.
3. Menambahkan perlahan-lahan 4 mL H2O2 30 %. Selanjutnya memanaskan campuran yang terbentuk hingga volume larutan tinggal kira-kira 40-50 mL. Selama pemanasan menambahkan 2,5 gram (0,025 mol) (NH4)2CO3 untuk penyempurnaan. Perhatian : Menjaga pemanasan sedemikian hingga larutan tidak mendidih.
4. Selanjutnya mendinginkan larutan dan kemudian menyimpan larutan dalam beberapa hari hingga diperoleh Kristal.
5. Memisahkan kristal yang terbentuk dengan cara penyaringan dan mencucinya dengan aquadest.
6. Selanjutnya melakukan pemurnian kristal dengan menambahkan sedikit etanol.

VI. HASI PENGAMATAN
            7,5 gram Ni(NO3)2.6H2O (hijau) + 15 ml air (bening)              larutan hijau (larutan 1).
            10 gram (NH4)2CO3 (putih) + 30 mL air (bening)             larutan bening + 30 mL  NH4OH (bening)     larutan bening + larutan hijau (larutan 1)   larutan biru + 4 mL H2O2 30 %              larutan biru (terdapat gelembung) dipanaskan   larutan biru + 2,5 gram (NH4)2CO3 dipanaskan         larutan biru muda.
VII. ANALISIS DATA
Dik :   n Ni(NO3)2.6H2O = 0,026 mol
            n (NH4)2CO3 = 0,104 mol
            Mr [Ni (NH3)4CO3]+ = 249 gmol-1
Dit :     Massa teori =              ?
Penye :
            Persamaan reaksinya :
            Ni3+      +    CO32-    +    4NH3                 [Ni (NH3)4CO3]+
Mula   0,026       0,104           0,510                               -
Raksi   0,026        0,026          0,026                               0,026
Sisa     -               0,078          0,406                               0,026
            Massa [Ni (NH3)4CO3]+       = n x Mr
                                                         = 0,026 mol x 249 gmol-1
                                                                            = 6,474 gram
VIII. PEMBAHASAN
            Pada percobaan [Ni (NH3)4CO3]+ ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan dan pemurnian ion kompleks [Ni (NH3)4CO3]+ . Pada pembuatan ion kompleks tersebut digunakan Ni(NO3)2.6H2O  berfungsi sebagai  penyedia atom pusat Ni. Kristal dilarutkan dengan aquadest. Setelah Kristal dilarutkan dengan air, warna larutan menjadi hijau yang menandakan bahwa Kristal Ni(NO3)2.6H2O ini telah terionisasi dalam aquadest tersebut. Kemudian diaduk sehingga mempercepat Kristal larut dalam aquadest (larutan homogen). Adapun reaksinya :
            Ni(NO3)2.6H2O    H2O      [Ni(H2O)6]2+ +2NO32-
            Selanjutnya, melarutkan Kristal (NH4)2CO3 dengan aquadest. Disini (NH4)2CO3 berfungsi sebagai penyedia ligan yaitu ligan NH3 dan CO32-. Adapun reaksinya :
            (NH4)2CO3           H2O       2NH42+ + CO32-
            Larutan ini ditambahkan NH4OH yang berfungsi untuk memperkuat spesi ligan amin. Persamaan reaksinya :
            2 NH4OH + 2NH42+            4 NH3 + 2H+ + 4H2O
            Larutan yang terbentuk dicampurkan dengan larutan nikel dengan cara menambahkan larutan ini kedalam larutan nikel. Terjadi perubahan warna setelah larutan dicampurkan. Larutan yang tadinya berwarna hijau menjadi biru. Hal ini menandakan terjadi pendesakan ligan. Yaitu ligan NH3 mendesak ligan H2O. Adapun persamaan reaksinya :
            [Ni(H2O)6]2+ + CO32- + 6NH3             [Ni (NH3)4CO3] + 6H2O
            Selanjutnya larutan ini ditambahkan H2O2 untuk mengoksidasi Ni2+  menjadi Ni3+. Hal ini dapat dilihat pada saat penambahan H2O2  dalam larutan terbentuk gelembung. Gelembung yang terbentuk ini adalah gelembung O2 . H2O2 ini merupakan oksidator sehingga mampu mengosidasi Ni2+  menjadi Ni3+ . Adapun reaksinya :
            [Ni (NH3)4CO3] + 2 H2O2            [Ni (NH3)4CO3]+   +  O2  + 2H2O
            Setelah itu, larutan ini dipanaskan dan pemanasan dijaga hingga larutan tidak mendidih. Tujuan dari pemanasan ini adalah untuk menguapkan air yang terkandung dan tujuan pemanasan dijaga hingga tidak mendidih adalah untuk menjaga agar ligan amin tidak ikut menguap bersama air karena apabila ligan aminnya menguap maka tidak akan terbentuk Kristal [Ni (NH3)4CO3]+  sehingga pada proses pemanasan, ditambahkan beberapa gram Kristal (NH4)2CO3 sedikit demi sedikit untuk mengganti ligan amin yang dikwatirkan menguap bersama air. Tujuan dari penguapan air adalah untuk mempermudah ligan amin membentuk ion kompleks dengan nikel serta karbonat.
            Larutan ini didiamkan dalam beberapa agar  terbentuk Kristal. Tetapi  pada percobaan ini tidak diperoleh Kristal. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa factor diantaranya proses pengadukan yang kurang optimal menyebabkan ligan-ligan dengan atom pusat kurang membentuk kompleks. Selain itu, proses pemanasan yang kurang baik menyebabkan banyaknya ligan amin yang menguap sehingga tidak terbentuk Kristal. Hal lain yang juga dapat mempengaruhi sehingga tidak terbentuk Kristal adalah pengaruh pengenceran NH4OH.
            Berdasarkan teori, bentuk struktur dari Kristal ion kompleks [Ni (NH3)4CO3]+  adalah segi empat bipiramida.
                                                                      NH3                                                             +



                   O     C               O                                                    NH3
                                                                    Nnn
                                      O                                                  NH3


                                                                          NH3

IX. PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan maka dapat disimpulkan bahwa ;
1.      Pembuatan ion kompleks [Ni (NH3)4CO3]+  dibuat dengan mencampurkan larutan Ni(NO3)2.6H2O dengan larutan (NH4)2CO3 yang telah ditambahkan dengan NH4OH, kemudian campuran tersebut ditambahkan larutan H2O2 30 % dan dipanaskan hingga volumenya 50 mL. Kemudian larutan didinginkan sehingga diperoleh ion kompleks tetraamin karbonato nikel (III) [Ni (NH3)4CO3]+  dalam bentuk kristal.
2.      Kristal [Ni (NH3)4CO3]+  dapat dimurnikan dengan cara pencucian dengan aquadest serta etanol.
B. Saran
                 Diharapkan pada percobaan ini, cara pengadukan dan pemanasannya dilakukan dengan baik sehingga dapat memperoleh kristal.









DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Ion Kompleks. (http : // www. Chem-is-try.org). Diakses pada tanggal 22 Mei 2010. Makassar.
Ramlawati. 2005.  Kimia Anorganik Fisik. FMIPA. UNM. Makassar.
Rivai, Harrizul. 1994. Asas Pemeriksaan Kimia. UI-Press. Jakarta.
Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.         Kolgam Media Pustaka. Jakarta.
Tim Dosen Kimia Anorganik. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik.  FMIPA UNM. Makassar.

Penentuan Bilangan Koordinasi Kompleks Tembaga II


I.           JUDUL PERCOBAAN
Penentuan Bilangan Koordinasi Kompleks Tembaga II

II.         TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan bilangan koordinasi kompleks dengan bahan CuCl2  2 H2O

III.       LANDASAN TEORI           
Senyawa yang tersusun atas satu atom pusat, biasanya logam atau kelompok atom seperti VO, VO2, dan TiO yang dikelilingi oleh sejumlah anion atau molekul netral disebut senyawa kompleks. Anion atau molekul netral disebut senyawa kompleks. Anion atau molekul netral yang memiliki atom pusat atau kelompok atom itu disebut dengan ligan. Jika ditinjau dari sistem asam-basa lewis, atom pusat atau kelompok atom dalam senyawa kompleks tersebut bertindak sebagai asam lewis, sedangkan ligannya bertindak sebagai basa lewis. Ikatan yang terjadi antara ligan dan atom pusat merupakan ikatan kovalen koordinasi. Sehingga senyawa kompleks disebut pula senyawa koordinasi. Jumlah muatan kompleks ditentukan dari penjumlahan muatan ion pusat dan jumlah muatan ligan yang membentuk kompleks (Ramlawaty, 2005; 1).
Senyawa molekular yang mengandung logam transisi blok d dan ligan yang disebut senyawa koordinasi. Bilangan koordinasi ditentukan oleh ukuran atom logam pusat, jumlah elektron d, efek sterik ligan. Dikenal kompleks dengan bilangan koordinasi antara 2 dan 9. Khususnya kompleks bilangan koordinasi 4 sampai 6 adalah yang paling labil secara elektronik dan secara geometri dan kompleks dengan bilangan koordinasi 4-6 yang paling banyak dijumpai (Anonim, 2010).
Menurut anonim (2010) kompleks dengan berbagai bilangan koordinasi dideskripsikan menjadi enam bagian:
1.       Kompleks bilangan koordinasi dua
2.       Kompleks bilangan koordinasi tiga
3.       Kompleks bilangan koordinasi empat
4.       Kompleks bilangan koordinasi lima
5.       Kompleks bilangan koordinasi enam
6.       Kompleks bilangan koordinasi lebih tinggi dari enam
Proses pembentukan senyawa kompleks koordinasi adalah perpindahan satu atau lebih pasangan elektron dari ligan ke ion logam. Jadi, ligan bertindak sebagai pemberi elektron dan ion logam sebagai penerima elektron. Sebagai akibat dari perpindahan kerapatan elektron ini, pasangan elektron menjadi kepunyaan bersama antara ion logam dan ligan, sehingga terbentuk ikatan pemberi penerima elektron. Keadaan-keadaan antara mungkin saja terjadi, namun jika pasangan elektron itu terikat kuat pada kedua sarah tersebut, maka ikatan kovalen sejati dapat terbentuk. Bergantung pada susunan elektronnya, ion logam dapat menerima sejumlah pasangan elektron, sehingga ion logam itu dapat berikatan koordinasi dengan sejumlah ligan. Jumlah ligan yang dapat diikat oleh ion logam itu disebut bilangan koordinasi senyawa kompleks (Sunarya, 2003; 184).
Pada beberapa senyawa kompleks koordinasi, ikatan antara ion logam dan ligan tidak begitu kuat. Bila dilarutkan dalam air, senyawa-senyawa kompleks yang memiliki bilangan koordinasi lebih dari satu berlangsung secara bertahap dalam penambahan ligan satu persatu. Mula-mula sekali terbentuk senyawa kompleks 1:1 antara ion logam dan ligan, kemudian 1:2 dan seterusnya. Misalnya pembentukan senyawa kompleks antara ion tembaga dan ligan NH3 (Atkins, 1997; 186).
Bilangan koordinasi menyatakan jumlah ruangan yang tersedia disekitar atom atau ion pusat dalam apa yang disebut bulatan koordinasi, yang masing-masingnya dapat dihuni satu ligan (monodentat). Bilangan koordinasi untuk ion tembaga dalam [Cu(NH3)4]2+ adalah 4. Kristal CuCl2. 6H2O dan kristal CuSO4. 5H2O adalah kristal yang berhidrat atau mengikat air, sehingga jika dilarutkan dalam pelarut air akan menyebabkan kristal Cu2+ berhidrat menjadi lebih banyak dilingkupi oleh air (proses sulvasi), sehingga pembentukan senyawa kompleks Cu (II) akan sulit dan berlangsung lambat. Namun apabila kristal berhidrat tersebut dilarutkan dalam pelarut yang mengikat hidrat , seperti alkohol 96%, maka proses pembentukan senyawa kompleks Cu (II) akan lebih mudah dan berlangsung cepat. Ammonia merupakan ligan netral yang penting yang membentuk kompleks dengan ion logam (Tim Dosen, 2010; 25).

IV.      ALAT DAN BAHAN
A.      Alat
1.       Buret 50 mL 2 buah
2.       Gelas kimia 100 mL 3 buah
3.       Batang pengaduk
4.       Gelas ukur 10 mL dan 50 mL
5.       Pipet gondok 10 mL
6.       Pipet ukur 25 mL
7.       Erlenmeyer 100 mL 3 buah
8.       Neraca analitik
9.       Spatula
10.   Kaca arloji
11.   Labu ukur 100 mL
12.   Thermometer 110oC
13.   Klem dan statif
14.   Ball pipet
15.   Corong biasa
16.   Botol semprot
17.   Pipet tetes



B.      Bahan
1.       Alcohol 96%
2.       Aquades
3.       NH4OH 17 M
4.       Kristal CuCl2. 2H2O
5.       Kristal Na2B4O7
6.       Tissue
7.       Larutan HCl
8.       Indicator metal orange
9.       Indicator pp

V.        PROSEDUR KERJA
1.       Penentuan Bilangan Koordinasi Kompleks dengan Bahan CuCl2 . 2H2O
a.       Pembuatan Larutan CuCl2 0,5 M danLarutan NH3
1.       Membuat 50 mL larutan CuCl2 0,5 M dalam gelas kimia 100 mL dengan melarutkan 4,30 gram kristal CuCl2 . 2H2O dalam 50 mL alkohol 96%.
2.       Membuat 50 mL larutan NH35,1 M dalam gelas kimia 100 mL dengan mengencerkan 15 mL larutan NH4OH 17 M dalam 35 mL larutanalkohol 96%.

b.      StandarisasiLarutan NH3
1.       Dibuat 100 mL larutan Na2B4O7 0,05 N secara kuantitatif, dengan cara melarutkan 1,90 gram kristal Na2B4O7 . 10 H2O dengan aquades, kemudian mengencerkan secara kuantitatif sampai tanda batas pada labu ukur 100 mL.
2.       Mengisi buret dengan cuplikan HCl dan memipet 10 mL larutan Na2B4O7 dan memasukkan kedalam labu erlenmeyer kemudian menambahkan 2 tetes indikator metil jingga. Menitrasilarutan Na2B4O7 sampai warnanya berubah. Mengulangi sebanyak tiga kali.
3.       Dengan ball pipet, mengambil 10 mL larutan NH3 dan memasukkan kedalam erlenmeyer. Kemudian menambahkan 2 tetes indikator pp dan menitrasi dengan menggunakan HCl sampai larutan menjadi tidak berwarna. Melakukan titrasi sampai minimal 3 kali.
2.       Penentuan Bilangan Koordinasi Kompleks Cu(NH3)2+ dengan metode titrimometri
A.      Mengisi buret dengan larutan NH3 yang telah distandarisasi, lalu memipet 10 mL larutan CuCl2 secara kuantitatif dan memasukkan kedalam labu erlenmeyer 100 mL.
B.      Melakukan penambahan larutan NH3 dari dalam buret kedalam erlenmeyer yang berisi 10 mL larutan CuCl2 secara bervariasi, sesuai dengan perbandingan mol antara mol NH3 dan mol Cu2+ dalam tahapan reaksi pembentukan kompleks secara perhitungan teoritis.
C.      Dalam setiap penambahan  NH3 mengamati dan mencatat perubahan suhu dan warna larutan yang terbentuk (pengamatan suhu dan warna dilakukan sebelum penambahan NH3).

VI.      HASIL PENGAMATAN
1.       PenentuanBilanganKoordinasiKompleksdenganBahanCuCl2 . 2H2O
A.      PembuatanLarutan CuCl2 0,5 M danLarutan NH3
4,30 g CuCl2 . 2H2O (biru) + 50 mL alkohol 96% (bening)             50 mL larutan CuCl2 (hijautua).
15 mL larutanNH4OH (bening) + 35 mL alkohol 96% (bening)            50 mL larutan NH3 (bening).

B.      StandarisasiLarutan NH3
1,90 gram Na2B4O7 . 10 H2O (putih) diencerkan dengan aquades 100 mL larutan Na2B4O7
10 mL larutan Na2B4O7 (bening) + 2 tetes indikator MO     larutan berwarna jingga  dititrasi 3 kali larutan berwarna mera hmuda.
Adapun volume titran yang dipakai:
V1= 0,8 mL; V2= 0,8 mL; V3= 0,8 mL
10 mL larutan NH3 (bening) + 2 tetes indikato rpp (bening)    larutan berwarna ungu dititrasi menggunakan HCl  larutan tak berwarna (bening).
Adapun vulome titran yang dipakai adalah:
V1= 14,70 mL
V2= 14,80 mL
V3= 14,60 mL

2.       Penentuan Bilangan Koordinasi Kompleks Cu(NH3)2+ dengan metode titrimometri
10 mL larutan CuCl2 (hijau tua) dititrasi dengan NH3   data sebagai berikut:
No
Perlakuan
Volume NH3 (mL)
Suhu (oC)
Warna
1
Titrasi I
2,73
31
Biru kehijauan
2
Titrasi II
5,46
33
Biru
3
Titrasi III
8,19
34
Biru tua
4
Titrasi IV
10,92
35
Biru tua
5
6
Titrasi V
Titrasi  VI
13,65
16,38
32
31
Biru tua
Biru tua

VII.    ANALISIS DATA
1.       Konsentrasi CuCl2
Dik: m CuCl2 . 2 H2O           = 4,30 gram
       Mm CuCl2 . 2 H2O        = 170,5 gmol-1
       Volume                       = 50 mL = 0,05 L
Dit: M CuCl2 =
Peny:
M CuCl2  =
M CuCl2 =
M CuCl2 =
M CuCl2 = 0,4988 M

2.       NormalitasNa2B4O7
V1 . M1 = V2 . M2
50 mL . 17 M = V2 . 8,5 M
V2 = 100 mL

N = n . M


N Na2B4O7 =
N Na2B4O7 =
N Na2B4O7 = 0,0988 N

3.       NormalitasHCl
NHCl =
NHCl = 1,248 N

4.       Normalitas NH3
NNH3=
NNH3 = 1,834 N

5.       Volume NH3 yang harusditambahkan
Mmol CuCl2~mmol NH3
MmolCuCl2 . 2 H2O =
MmolCuCl2 . 2 H2O =
MmolCuCl2 . 2 H2O = 0,025 mol



Untuk VNH3
mmol NH3 =
V NH3 =
V NH3 =
V NH3 =
Jadi volume NH3 yang harus ditambahkan dalam setiap titrasi adalah 2,73 mL

VIII.         PEMBAHASAN
Pada penentuan bilangan koordinasi kompleks Cu (II) menggunakan bahan CuCl2.2H2O yang dilarutkan menggunakan larutan alkohol 96%. Larutan alkohol ini nantinya akan mengikat air yang ada pada kristal sehingga menghasilkan CuCl2 yang berwarna hijau. Dari hasil analisis data maka diperoleh konsentrasi CuCl2 yaitu 0,9409 M. Adapun persamaan reaksinya,yaitu:
            CuCl2.H2O (s)            C2H5OH               CuCl2 (aq) + H2O (aq)
Selanjuutnya dilakukan juga pembuatan NH3 dari NH4OH 17 M. NH4OH ini juga diencerkan dengan menggunakan alcohol 96% yang juga berfungsi  untuk mengikat air. Persamaan reaksi yang terjadi, yaitu:
            NH4OH (aq)       C2H5OH      NH3(aq) + H2O (l)
Larutan NH3 yang terbentuk terlebih dahulu distandarisasi untuk menentukan konseentrasi larutan yang sebenarnya. Standarisasi larutanNH3 dilakukan dengan menggunakan titran larutan HCl, di mana larutan HCl ini juga terrlebih dahulu distandarisasi dengan menggunakan larutan Na2B4O7 yang dibuat dari kriistal Na2B4O7.H2O. Dari hasil analisi data diperoleh normalitas dari Na2B4O7 0,0988 N. larutan Na2B4O7 merupakan larutan standar primer sedangkan laruutan HCl merupakan larutan standar sekunder yang muddah mengalami perubahan dalam penyimpanan. Selanjutnya memipet 10 ml kemudian menambahkan indicator MO yang bertujuan untuk menentukan titik akhir titrasi yang ditandai dengan perubahan warna dari kuning menjadi merah mudah. Indikator MO digunakan sebagai indicator sebab larutan yang dititrasi bersifat asam, sehingga harus digunakan indicator yang bersifat basa. Dari hasil analisis data diperoleh Normalitas HCl sebesar 1,248 N.Persamaan reaksi yang terjadi :
     Na2B4O7.10H2O + 2HCl                            2NaCl + 4H3BO3 + 5H2O
            Larutan  HCl yang telah diketahui konsentrasinya dipakai untuk standarisasi larutan NH3 dengan cara memipet 10 ml larutan NH3 kemudian menambahkan indicator PP yang bertujuan untuk menentukan titik akhir titrasinya yang ditandai dengan perubahan warna dari warna ungu muda menjadi bening. Dari standarisasi tersebut konseentrasi dapat ditentukan yaitu sebesar 1,834 N. Adapun persamaan reaksinya ,yaitu
            NH3      +      HCl                  NH4CL
Pada penentuan bilangan koordinasi kompleks [Cu(NH3)]2+ dilakukan dengan menggunakan metode titrimometric. Metode titrimometri merupakan metode titrasi yang menggunakan perubahan suhu untuk menetukan titik akhir titrasi dari suatu reaksi volumetric. Dalam percobaan ini, dilakukan penambahan NH3 (ligan) secara bertahap sesuai dengan perbandingan mol Cu2+ yaitu sebesar 2,73 ml. Jadi, volume NH3 yang harus dalam perbandingan 1:1 yaitu 2,73 ml. begitu pula dengan penambahan NH3 sampai  perbandingan 1:6 harus dengan kelipatan volume yang diperoleh (2,73 ml).
Untuk Cu2+ : NH3 (1:1) suhu yang diperoleh 310C dan berwarna biru kehijauan. Untuk perbandingan (1:2) suhu yang diperoleh 330C dan berwarna biru. Untuk perbandingan (1:3) suhu yang diperoleh 340C dan berwarna biru tua.  Untuk perbandingan (1:4) suhu yang diperoleh 350C dan berwarna biru tua. Suhu yang diperoleh naik terus sampai perbandingan (1:4) pada proses pergantian ligan. Hal ini telah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa suhu semakin meningkat hingga penambahan empat kalinya. Untuk perbandingan  (1:5) suhu yang diperoleh 330C dan berwarna biru tua dan untuk perbandingan (1:6) suhu yang diperoleh 320C dan berwarna biru tua. Hal ini  telah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa Cu2+  hanya dapat mengikat empat ligan tau hanya memiliki bilangan koordinasi empat.

IX.       KESIMPULAN DAN SARAN
A.      Kesimpulan
1.       Konsentrasi larutan CuCl2, Na2B4O7, HCl, dan NH3      masing-masing 0,4980 M, 0,0988 M, 1,248 M dan 1,834 M.
2.       Bilangan koordinasi Cu2+ adalah empat yang menunjukkan bahwa ion pussat Cu2+ hanya mampu menyediakan empat ruanng untuk ditempati ligan NH3

B.      Saran
Diharapkan agar menghitung volume NH3 dengan cermat agar hasil yang didapatkan sesuai dengan teori.












DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Bilangan Koordinasi dan Struktur. (http://www.chem-is-try.org/bilangan_koordinasi/).

Atkins. 1997. Kimia Fisika Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Ramlawati. 2005. Kimia Anorganik Fisik. Makassar: FMIPA UNM.

Sunarya, Yayan. 2003. Ikatan Kimia. Bandung: JICA.

Tim Dosen Kimia Anorganik. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Makassar: jurusan kimia  FMIPA UNM.