BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pernahkah kita memperhatikan bahwa seorang anak biasanya mewarisi sifat-sifat kedua orang tuanya? Namun ternyata tidak semua sifat orang tua akan diwariskan kepada anak-anaknya.
Sejak dahulu kita sudah mengetahui bahwa pada umumnya seorang anak memiliki kemiripan dengan orang tuanya, baik wajahnya, tingkah lakunya, atau kesukaannya. Dalam hal ini, ada pepatah dalam bahasa Inggis yang berbunyi: “like father like son”. Artinya, orang tua dan anak sama saja. Di negara kita juga ada pepatah seperti itu yang berbunyi “air cucuran jatuhnya ke pelimbahan juga”.
Namun demikian, kita masih sering mendengar anggapan keliru, seolah sifat kejiwaan atau kebiasaan seseorang berhubungan dengan keturunannya. Misalnya seorang olahragawan yang memilki lengan berotot dipastikan kelak akan memiliki anak laki-laki yang juga berototkuat. Seseorang yang suka mencuri atau pemabuk tidak dianggap aneh karena ayahnya pun terkenal sebagai pencuri dan pemabuk.
Dulunya masalah pewarisan sifat masih menjadi teka-teki rahasia yang memiliki tanda Tanya besar. Hingga akhirnya Gregor Mendel yang kita kenal sebagai Bapak Genetika, seorang rahib berkebangsaan Austria melakukan percobaan yang kelak mendasari disiplin ilmu yang sekarang kita kenal sebagai genetika. Namun demikian, teka-teki mengenai pewarisan sifat ini masih belum seluruhnya diketahui hingga saat ini. Hal paling penting dengan ditemukannya ilmu genetika yaitu bahwa kita dapat mengetahui bahwa sifat atau karakter induk tidak dapat begitu saja diturunkan kepada keturunannya, melainkan melalui suatu faktor yang kemudian kita kenal sebagi gen.
Dalam praktikum kali ini, kita akan mencoba meneliti sifat-sifat baka yang ada pada manusia dan membandingkannya antara sifat baka yang dimiliki antara orang yang satu dengan yang lainnya.
B. Tujuan
Membuktikan angka-angka perbandingan genotif dan fenotif dari hukum Mendel dan dasar genotif beberapa sifat baka pada manusia.
C. Manfaat
Melalui praktikum ini mahasiswa mampu membandingkan sifat dominan dan sifat resesif yang ada pada dirinya serta mahasiswa mendapat pengetahuan yang lebih dalam mengenai hereditas atau kebakaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fakta bahwa anak-anak mirip dengan orang tua mereka merupsksn suatu contoh dari pewarisan (inheritance) atau hereditas dengandemikian, kucing beranak kucing, anjing beranak anjing, dan manusia beranak manusia. Dalam kelompok –kelompok tersebut, sifat-sifat herediter spesifik dari induk orang tua ditemukan dalam derajat yang berbeda-beda pada anak-anaknya. Istilah modern bagi mekanisme hereditas adalah genetika. Setelah ditemukannya sperma (abad ketujuh belas) dan sel telur (abad kesembilan belas), berkembang diskusi-diskusi yang bersemangat mengenai ide bahwa ada manusia mungil yang telah terbentuk sebelumnya dalam gamet-gamet tersebut dengan demikian, karakteristik-karakteristik hereditas disangka sudah ada sebelumnya fetilisasi terjadi. Dipandang bahwa darahlah yang membawa materi penentu sifat-sifat yang diwariskan menjadi popular. Para bangsawan disebut memiliki darah biru dan sifat yang mematikan dianggap merupakan dari darah yang buruk. Gregor mendel lahir di Austria tahun 1822, kemudian menjadi seorang biarawah disebuah biara yang terletak dikota yang sekarang dikenal Brno, Republik Ceko (saat itu merupakan bagian dari Kekaisaran Austro-Hugaria). Ia diberi sebuah kebun kecil dimana ia menyadakan percobaan-percobaaan menggunakan kacang ercis. Usaha-usahanya untuk memecahkan misteri-misteri genetik dimasanya ternyata berhasil, bahkan melampaui khayalan-khayalan santifiknya yang paling liar, tetapi ia tidak tahu bahwa ia telah melatakkan dasar permenen bagi apa yang sekarang disebut genetika klasik. Baru setelah kematian Mendel, pengalaman –pengalaman dan teori-teorinya di akui sebagai dasar-dasar bagi genetika modern (Fried, 2000).
Menurut, Anonim. 2010. Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan Mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:
- Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel.
- Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel (Anonim, 2010).
Menurut, Anonim, 2010. Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya. Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:
1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar di sebelah), dan alel dominan (nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).
- Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww dalam gambar di sebelah) dan satu dari tetua betina (misalnya RR dalam gambar di sebelah).
- Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB pada gambar 2), alel dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif (s atau b) yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya.
Hukum mendel kedua dan perlakuan bebas alel nonhomolog, prinsip segregasi berlaku untuk kromosom homolog. Kita bahwa pasangan pasangan kromosom homolog yang berbeda mengatur sendiri pada khatulistiwa metaphase I dengan cara bebas dan tetap bebas selama meiosis. Sebagai akibatnya gen-gen yang terletak dikromosom nonhomolog ( dengan katra lain, gen-gen yang tidak terpaut mengalami pemilihan yang bebas selama meiosis). Bila kita kembali kepercobaan-percobaaan mendel dan membayangkan kita mengamati pada tanaman bulat kuning heterozigot yang dihasilkan dari pembuahan telur RY oleh sperma ry, maka dua kromosom maternal akan membawa alel-alel R pada satu dan Y pada yang lain, dan dua homolog peternal akn membahwa ale-alel r dan y. Pada metafase I, kedua perangkat homolog mungkin berjajar sedemikian sehingga kedua kromosom perternal pada satu sisi dan kedua kromosom maternal pada sisi yang berlainan dari piringan metaphase, seperti kromosom-kromosom itu mungkin menerima susunan yang goyah, sebagai hasil sperempat produk meiosis dari banyak meiosis R dan y, dan seperempat Y dan r, (Goodenaugh, 1988).
Mendel juga memastikan bahwa dia memulai percobaannya dengan varietas galur murni, yang berarti ketika tamanam menyerbuk sendir, semua keturunannya akan mempunyai varietas yang sama. Contohnya, suatu tanaman yang bunganya ungu adalah perkawinan galur murni jika biji nyang dihasilkan melalui penyerbukan sendiri menghasilkan tanaman yang juga mempunyai bunga ungu. Dalam sebuah percobaan pengembangbiakan yang biasa dilakukan mendel biasanya akan melakukan penyerbukan silang terhadap varietas ercir gulur murni dan konstan- contohnya tanaman yang bunganya ungu dan tanaman yang bunganya putih (Campbell, 2002).
Mekanisme penurunan sifat dari parental tehadap individu anaknya pertama kali ditemukan oleh Gregor Mandel (1826-1884) dengan meneliti penurunan cirri-ciri baka pada kacang kapri (Pisum sativum). Dengan mengawingkan strain galur murni dari suatu fenotif yang berbeda, misalnya kacang kapri yang bunganya merah disilangkan dengan bungan yang bunganya warna putih. Hasil persilangan tersebut menunjukkan bahwa turunan pertama (F1) semuanya mempunyai warna bungan seperti salah satu dari perentalnya (merah atau putih semua). Kalau generasi F1 dibiarkan menyerbuk sendiri maka warna bungan dari generasi F2 akan memisah dengan perbandingan 3 bagian bungannya berwarna seperti perentalannya (generasi F1) dan 1 bagian seperti warna bunga warna bunga kakekatau neneknya yang tidak muncul pada generasi F1. Dengan demikian mendel menjelaskan masing-masing sifat baka diatur oleh sepasang “faktor” yang akan memisahkan gamet, sehingga masing-masing gamet hanya mengandung satu “faktor” untuk sifat baka tertentu (Tim pengajar, 2010).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Kamis, 23 Desember 2010
Waktu : Pukul 12.00 s.d. 14.00 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi lantai III FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
1. Praktikan itu sendiri
2. Daftar fenotif
Daftar fenotif sifat baka manusia yang dikontrol oleh 1 gen dengan 2 alel dan masing-masing alel menghasilkan fenotif yang jelas, yaitu :
a) Lesung dagu merupakan sifat dominan (D).
b) Ujung daun telinga menggantung bebas merupakan sifat dominan (E).
c) Orang meletakkan ibu jari tangan kiri di atas ibu jari tangan kanan pada waktu menjalinkan jari-jari tangan, merupakan sifat dominan (F).
d) Orang memiliki sifat ruas jari kelingking paling ujung menyerong ke arah dalam (ke arah jari manis) merupakan sifat dominan (B).
e) Rambut dari menjorok merupakan sifat dominan (W).
f) Rambut pada jari: tumbuhnya rambut pada kedua ruas dari jari tangan merupakan sifat dominan (M).
g) Lesung pipi merupakan sifat dominan (P).
h) Orang yang dapat menggulung lidahnya memanjang merupakan sifat dominan (L).
i) Orang yang mempunyai gigi seri atas bercelah merupakan sifat dominan (G).
C. Prosedur Kerja
1. Memeriksa fenotif dari setiap sifat baka yang ada pada setiap daftar fenotif yang tertera pada buku penuntun. Mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan.
2. Menandai dengan menggunakan (-) pada gen kedua apabila ada fenotif yang dominan.
3. Mencatat data yang diperoleh dari teman-teman kelompok serta teman kelas dan menghitung persentasenya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
1. Data pribadi
No | Ciri/Sifat Baka | Fenotif |
1 | Ada lesung dagu (D), tidak ada (d) | dd |
2 | Anak daun telinga menggantung (E), menempel (e) | ee |
3 | Ibu jari tangan kiri di atas (F), di bawah (f) | ff |
4 | Ruas jari kelingking terujung menyerong ke dalam (B), tidak menyerong (b) | B_ |
5 | Rambut dahi menjorok (W), tidak menjorok (w) | ww |
6 | Rambut pada jari (M), tidak ada rambut (m) | M_ |
7 | Lesung pipi (P), tidak ada (p) | pp |
8 | Lidah dapat digulung memanjang (L), tidak dapat digulung memanjang (l) | ll |
9 | Gigi seri atas bercelah (G) gigi seri atas tidak bercelah (g) | gg |
2. Data kelompok III
Gigi seri | gg | v | V | v | v | v | 5 |
G | - | - | - | - | - | 0 | |
Lidah | ll | v | - | - | v | v | 3 |
L | - | V | v | - | - | 2 | |
Lesung pipi | pp | v | - | v | v | v | 4 |
P | - | V | - | - | - | 1 | |
Rambut tangan | mm | - | - | - | - | - | 0 |
M | v | V | v | v | v | 5 | |
Rambut dahi | ww | v | V | v | v | v | 5 |
W | - | - | - | - | - | 0 | |
Ruas jari | bb | - | - | - | - | - | 0 |
B | v | V | v | v | v | 5 | |
Ibu jari | ff | v | V | - | v | v | 4 |
F | - | - | v | - | - | 1 | |
Daun telinga | ee | v | v | - | - | v | 3 |
E | - | - | v | v | - | 2 | |
Lesung dagu | dd | v | v | v | v | v | 5 |
D | - | - | - | - | - | 0 | |
Nama | Daftar fenotip | Hasnawati | Reny | Devita Sarasak | Intan Elvira | Hariadi | Jumlah |
3. Data kelas
Gigi seri | gg | 3 | 5 | 5 | 3 | 4 | 3 | 3 | 4 | 30 |
G | 1 | 2 | 0 | 2 | 0 | 1 | 1 | 1 | 7 | |
Lidah | ll | 3 | 3 | 3 | 1 | 1 | 2 | 2 | 1 | 16 |
L | 1 | 4 | 2 | 3 | 3 | 2 | 2 | 4 | 21 | |
Lesung pipi | pp | 2 | 7 | 4 | 3 | 3 | 4 | 4 | 4 | 31 |
P | 2 | 0 | 1 | 1 | 1 | 0 | 0 | 1 | 6 | |
Rambut tangan | mm | 0 | 1 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | 2 | 3 |
M | 4 | 6 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 3 | 34 | |
Rambut dahi | ww | 4 | 6 | 5 | 3 | 3 | 3 | 1 | 5 | 30 |
W | 0 | 1 | 0 | 1 | 1 | 1 | 3 | 0 | 7 | |
Ruas jari | bb | 2 | 3 | 0 | 3 | 0 | 0 | 2 | 4 | 14 |
B | 2 | 4 | 5 | 1 | 4 | 4 | 2 | 1 | 23 | |
Ibu jari | ff | 3 | 4 | 4 | 4 | 2 | 2 | 1 | 4 | 24 |
F | 1 | 3 | 1 | 0 | 2 | 2 | 3 | 1 | 13 | |
Daun telinga | ee | 1 | 6 | 3 | 3 | 3 | 0 | 4 | 0 | 20 |
E | 3 | 1 | 2 | 1 | 1 | 4 | 0 | 5 | 17 | |
Lesung dagu | dd | 4 | 7 | 5 | 4 | 3 | 4 | 4 | 4 | 35 |
D | 0 | 0 | 0 | 0 | 1 | 0 | 0 | 1 | 2 | |
Nama | Daftar fenotip | Klp 1 | Klp 2 | Klp 3 | Klp 4 | Klp 5 | Klp 6 | Klp 7 | Klp 8 | Jumlah |
B. Analisis data
a. Data kelompok
G = Jumlah genotif x 100%
Jumlah siswa
F = Jumlah fenotif x 100%
Jumlah siswa
1) Lesung dagu
D = 0 x 100 % = 0 %
5
dd = 5 x 100 % = 100 %
5
2) Telinga menggantung
E = 2 x 100 % = 40 %
5
ee = 3 x 100 % = 60 %
5
3) Ibu jari tangan kiri ke atas
F = 1 x 100 % = 20 %
5
ff = 4 x 100 % = 80 %
5
4) Ruas kelingking menyerong
B = 5 x 100 % = 100 %
5
bb = 0 x 100 % = 0 %
5
5) Rambut dahi menjorong
W = 0 x 100 % = 100 %
5
ww = 5 x 100 % = 100 %
5
6) Rambut pada jari
M = 5 x 100 % = 100 %
5
mm = 0 x 100 % = 0 %
5
7) Lesung pipi
P = 1 x 100 % = 20 %
5
pp = 4 x 100 % = 80 %
5
8) Lidah dapat digulung
L = 2 x 100 % = 40 %
5
ll = 3 x 100 % = 60 %
5
9) Gigi seri atas bercelah
G = 0` x 100 % = 0 %
5
gg = 5 x 100 % = 100 %
5
b. Data kelas
G = Jumlah genotif x 100%
Jumlah siswa
F = Jumlah fenotif x 100%
Jumlah siswa
1) Lesung dagu
D = 2 x 100 % = 5,41 %
37
dd = 35 x 100 % = 94,59 %
37
2) Telinga menggantung
E = 17 x 100 % = 49,95 %
37
ee = 20 x 100 % = 54,05 %
37
3) Ibu jari tangan kiri ke atas
F = 13 x 100 % = 35,14 %
37
ff = 24 x 100 % = 64,86 %
37
4) Ruas kelingking menyerong
B = 23 x 100 % = 62,16 %
37
bb = 14 x 100 % = 37,84 %
37
5) Rambut dahi menjorong
W = 7 x 100 % = 18,92 %
37
ww = 30 x 100 % = 81,08 %
37
6) Rambut pada jari
M = 34 x 100 % = 91,89 %
37
mm = 3 x 100 % = 8,11 %
37
7) Lesung pipi
P = 6 x 100 % = 16,22 %
37
pp = 31 x 100 % = 83,78 %
37
8) Lidah dapat digulung
L = 21 x 100 % = 56,76 %
37
ll = 16 x 100 % = 43,24 %
37
9) Gigi seri atas bercelah
G = 7` x 100 % = 18,92 %
37
gg = 30 x 100 % = 81,08 %
37
C. Pembahasan
1. Data kelompok
Hasil pengamatan untuk data kelompok menunjukkan bahwa tidak seorang pun dari anggota kelompok III yang memiliki lesung dagu (D) atau dengan kata lain 0% semua anggota adalah resesif (dd). 40% dari anggota kelompok memiliki ujung daun telinga yang menggantung (E) dan 60% anggota memiliki ujung daun telinga yang menempel (ee). Saat menjalinkan jari-jari kedua tangan, 20% anggota yang ibu jari tangan kirinya berada di atas (F) dan 80% yang berada di bawah (ff). 100% anggota memiliki jari kelingking yang menyerong ke dalam (B) dan 0% tidak menyerong tidak menjorok (ww). Rambut pada jari (M) dimiliki oleh 100% atau 0% yang tidak memiliki rambut pada jari (mm). Lesung pipi (P) dimiliki 20% anggota dan 80% lainnya tidak memiliki lesung pipi (pp). 40% anggota dapat menggulung lidahnya (L) dan 60% anggota yang tidak dapat menggulung lidahnya (ll). Untuk gigi seri atas bercelah (G) 0% dari anggota kelompok, dengan kata lain 100% anggota tidak memiliki celah pada gigi seri atasnya (gg).
2. Data Kelas
a. Lesung dagu
Persentase sifat dominan (D) lesung dagu adalah 5,41%, ini artinya dari 37 orang yang diamati, ada 2 orang yang memiliki lesung dagu. Sebaliknya untuk resesif (dd) adalah sebesar 94,59%, ini artinya hampir seluruh mahasiswa yang diamati merupakan pembawa sifat resesif untuk lesung dagu.
b. Ujung telinga menggantung
Hasil pengamatan menunjukkan sifat dominan (E) ujung telinga menggantung memiliki persentase sebesar 49,95%. Sedangkan sifat resesifnya sebesar 54,05%. Ini menandakan bahwa sifat resesif lebih banyak jumlahnya pada kelas ini.
c. Letak ibu jari kiri
Persentase sifat dominan (F) ibu jari kiri di atas saat menjalinkan kedua tangan sebesar 35,14%., sedangkan sifat resesif (ff) sebesar 64,86%. Ini menandakan sifat resesif mendominasi kelas ini.
d. Ruas jari kelingking meyerong ke dalam
Persentase sifat dominan (B) ruas jari kelingking menyerong ke dalam sebesar 62,16%, sedangkan sifat resesifnya (bb) sebesar 37,84 %. Ini menandakan sifat dominan lebih banyak pada populasi daripada sifat resesif.
e. Rambut dahi menjorok
Persentase sifat dominan (W) rambut dahi menjorok sebesar 18,92%, sedangkan sifat resesifnya (ww) sebesar 81,01 %. Ini menandakan sifat resesif lebih banyak pada populasi daripada sifat dominan.
f. Rambut pada jari
Persentase sifat dominan (M) rambut pada jari sebesar 91,89%, sedangkan sifat resesifnya (mm) sebesar 8,11 %. Ini menandakan sifat dominan lebih banyak daripada sifat resesif untuk sifat baka ini.
g. Lesung pipi
Persentase sifat dominan (P) lesung pipi sebesar 16,22%, sangat kecil dibandingkan sifat resesifnya (pp) sebesar 83,78%. Ini berarti sifat resesiflah yang lebih banyak pada kelas ini.
h. Lidah digulung memanjang
Persentase sifat dominan (L) lidah digulung memanjang sebesar 56,76%, sedangkan sifat resesifnya (ll) sebesar 43,24 %. Ini menandakan sifat dominan.lebih banyak pada populasi daripada sifat resesif.
i. Gigi seri atas bercelah
Persentase sifat dominan (G) gigi seri atas bercelah sebesar 18,92%, sangat kecil dibandingkan sifat resesifnya (gg) sebesar 81,08%. Ini berarti sifat resesiflah yang lebih banyak pada kelas ini.
Dari semua hasil pengamatan dan analisis data, menunjukkan bahwa antara mahasiswa yang satu dengan yang lain memiliki perbedaan sifat baka masing-masing. Selain itu, juga menunjukkan bahwa sifat resesif lebih banyak dimiliki oleh mahasiswa kelas ini dibandingkan sifat dominan. Hal ini berarti bahwa tidak selamanya sifat dominan harus lebih banyak daripada sifat resesif.
Adapun frekuensi perbandingan antara sifat dominan dan resesif
Data dominan = Gen fenotif keseluruhan kelas x 100%
9
= 2 + 17 + 13 + 23 + 7 + 34 + 6 + 21 + 7
9
= 1444 %
Data fenotif = Gen fenotif keseluruhan kelas x 100%
9
= 35 + 20 + 24 + 14 + 30 + 3 + 31 + 16 +30
9
= 2333 %
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Frekuensi atau persentase gen dominan untuk 9 sifat baka yang diamati adalah 1444%. Adapun frekuensi atau persentase gen resesif untuk 9 sifat baka yang diamati adalah 2333%. Hal ini menunjukkan bahwa sifat dominan pada populasi yang diamati lebih sedikit dibandingkan sifat resesifnya.
B. Saran
1. Diharapkan praktikan lebih memahami materi praktikum dan mengikuti praktikum dengan baik agar hasil yang diperoleh lebih maksimal dan sesuai dengan tujuan praktikum.
2. Diharapkan asisten juga memakai jas asisten saat mendampingi praktikan dalam setiap praktikum.
3. Diharapkan laboratorium lebih terjaga kebersihannya.
BIBLIOGRAPHY
Cempbell. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Fried, Hedemenos. 2000. Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga
Goodenough. 1988. Genetika Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta : erlangga
Tim Pengajar. 2009. Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
LAMPIRAN
Pertanyaan dan jawaban
1. Berapa nilai frekuensi gen dominan dan resesif dalam kelas Anda ?
1) Jawab : Lesung dagu
D = 2 x 100 % = 5,41 %
37
dd = 35 x 100 % = 94,59 %
37
2) Telinga menggantung
E = 17 x 100 % = 49,95 %
37
ee = 20 x 100 % = 54,05 %
37
3) Ibu jari tangan kiri ke atas
F = 13 x 100 % = 35,14 %
37
ff = 24 x 100 % = 64,86 %
37
4) Ruas kelingking menyerong
B = 23 x 100 % = 62,16 %
37
bb = 14 x 100 % = 37,84 %
37
5) Rambut dahi menjorong
W = 7 x 100 % = 18,92 %
37
ww = 30 x 100 % = 81,08 %
37
6) Rambut pada jari
M = 34 x 100 % = 91,89 %
37
mm = 3 x 100 % = 8,11 %
37
7) Lesung pipi
P = 6 x 100 % = 16,22 %
37
pp = 31 x 100 % = 83,78 %
37
8) Lidah dapat digulung
L = 21 x 100 % = 56,76 %
37
ll = 16 x 100 % = 43,24 %
37
9) Gigi seri atas bercelah
G = 7` x 100 % = 18,92 %
37
gg = 30 x 100 % = 81,08 %
37
Data dominan = Gen fenotif keseluruhan kelas x 100%
9
= 2 + 17 + 13 + 23 + 7 + 34 + 6 + 21 + 7
9
= 1444 %
Data fenotif = Gen fenotif keseluruhan kelas x 100%
9
= 35 + 20 + 24 + 14 + 30 + 3 + 31 + 16 +30
9
= 2333 %
Tidak ada komentar:
Posting Komentar