Sistem koloid merupakan campuran yang keadannya berada di antara larutan dan campuran kasar (suspensi). Oleh karena itu, sistem koloid memiliki sifat khas yang berbeda dengan sifat larutan dan suspensi. Sifat yang dimiliki sistem koloid merupakan sifat wujud karena semua wujud zat dapat dibuat menjadi sistem koloid. Koloid tergolong campuran yang partikel-partikelnya terpisah dan pemisahnya adalah air, jadi campuran tersebut secara mikroskopis bersifat heterogen dan merupakan sistem dua fasa. Zat yang didispersikan disebut fasa terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi. Tabel 2.1 adalah beberapa perbedaan antara larutan sejati, koloid, dan suspensi.
Tabel 2.1 Perbedaan Larutan, Koloid, dan Suspensi
| No. | Larutan | Koloid | Suspensi | 
| 1. | Partikel   kurang dari 10-7 cm | Partikel   antara 10-7 Sampai   10-5  cm | Partikel   lebih besar dari10-5  cm | 
| 2. | Homogen | Antara   homogen dan heterogen | Heterogen | 
| 3. | Satu   Fasa | Dua   fasa | Dua   fasa | 
| 4. | Jernih | Keruh | Keruh | 
| 5. | Tidak   memisah jika didiamkan | Tidak   memisah jika didiamkan | Memisah   jika didiamkan | 
| 6. | Tidak   dapat disaring | Tersaring   dengan membran dialysis | Tersaring   dengan kertas saring biasa | 
A.       Macam-macam Sistem Koloid
            Sistem koloid terdiri dua fasa, yaitu fasa terdispersi dan medium pendispersi. Baik fasa terdispersi maupun medium pendispersi dapat berwujud padat, cair, dan gas. Tabel 2.2 berikut merupakan jenis-jenis koloid berdasarkan fasa terdispersi dan medium pendispersinya.
Tabel 2.2 Beberapa Jenis Koloid
| Fasa   Terdipersi | Medium   Pendispersi | Nama | Contoh | 
| Padat | Padat | Sol   padat | Gelas   Berwarna | 
| Padat | Cair | Sol | Tinta,   cat, selai | 
| Padat | Gas | Aerosol | Asap,   debu | 
| Cair | Padat | Emulsi   Padat | Jeli,   mentega, keju | 
| Cair | Cair | Emulsi | Santan,   susu, mayones | 
| Cair | Gas | Aerosol | Kabut,   awan | 
| Gas | Padat | Buih   Padat | Batu   apung | 
| Gas | Cair | Buih | Buih   sabun, krim kocok | 
B.     Sifat Koloid
Suatu sistem koloid dapat dikenali berdasarkan sifat-sifatnya. Contoh sifat koloid adalah sebagai berikut :
1.      Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid, Peristiwa dimana jalannya sinar dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat menghamburkan sinar ke segala arah.
2.      Gerak Brown
Gerak Brown merupakan gerak zig-zag (patah-patah) pertikel koloid secara terus menerus. Gerak Brown hanya dapat diamati menggunakan mikroskop ultra. Nama gerak ini diambil dari penemunya, yaitu seorang ahli biologi berkebangsaan Inggris yang bernama Robert Brown. Gerak Brown dapat tejadi karena ukuran partikel koloid  kecil sehingga tumbukan medium pendispersi pada fasa terdispersi tidak seimbang. Pada larutan juga terjadi gerak Brown, tetapi tidak dapat diamati karena ukuran partikelnya sangat kecil. Sementara itu, pada suspensi tidak terjadi Gerak Brown karena ukuran partikelnya besar sehingga tumbukan dengan medium pendispersi yang dialami partikelnya seimbang.
3.      Elektroforesis
Partikel koloid bermuatan listrik sehingga terpengaruh oleh medan listrik. Gerak partikel koloid dalam medan listrik disebut elektroforesis. Jika sistem koloid dimasuki dua elektroda yang dihubungkan dengan sumber arus searah, partikel koloid akan bergerak ke arah salah satu elektrode berdasarkan muatannya.
4.      Koagulasi
Sistem koloid menjadi tidak stabil jika muatannya berkurang atau dihilangkan. Penghilangan atau pengurangan muatan partikel koloid dapat terjadi dengan menggunakan sel elektroforesis atau sistem koloid yang ditambah larutan elektrolit. Koagulasi dapat terjadi jika sel elektroforesis dialiri arus listrik.
C.     Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Koloid dengan medium pendispersi cair dibedakan menjadi koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil merupakan koloid yang gaya tarik-menarik antara fase terdispersi dan medium pendispersinya besar. Liofil berasal dari bahasa Yunani, yaitu lio (cairan) dan philia (suka). Jadi, liofil berarti suka air. Adapun koloid liofob merupakan koloid yang gaya tarik menarik antara fase terdispersi dan medium pendispersinya lemah atau tidak ada. Liofob berasal dari bahasa Yunani, yaitu lio dan phobia (takut/benci). Jika medium pendispersinya air, kedua jenis koloid itu biasa disebut hidrofil dan hidrofob. Tabel 2.3 adalah beberapa perbedaan antara sol liofil dan sol liofob.
Tabel 2.3 Perbedaan Sol Liofil dan Sol Liofob
| No | Sol   Liofil/Hidrofil | Sol   Liofob/Hidrofob | 
| 1. | Mengadsorpsi mediumnya | Tidak mengadsorpsi mediumnya | 
| 2. | Stabil pada sembarang konsentrasi. | Stabil   hanya pada konsentrasi rendah. | 
| 3. | Sulit   digumpalkan dengan penambahan sedikit elektrolit. | Mudah   digumpalkan dengan penambahan sedikit elektrolit. | 
| 4. | Viskositas   lebih besar daripada mediumnya. | Viskositas   hampir sama dengan mediumnya. | 
| 5. | Bersifat reversibel | Tidak reversibel | 
D.    Pembuatan Koloid
Ukuran partikel koloid terletak diantara partikel suspensi dan partikel larutan sejati. Oleh karena itu, partikel koloid dapat dibuat dengan cara menghaluskan partikel suspensi hingga berukuran koloid dan mengelompokkan partikel larutan sejati. Pembuatan koloid dengan cara menghaluskan partikel suspensi disebut dispersi, sedangkan pembuatan koloid dengan pengelompokan partikel larutan sejati disebut kondensasi.
1.      Cara Dispersi
Pembuatan koloid dengan cara dispersi dilakukan dengan memecah partikel kasar menjadi partikel koloid.
a)      Cara Mekanik 
Pembuatan koloid dengan cara mekanik dilakukan dengan menggerus partikel kasar hingga diperoleh kehalusan pada tingkat tertentu.
b)      Cara Peptisasi
Pembuatan koloid dengan cara peptisasi dilakukan dengan penambahan elektrolit ke dalam suatu endapan. Zat elektrolit (peptisator) akan memecah pertikel-partikel kasar menjadi butiran berukuran koloid.
c)      Cara Busur Bredig
Cara busur Bredig banyak digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang akan dibuat sol dijadikan sebagai elektrode yang dicelupkan ke dalam medium pendispersi dan diberi loncatan bunga listrik di antara elektrodenya, karena diberi listrik, atom-atom logam terlempar ke dalam medium pendispersi. Selanjutnya, atom-atom itu mengalami kondensasi hingga membentuk koloid.
2.      Cara Kondensasi
Pembuatan koloid dengan cara kondensasi dilakukan dengan menggabungkan partikel larutan sejati hingga berukuran koloid.
a)      Reaksi Redoks
Sol emas dapat diperoleh melalui reduksi emas (III) klorida dengan formalin. Reaksi yang terjadi :
                                 AuCl3 + CH4O +3H2O → 2Au + 6HCl + CH4O2
Pada mulanya emas akan terbantuk dalam keadaan atom-atom bebasnya. Kemudian, terbentuk agregat yang beukuran partikel koloid. Partikel-partikel koloid tersebut distabilkan oleh adanya ion-ion OH- yang teradsorpsi pada permukaan.
b)      Reaksi Hidrolisis
Reaksi hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Contohnya adalah pembuatan sol Fe(OH)3 yang dilakukan dengan cara memasukkan larutan FeCl3 ke dalam air mendidih.
                                FeCl3(aq) + 3H2O(l) → FeOH3(s) + 3HCl(aq)
c)      Dekomposisi Rangkap
Contoh pembuatan koloid dengan cara dekomposisi rangkap adalah pembuatan sol As2S3 dan sol AgCl. Sol As2S3 dapat dibuat berdasarkan reaksi antara larutan As2O3 dan larutan H2S sesuai dengan reaksi berikut.
                              As2O3(aq) + 3H2S(aq) → As2S3(s) + 3H2O(l)
Sol AgCl dapat dibuat dengan cara meeaksikan larutan perak nitrat encer dengan larutan HCl encer.
                               AgNO3(aq) + HCl (aq) → AgCl(s) + HNO3 (aq)
d)      Penggantian Pelarut
Contoh pembuatan koloid dengan penggantian pelarut adalah larutan jenuh kalsium asetat yang dicampur dengan alkohol akan membentuk suatu koloid berupa gel.
E.     Peranan Koloid dalam Industri
Koloid banyak dimanfaatkan oleh industri untuk membuat produk. Misalnya, industri kosmetik, makanan, dan farmasi. Dengan cara membuat produknya kedalam sistem koloid, industri dapat menyajikan suatu campuran zat yang tidak saling bercampur menjadi campuran yang homogen (dalam skala makroskopis) dan stabil. Dalam kenyataanya, banyak hasil dari produk industri yang diperlukan dalam kehidupan sekarang ini berupa zat-zat yang berupa koloid baik sebagai bahan makanan, kosmetik, farmasi maupun produk-produk lain.
Dalam dunia industri kimia, koloid memegang peranan penting karena produk yang dihasilkannya membentuk sistem koloid . Terutama industri cat, keramik, tekstil, tinta, serta industri-industri lainnya. Sedangkan contoh koloid dalam industri farmasi, hampir semua jenis obat-obatan membentuk dispersi koloid, baik dalam bentuk sirup, tablet, kapsul, maupun kaplet. Contohnya sirup obat batuk, banyak yang dibuat dalam bentuk sirup dan dikemas dalam botol atau sachet. Oleh karena dispersi koloid dapat tersuspensi jika ada pengaruh dari luar, maka obat batuk sebelum diminum harus dikocok terlebih dahulu agar homogen.
Berbagai jenis produk makanan dan minuman banyak membentuk koloid. Contoh minuman yang membentuk koloid misalnya sirup, susu cair, macam-macam jus, dan yogurt. Contoh makanan yang membentuk koloid misalnya keju, mentega, saos, kecap, es krim dan berbagai jenis makanan lainnya.
 
 
 
1 komentar:
haloo. mau ikutan giveawayku?
http://www.pampeis.com/2011/09/saatnya-bagi-bagi-hadiah.html
makasih ya ^^
Posting Komentar