Minggu, 28 Agustus 2011

Tetapan distribusi iod dalam system kloroform-air.


I.            JUDUL PERCOBAAN
Tetapan distribusi iod dalam system kloroform-air.
II.         TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan tetapan distribusi iod dalam pelarut air-kloroform dengan cara ekstraksi Batch.
III.       LANDASAN TEORI
Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solute) diantara dua fase cair yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan bersih baik untuk zat organik maupun zat anorganik. Cara ini juga dapat digunakan untuk analisis makro maupun mikro. Selain itu untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan preparatif dalam laboratorium. Alat yang digunakan dapat berupa corong pemisah (paling sederhana) alat ekstraksi soxhlet, sampai yang paling rumit berupa alat “Counter Current Craigt ” (Soebagio.2000:34).
Bila suatu zat terlarut membagi diri antara dua cairan yang tidak dapat campur, ada suatu hubungan yang pasti antara konsentrasi zat terlarut dalam kedua fase pada kesetimbangan Nernst pertama kalinya memberikan pernyataan yang jelas mengenai hokum distribusi ketika dalam tahun 1891. Dia menunjukkan bahwa suatu zat terlarut akan membagi dirinya antara dua cairan yang tak dapat campur sedemikian rupa sehingga angka banding konsentrasi pada kesetimbangan adalah kita menggunakan perbandingan distribusi (D) dengan memperhitungkan total zat di dalam kedua fase. Perbandingan distribusi dinyatakan sebagai berikut:
Konsentrasi kedua zat pada fase organik
            D=
                        Konsentrasi total zat pada fase air
(Khopkar.2007;90-91).
           

Ekstraksi kontinyu minyak nabati


.   JUDUL PERCOBAAN
            Ekstraksi kontinyu minyak nabati
II.   TUJUAN PERCOBAAN
1.      Mengekstrak minyak nabati dari sampel (kacang tanah) dengan menggunakan soxhlet.
2.      Menentukan kadar minyak dari sampel dengan cara destilasi.
III.  LANDASAN TEORI
            Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solute) diantara dua fase cair yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan bersih baik untuk zat organic maupun zat anorganik. Cara ini juga dapat digunakan untuk analisis makro maupun mikro. Selain itu untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan preparatif dalam laboratorium. Alat yang digunakan dapat berupa corong pemisah (paling sederhana) alat ekstraksi soxhlet, sampai yang paling rumit berupa alat “Counter Current Craigt ” (Soebagio.2000:34).
            Ekstraksi merupakan pemisahan yang didasarkan atas perbedaan kelarutan suatu solute dalam pelarut hidrodinamika ekstraksi merupakan faktor  penting yang menentukan besarnya solute yang diperoleh ekstrak karena hidrodinamika mempengaruhi luas perpindahan massa yaitu gelembung yang berada dalam kolom. Dalam ekstraksi, zat yang didefresikan sebagai gelembung untuk disebut fase kontinyu (Anonim.2009)           Ekstraksi kontinyu digunakan bila perbandingan distribusi relatif kecil untuk pemisahan yang  kuantitatif diperlukan beberapa tahap ekstraksi. Ekstraksi yang tinggi pada ekstraksi  kontinyu tergantung pada viskositas dan factor-faktor lain yang mempengaruhi keecepatan tercapainya kesetimbangan . seperti nilai dari volume relatif dari dua fasa dan beberapa factor lainnya. Efisiensi ekstraksi dapat digunakan karena menggunakan luas konytak yang besar. Volume setengah ekstraksi adalah vo,ume setengah pengekstraksi. Pelarut yang digunakan untuk menurunkan zat terekastraksi menjadi setengah kalinya. Volume ini dapat digunakan untuk mendapatkan factor distribusi (K) dari hubungan K=0,693 w/v, dimana K=konsentrasi zat terlarut mula-mula dengan mengekstrak. Vo,ume setengah ekstraksi dalam   v ml dan volume mula-mula adalah w (Khopkar.2007:102).
            Ekstraksi campuran-campuran merupakan suatu teknik dimana suatu larutan (biasanya dalam air) dibuat bersentuhan dengan suatu pelarut kedua (biasanya organic) yang pada hakikatnya tidak tercampurkan dengan yang pertama dan menimbulkan perpindahan satu atau lebih zat terlarut (solute) kedalam pelarut kedua itu. Untuk suatu zat terlarut  A yang didistribusikan untuk dua fasa yang tak tercampurkan a dan b, hokum distribusi atau partisi nernts menyatakan bahwa asal keadaan molekulnya sama dalam kedua cairan dan temperature adalah konstan (Anonim. 2010).
            Untuk ekstraksi padat cair ini, prosedur yang paling sering dijumpai adalah ekstrasi senyawa dari bentuk sediaan padat seperti analisis dalam keadaan tablet. Prosedur ini merupakan prosedur yang paling sederhna karena melibatkan pelarut atau gabungan pelarut yang secara ideal akan melarutkan secara sempurna senyawa yang akan dianalisis, dan hanya sedikit melarutkan senyawa lain yang akan mengganggu analisis lebih lanjut ( misalkan akan mengganggu pada pemisahan kromatografi). Kebanyakan prosedur ini dilarutkan dengan terlebih dahulu menggerus matriks padat hingga diperoleh serbuk yang halus lalu dilanjutkan dengan mengekstraksi pelarut, penyaringan atau sentrifugasi untuk menghilangkan partikulat (Gholib,Ibnu.2007.44).

Kromatografi Penukar ion”


I.          JUDUL PERCOBAAN
“Kromatografi Penukar ion”

II.       TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan kapasitas dari penukar ion dan memisahkan campuran Ni2+ dan Fe2+ dengan resin penukar ion.

III.     LANDASAN TEORI
Pekerjaan pemisahan secara kromatografi dengan mempergunakan resin penukar ion telah dilakukan oleh beberapa peneliti dalam usaha untuk memisahkan produk-produk reaksi fisi. Penukar kation sintesis sudah digunakan untuk memeisahkan unsur-unsur anggota series lantanida dan aktinida. Pemisahan senyawa-senyawa organic seperti asam-asm amino pun telah dapat dicapai dengan metode penukar ion. Metode ini juga digunakan dalam berbagai operasi seperti pelunakan airm menaikkan kadar logam, pemisahan logam. Pada awalnya penukar kation ialah silikat-silikat, tanah diatomea, aluminosilikat sintesis seperti zeolit (Khopkar,2007:108).
Metode kromatografi kebanyakan digunakan untuk pembuatan bahan organik, sedang kromatografi penukar ion sangat cocok untuk pemisahan ion-ion organik, baik itu kation-kation maupun anion-anion. Pemisahan terjadi karena pertukaran ion-ion dalam fasa diam. Kromatografi penukar ion juga terbukti sangat berguna untuk pemisahan asam-asam amino. Fasa diam dalam kromatografi penukar ion berupa manik-manik dari polimer pilistirena yang terhubung silang dengan senyawa divinil benzena. Polimer dengan rantai hubung silang ini disebut resin, mempunyai gugus fenil yang bebas yang mudah mengalami reaksi adisi oleh gugus fungsi ionik (Soebagio,2002:93-94).
Menurut Khopkar (2007:109) berdasarkan pada keberadaan gugusan labilnya, resin penukar ion untuk secara luas diklasifikasikan dalam empat golongan, yakni :
a)        Resin penukar kation bersifat asam kuat (mengandung gugusan HSO3).
b)        Resin penukar kation bersifat asam lemah (mengandung gugusan –COOH)
c)        Resin penukar anion bersifat basa lemah (mengandung OH sebagai gugusan labil).
d)        Resin penukar anion bersifat basa kuat (mengandung gugu amina tersier atau kuaterner).
Resin penukar kation asam kuat mengandung gugus fungsi asam teradisi pada cincin aromatik dari resin. Penukar kation asam kuat mempunyai gugus asam sulfonat (-SO3H), yang bersifat asam kuat seperti asam sulfat. Penukar kation asam lemah mempunyai gugus fungsi karboksilat yang hanya terionisasi sebagian. Proton dari kedua jenis penukar kation dapat ditukar dengan kation-kation lam dengan persamaan reaksi sebagai berikut :

nR2SO3- -H+ + Mn+           (R2SO3)nM  + n H+        

 nR2CO2- -H+ + Mn+           (R2CO2)nM  + n H+        
        Dimana R2, simbol dari resin. Kesetimbangan ini dapat diubah ke kiri atau ke kanan oleh penaikan [H+] atau [M+], atau penurunan salah satu diantaranya dengan memperhatikan banyaknya resin yang ada (Soebagio,2002:95).
        Resin penukar kation biasanya tersedia dalam bentuk ion hidrogen tetapi bentuk ini mudah diubah ke dalam bentuk ion natrium, oleh perlakuan dengan garam dapur. Ion natrium ini kemudian mengalami pertukaran dengan kation lainnya. Pada prinsipnya resin penukar kation dalam bentuk H+ dikocok dengan larutan NaCl. Pengocokan beberapa lama, hingga tercapai kesetimbangan, menurut reaksi :
                    R2 – H+  + Na+    R2 – Na+ + H +
Agar reaksi berlangsung ke kanan, maka harus ditambah resin jumlah berlebih (Soebagio,2002:95).
        Penggunaan resin penukar kation asam lemah lebih dibatasi dalam rentang pH, yaitu pada pH 5 s/d 14. Sebaliknya resin penukar kation asam kuat dapat digunakan pada pH 1 s/d 14. Pada harga pH rendah, penukar kation asam lemah akan terikat kuat pada proton untuk terjadinya pertukaran. Demikian juga penukar kation asam lemah tidak akan dapat sempurna melepaskan kation dari basa sangat lemah. Hal ini sebaliknya akan terjadi untuk resin asam kuat (Soebagio,2002:95).

Kromatografi Lapis Tipis ( Thing Layer Cromatografi, TLC )


I.               JUDUL PERCOBAAN
                 “ Kromatografi Lapis Tipis ( Thing Layer Cromatografi, TLC ) “

II.            TUJUAN PERCOBAAN
                 Memisahkan asam – asam amino dalam suatu campuran dengan cara kromatografi lapis tipis.

III.          LANDASAN TEORI
          Kromatografi adalah suatu metode pemisahan fisik, dimana komponen – komponen yang dipisahkan didistribusikan diantara dua fase, salah satu fasa tersebut adalah soatu laisan stasioner dengan permukaan yang luas, yang lainnya sebagai fluida yang mengalir lembut disepanjang landasan stasioner. Dalam tehnik kromatografi zat – zat terlarut yang dipisahkan bermigrasi sepanjang kolom, atau seperti dalam kromatografi kertasatau lapis tipis, ekivalen fisik kolom, dan tentu saja dasar pemisahan terletak pada laju perpindahan yang berbeda untuk larutan yang berbeda ( Khopkar, 2007 ).
          Kromatografi lapis tipis (KLT) dan kromatografi kertas (KKt) adalah metode kromatografi cair yang paling sederhana yang akan disajikan. Karena di sebagian besar laboratorium KKt telah diganti dengan KLT. KLT dapat dipakai dengan dua tujuan. Pertama, dipakai selayaknya sebagai metode untuk mencapai hasil kualitatif, kuantitatif, atau preparative. Kedua, dipakai untuk menjajaki system pelarut dan system penyangga yang akan dipakai dalam kromatografi kolom atau kromatografi cair kinerja tinggi (Gritter, Roy,J.1991:107-108).
                 Kromatografi lapis tipis ( KLT ) dikembangkan oleh Izmailof dan Schaiber pada tahun 1938. KLT merupakan bentuk kromatografi planar, selain kromatografi kertas dan elektroporesis. Berbeda dengan kromatografi kolom yang mana fasa diamnya diisikan atau dikemas didalamya pada kromatografi lapis tipis, fase diamnya berupa lapisan yang seragam ( uniform )pada permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, plat amilum atau dapat dikatakan sebagai bentukbentuk terbuka dari kromatogarfi kolom (Anonim, 2009 ).
                 Pada hakikatnya KLT melibatkan dua peubah, sifat fasa diam atau lapisan,  dan sifat fasa gerak atau campuran pelarut pengembang, fasa diam dapat berupa serbuk halus yang berfungsi sebagai penyangga kromatografi cair – padat, atau berfungsi sebagai penyangga untuk lapisan zat cair ( kromatografi cair – cair ), fasa diam pada KLT serinag disebut penyerap ( Day, 2002: 497 ).

Pemisahan Metodik Interferensi Fe (III) Pada Penentuan Tembaga (Cu)


I.            JUDUL PERCOBAAN
“ Pemisahan Metodik Interferensi Fe (III) Pada Penentuan Tembaga (Cu)”.
II.            TUJUAN PERCOBAAN
Mencegah gangguan interferensi Fe (III) pada penentuan tembaga (II) pada titrasi iodometri.
III.            LANDASAN TEORI
Suatu analisis dimulai sejak pengambilan sampel, perlakuan sampel atau mengubah analit ke dalam bentuk yang sesui dengan pengukuran sampel itu sendiri, sampai melakukan evaluasi kebenaran analisis. Sebelum pengukuran fisik atau kimia dapat dilakukan untuk menentukan banyaknya analit di dalam larutan sampel, biasanya perlu untuk memecahkan persoalan interferensi ( Tim Dosen Kimia Analitik, 2010 : 1-2 ).
Penentuan kadar ion tembaga dalam suatu sampel dengan menambahkan kalium iodida dan menitrasi iodium yang bebas dengan natrium tiosulfat. Jika larutan juga mengandung ion besi (III), maka ion ini akan mengganggu karena ia juga akan mengoksidasi ion iodide menjadi iodium. Interferensi ini dapat dicegah dengan menggunakan besi (III) menjadi kompleks stabil (Tim Dosen Kimia Analitik, 2010 : 2).
Larutan iod standar dapat disiapkan dengaccn menimbang langsung iod murni dan melarutkannya serta mengencerkan dalam sebuah labu volumetri. Iod itu dimurnikan dengan sublimasi dan ditambahkan ke dalam larutan KI pekat, yang ditimbang dengan tepat sebelum maupun sesudah penambahan iod. Tetapi biasanya larutan itu distandarkan terhadap standar primer, yang paling lazim digunakan adalah As2O3. Daya mereduksi HAsO3 bergantung pada pH, seperti tampak dalam persamaan berikut :
HAsO­3   +   I2   +   2 H2O                          H3AsO4  +  2 H+   +   2  I-  
Reaksi belum lengkap pada titik kesetaraan. Tetapi jika konsentrasi ion hydrogen diturunkan, reaksi ini dipaksa berjalan ke kanan dan dapat dibuat cukup lengkap agar cocok untuk titrasi ( Underwood, 1986 : 301 ).

Sabtu, 27 Agustus 2011

Konsep Dasar Profesi Keguruan (pengertian dan syarat-syarat)



A.     Pengertian Profesi Keguruan
Istilah profesi dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk menunjukkan tentang pekerjaan seseorang.Seseorang yang bekerja sebagai dokter,dikatakan pekerjaannya sebagai dokter dan orangyang pekerjaannya mengajar dikatakan profesinya sebagai guru.Jadi istilah profesi dalam konteks ini sama artinya dengan pekerjaan atau tugas yang dilakukan oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
Keragaman dalam memahami istilah profesi dalam kehidupan sehari-hari mengidentifikasikan perlunya suatu pengertian yang dapat menegaskan kriteria suatu pekerjaan sehingga dapat disebut sebagai suatu profesi.Artinya,tidak semua pekerjaan atau tugas yang dilakukan dapat disebut sebagai profesi.Pekerjaan-pekerjaan yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu yang disebut sebagai suatu profesi.
Secara etimologi, istilah profesi berasal dari bahasa inggris yaitu profession atau bahasa Latin , profecus yang artinya mengakui,adanya pengakuan,menyatakan mampu,atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara Terminologi,profesi berarti suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental yaitu adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrument untuk melakukan pebuatan praktis, bukan pekerjaan manual (Danin,2002). Jadi suatu profesi harus memiliki tiga pilar pokok yaitu pengetahuan,keahlian,dan persiapan akademik.
Menurut Ornstein dan Levine (1984) bahwa suatu pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi bila pekerjaan atau jabatan itu dilakukan dengan:
1.    Melayani masyarakat
2.Melakukan bidang ilmu dan keterampilan
3.      Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori kepraktik
4.      Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang
5.       Terkendali berdasarkan lisensi baku atau mempunyai persyaratan masuk
6.      Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan tampilan untuk kerjanya berhubungan dengan layanan yang diberikan.

Menelaah pengertian profesi tersebut, dapat dipahami bahwa profesi adalah pekerjaan atau jabatan khusus yang dibutuhkan untuk melayani masyarakat.
Cirri-ciri utama susatu profesi menurut Sanusi,dkk (1991) adalah sebagai berikut:
1.      Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikansi social yang menentukan
2.      Jabatan yang menuntut keterampilan /keahlian tertentu.
3. Keterampilan /keahlian yang dituntut jabatan itu dapat melalui pemecahan masalah dengan menggunakan teori dan metode ilmiah
4. Jabatan itu berdasarkan pada batang tubuh disiplin ilmu yang jelas sistematis dan eksplisit,bukan habya sekedar pendapat khalayak umum.
5. Jabatan itu memerlukan pendidikan tingkat perguruan tinggi dengan waktu yang cukup lama.
6. Proses pendidikan untuk jabatan itu juga merupakan aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai professional itu sendiri
7. Berperan teguh oada kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi.
8. Dalam praktiknya melayani masyarakat anggota profesi otonom dan bebas dari campur tngan orang lain
9. Jabatan mempunyai prestisi yang tinggi yang tinggi dalam masyarakat.

B.     Syarat-syarat profesi keguruan
National Education Association (Sucipto,kosasi,& Abimanyu,1994) menyusun sejumlah syarat atau criteria yang mesti ada dalam jabatan guru,yaitu :jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual, jabatan yang menggelutisuatu batang tubuh ilmu yang khusus ,jabatan yang memerlukan kegiatan profisisonal yang lama,jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang bersinambungan,jabatan menjanjikan karir hidupdan keanggotaan yang permanen,jabatan yang menentukan baku sendiri,jabatan yang lebih mementingkan layanan diatas keuntungan pribadi,dan jabatan yang mempunyai organisasi profesi yang kuat dan terjalin erat.
Gambaran rinci tentang syarat-syarat jabatan guru tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1.      Jabatan yang melikatkan kegiatan intelektual
2.      Jabatan yang menggeluti batang tubuhilmu yang khusus
3.      Jabatan yang memerlukan persiapan professional yang lama
4.      Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang bersinambungan
5.      Jabatan yang menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen
6.      Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri
7.      Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi
8.      Jabatan yang mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin erat

HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA


HakikatManusia
Tuhan menciptakan. mahluk yang mengisi dunia fana ini atas berbagai jenis dan tingkatkan. Dari berbagai jenis dan tingkat mahluk Tuhan tersebut manusia adalah mahluk yang paling mulia dan memi¬liki berbagai kelebihan.
Keberadaan manusia apabila dibandingkan dengan mahluk lain (hewan), selain memiliki insting sebagaimana yang dimiliki hewan, manusia adalah mahluk yang memiliki beberapa kemampuan antara berfikir, rasa keindahan, perasaan batiniah, harapan, menciptakan dan lain lain.
Sedangkan kemampuan hewan lebih bersifat instingtif dan kemampuan berfikir sangat rendah untuk mencari makan, mempertahankan diri dan mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.
Pada hakikatnya hewan tidak menyadari tugas hidupnya, dan ia melakukan sesuatu atas dorongan dari dalam jiwanya. Dorongan itu merupakan perintah baginya yang harus dilaksanakan apabila ia menemui rintangan dari luar, misalnya dihalang-halangi oleh manusia atau hewan lain, dengan bermacam-macam usaha barulah ia melawan instingnya.

Minggu, 21 Agustus 2011

PRAJURIT SIAPA PALING BERANI


Tiga Jenderal Amerika (JA), Palestina(JP) dan Indonesia(JI) sedang berbincang-bincang mengenai kehebatan masing-masing prajuritnya.


(JA)     :"Paling berani, prajurit Amerika, ofkors...".
(JP+JI) :"Ah, masak? Mana? Buktiin dulu doong!".
(JA)     :"Letnaaannnn!!! Ambil ranjau itu, yang warna merah".

Senin, 15 Agustus 2011

Landasan dan Asas-Asas Pendidikan serta Penerapannya


Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak darisejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk mnjemput masa depan.
A.    LANDASAN PENDIDIKAN
        Pendidikan adalah suatu yang universal dan berlangsung  terus-menerus tak terputus dari generasi ke generasi di manapun di dunia ini. Usaha memanusiakan manusia melalui pendidikan itu diselenggarakan sesuai dengan pandangan hidup dan dalam latar sosial-kebudayaan setiap masyarakat tertentu.

Minggu, 14 Agustus 2011

Jadwal lengkap Chelsea Barclais Premier League Season 2011/12:


Agustus

13 Stoke (A)

20 West Brom (H)

27 Norwich (H)

Seni Menata Hati Dalam Bergaul



Pergaulan yang asli adalah pergaulan dari hati ke hati yang penuh keikhlasan, yang insya Allah akan terasa sangat indah dan menyenangkan. Pergaulan yang penuh rekayasa dan tipu daya demi kepentingan yang bernilai rendah tidak akan pernah langgeng dan cenderung menjadi masalah.

Sabtu, 13 Agustus 2011

KLUB PESERTA LIGA PRIMER INGGRIS dan PEMAINNYA


1. Arsenal (The Gunners)
Berdiri        : 1886
Stadion            : Emirates
Pelatih             : Arsene Wenger (sejak 1 Oktober 1996)

Prediksi pemain (4-3-3):

Kiper: Wojciech Szczesny
Bek: Bacary Sagna, Laurent Koscielny, Thomas Vermaelen, Kieran Gibbs
Tengah: Cesc Fabregas, Alexandre Song, Jack Wilshere
Depan: Theo Walcott, Robin Van Persie, Samir Nasri


2. Aston Villa (The Villans)
Berdiri        : 1874
Stadion    : Villa Park
Pelatih     : Laex McLeish (sejak 17 Juni 2011)

Prediksi pemain (4-3-3):

Jumat, 12 Agustus 2011

Manusia Sebagai Makhluk Pencari Kebenaran.


 tidak semua masyarakat mengikuti pemikiran para ahli filsafat yang anti Tuhan itu. Banyak diantara mereka yang tidak pernah puas dengan penjelasan para ahli pikir dunia masa lampau. Manusia menyadari bahwa dirinya berbeda dengan binatang. Adanya akal yang melengkapi makhluk bernama manusia, membedakannya dari makhluk yang lain. Dengan akalnya manusia terus bertanya, mencari jawaban atas setiap pertanyaan. Pertanyaan yang paling mendasar adalah Siapakah aku? Dari mana aku? Hendak kemana Aku? Pertanyaan-pertanyaan ini terus mengusiknya yang membutuhkan jawaban yang memuaskan. Termasuk pertanyaan tentang Tuhan dan alam semesta? Manusia ingin mengetahuinya dengan cara bertanya dan berpikir.
Dengan menggunakan akalnya inilah manusia berusaha untuk menemukan jawaban atas pertanyaan yang muncul pada dirinya. Menurut Endang Syaifudin Ansori, Manusia adalah hewan yang berpikir. Berpikir adalah bertanya. Bertanya adalah mencari jawaban. Mencari jawaban adalah mencari kebenaran. Mencari kebenaran akan Tuhan, alam dan manusia. Jadi pada akhirnya : Manusia adalah makhluk pencari kebenaran. (Endang Syaefuddin Anshari, Ilmu, Filsafat dan Agama, 1987)
Lalu apa itu kebenaran? Dalam dunia ilmu pengetahuan, kebenaran adalah kebenaran ilmiah, suatu pengetahuan yang jelas dari suatu obyek materi yang dicapai menurut obyek forma (cara pandang) tertentu dengan metode yang sesuai dan ditunjang oleh suatu system yang relevan. Pengetahuan demikian ini tahan uji baik dari verifikasi empiris maupun yang rasional.
Dalam pembahasan tentang teori kebenaran, Endang mengemukakan tiga teori yaitu teori korespondensi, teori konsistensi dan teori pragmatis. Uraian tiga teori itu dijelaskan sebagai berikut.
a. Teori korespondensi (coorespondence theory)
Adalah kebenaran atau keadaan benar itu berupa kesesuaian (correspondence) antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan apa yang sungguh merupakan halnya atau faktanya.
Menurut teori korespondensi, suatu pernyataan dianggap benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu adalah berkorespondens (bersesuaian) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Dengan kata lain, kebenaran itu adalah suatu pernyataan yang sesuai dengan kenyataan (fakta), tanpa memperhatikan idea atau pikiran. Contohnya “di luar rumah udaranya dingin”, pernyataan ini benar jika faktanya ketika kita keluar rumah memang udaranya dingin.
b. Teori konsistensi (consistence theory)
Teori ini disebut pula coherence, adalah kebenaran, tidak dibentuk atas hubungan antar putusan (gudgement) dengan sesuatu yang lain, yaitu fakta atau realitas, tetapi atas hubungan antara putusan-putusan itu sendiri. Atau secara sederhana dapat dikatakan nahwa menurut teori konsistensi, suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat konsisten atau koheren dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang telah dianggap benar, tanpa mempedulikan fakta yang ada. Contohnya, “murid SMA Satu pintar-pintar” adalah pernyataan awal (terdahulu) yang benar. “Harno adalah murid yang pintar”, pernyataan ini dianggap benar jika Harno adalah murid SMA Satu. Dasar pembenaran pernyataan “Harno murid yang pintar” karena koheren dengan pernyataan sebelumnya, “murid SMA Satu pintar-pintar”.
c. Teori pragmatis (pragmatic theory)
Suatu proposisi adalah benar sepanjang proposisi itu berlaku, atau memuaskan. Menurut teori pragmatis, kebenaran bergantung kepada kondisi-kondisi yang berupa manfaat (utility), kemungkinan dapat dikerjakan (workability) dan konsekuensi yang memuaskan (satisfactory results).
Dengan perkataan yang lebih sederhana, sesuatu dianggap benar jika itu mempunyai manfaat fungsional atau menguntungkan dalam kehidupan praktis. Contohnya, pernyataan “system komputerisasi kantor adalah baik”. Pernyataan tersebut benar karena penggunaan computer di kantor-kantor sangat membantu proses (memper mudah dan mempercepat kerja) kegiatan di kantor.
Ketiga teori ini meski tidak seluruhnya tepat, namun yang paling mendekati adalah teori korespondensi, dimana pernyataan bisa dikatakan benar jika faktanya sesuai dengan pernyataan.
Bagaimana manusia dalam upaya mencari kebenaran? Jika permasalahan yang dipertanyakan menyangkut masalah-masalah idea, filsafat atau metafisika maka sulit untuk bisa memperoleh jawaban sebagai kebenaran. Siapa aku sebenarnya? Untuk apa aku hidup? Kemana aku nantinya? Benarkah Tuhan itu ada? Bagaimana membuktikannya? Mencari jawaban atas pertanyaan tersebut sangatlah sulit, demikianlah untuk menemukan kebenaran tentang permasalahan yang essensial dalam kehidupan manusia tidaklah bisa dicapai dengan teori-teori diatas.

Untuk Apa Beragama ?


Sebagaimana kita fahami, agama merupakan sebuah jalan bagi manusia untuk mencari kebahagiaan. Agama menjadi pedoman dan ajaran yang dikuti oleh banyak manusia, sebagai upaya untuk mendapatkan kebahagiaan. Orang beragama pada dasarnya adalah untuk mendapatkan kebahagiaan.
Namun bagaimana realitasnya? Banyak manusia beragama justru harus berhadapan dengan berbagai konflik. Suatu kelompok masyarakat ketika mereka mementingkan agamanya, maka masyarakat tersebut akan berhadapan secara diametral dengan masyarakat lain yang juga ingin menjalankan agamanya.
Masyarakat muslim Palestina ketika atas nama agama, mereka mencoba mempertahankan tanah kelahirannya, harus berlawanan dengan tentara Israil, yang juga atas nama agama ingin merebut tanah suci agama Yahudi. Hampir tiap hari pemuda dan remaja Palestina dengan ketapelnya, dengan batu-batu kerikil harus berhadapan dengan tentara Isarail yang membawa senjata modern. Puluhan pemuda dan remaja Palestina menjadi korban pembantaian oleh tentara Israil hampir tiap hari.
Setelah kelompok Hamas memenangkan Pemilu 2006 ini dan memimpin pemerintahan Palestina, terjadi penghentian bantuan dana dari Amerika Serikat dan dunia barat. Di negara Palestina sendiri terjadi pertentangan dan konflik internal antara kelompok Hamas dan kelompok Fatah (partai pemegang pemerintahan sebelumnya).
Di Irak, dalam kepemimpinan Saddam Husein yang mengibarkan bendera “Laa ilaaha illallah” harus menghadapi keganasan pasukan Amerika Serikat yang kemudian menghancur luluhkan negeri 1001 malam itu. Setelah Saddam Husein ditangkap dan diadili, masyarakat Irak mengalami perang saudara, yaitu kaum Sunni dan kaum Syiah, saling baku hantam. Terjadi pengeboman oleh jamaah Sunni di Masjid milik kaum Syiah dan sebaliknya dilakukan pengeboman oleh jamaah Syiah di Masjid milik kaum Sunni.
Di Ambon, beberapa tahun lalu juga terjadi peperangan dengan baku tembak, saling membunuh, dengan peralatan pedang, samurai, tombak, dan pistol rakitan antara kaum muslimin dan kaum nasrani.
Konflik yang tak pernah ada habisnya juga terjadi antara organisasi NU dan Muhammadiyah, padahal dua organisasi ini sama-sama dari kelompok muslim. Barangkali di tingkat pimpinan, ada upaya untuk meredam konflik itu, namun di kalangan masyarakat bawah, masih sering mereka tidak bersedia untuk duduk dalam satu forum.
Dalam beberapa tahun belakangan ini, kaum muslim Indonesia juga mengalami ketakutan dan kekhawatiran jika menunjukkan identitas keislamannnya, karena distampel sebagai teroris. Mereka yang dicurigai teroris, akan ditangkap oleh pasukan detasemen 88 antiteror dan harus melakukan serangkaian proses pemeriksaan. Dengan beragama diharapkan akan mendapatkan ketentraman, kedamaian dan kebahagiaan malah yang didapat sebaliknya, ketakutan dan kecemasan.
Apa yang saya uraikan merupakan realitas di depan mata yang pada akhirnya memunculkan pernyataan yang stereotip, untuk apa kita beragama jika agama justru mengantarkan kita pada peperangan, kehancuran, hilangnya kedamaian? Banyak orang akhirnya tak mau peduli terhadap ajaran agamanya, cenderung bersikap pasif, cuek bahkan tak mau membawa konsep agama dalam kehidupannya, khususnya dalam masyarakat.