Ketika malam tiba ada seorang wanita yang selalu duduk di dekat jendela kamarnya sambil menatap langit malam. Dan ketika ia sedih maka ia akan melimpahkan kesedihannya kepada angin malam yang menerpa wajahnya. Dan ketika ia senang maka ia akan bercerita dengan bintang yang bersinar.
Hai bintang ,hari ini sedihku hilang sejenak ,ketika ada seseorang yang mengajakku untuk ke pantai walau hanya sebentar. Bintang, biarkan hari ini berjalan sangat lama bagiku. Aku ingin merasakan batapa indahnya bahagia, Kata Wanita Itu
Setelah itu Ia menutup jendela kamarnya lalu berbaring di tempat tidurnya dan mengatakan aku bahagia sebelum Ia memejamkan matanya untuk tidur.
Dan di pagi hari ketika Ia bangun dari tidurnya, Kenangan kebahagian yang ia rasakan semalam itu telah hilang, yang ada hanya perasaan takut dan cemas di hatinya.
Wanita itupun bergegas untuk memulai aktivitasnya seperti hari-hari sebelumnya. Ia berangkat kuliah bertemu dengan teman-temannya tapi ia tak merasakan apapun, semuanya Ia anggap biasa saja. Baginya sangat susah untuk mendapatkan kebahagiaan. Karena itu yang ada dipikirannya selama ini.
Baginya kebahagiaan itu adalah semu . Tidak ada yang dapat dipercaya selain diri sendiri dan Tuhan yang maha kuasa.
Wanita ini selalu menangis dalam malam-malamnya, karenanya ia sangat menyukai angin malam, baginya hanya angin malam yang dapat mengeringkan air matanya. Hanya angin malam yang mampu menyentuh relung hatinya. Sesuatu terkadang indah ketika dipandang tapi tidak ketika ditatap., itulah yang sering dikatakannya dalam hati ketika seorang pria mendekatinya.
Wanita ini mencintai seorang pria yang entah pria itu mencintainya atau tidak. Dengan tulus wanita ini mencintai pria itu. Wanita ini selalu merindukan pria itu entah itu dalam tidurnya ataupun dalam tangisannya, atau bahkan dalam tawanya. Sedetikpun tak pernah luput dari pria itu.
Ingin rasanya diriku dirindukan oleh Pria itu, Kata wanita itu. Seperti aku merindukannya selama ini. Ingin rasanya dia datang kepadaku dan memberiku cincin berharap Lelaki itu akan berkata Maukah engkau jika aku menjadi pendampingmu?, Kata wanita itu lagi.
Tapi wanita itu tersenyum ketika Ia telah berkata demikian kemudian berkata lagi dengan pelan, Dia tidak akan datang ketika aku masih dapat mencintainya, dia baru datang ketika aku sudah tak dapat lagi mencintainya.
Malam berikutnya wanita itu kembali membuka jendela kamarnya dan berkata , “bintang , pria itu akan datang besok pagi ke rumah ini karenanya aku ingin tidur pulas malam ini”. Lalu wanita itu menutup jendelanya dan berbaring di tempat tidurnya hingga Ia terlelap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar