I.
JUDUL PERCOBAAN
“metode Hamburan
Cahaya”
II.
TUJUAN PERCOBAAN
Untuk
menentukan konduktans dari berbagai macam sumber air berdasarkan metode
hamburan cahaya (turbidimetri).
III.
LANDASAN TEORI
Turbidimeter
adalah pengukuran spesies hamburan cahaya dalam larutan dengan memanfaatkan
intensitas cahaya berkas masuk setelah dilewatkan melalui larutan. Untuk uji
turbidimetri, perubahan cahaya yang diserap (kebalikan dari jumlah yang
ditransmisikan) bisa dikaitkan dengan jumlah agglutimasi yang terjadi. Dengan
demikian, jumlah analit (spesies yang menyebabkan agglutimasi) dalam sampel
bisa ditentukan dengan mudah (Anonim,2010).
Turbiditas
merupakan sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan sebagai
perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang tiba. Intensitas
cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi adalah fungsi konsentrasi jika
kondisi-kondisi lainnya konstan. Metode pengukuran turbiditas dapat
dikelompokkan dalam tiga golongan. Yaitu pengukuran perbandingan intensitas
cahaya yang dihamburkan terhadap intensitas yang datang; pengukuran efek
ekstingsi, yaitu kedalaman di mana cahaya yang mulai tidak tampak di dalam
lappisan medium yang keruh. Instrumen pengukuran perbandingan tyndall disebut
sebagai tyndall meter. Dalam instrumen ini intensitas diukur secara langsung.
Sedangkan pada nefelometer, intensitas cahaya diukur dengan larutan standar.
Turbidineter mliputi pengukuran cahaya yang diteruskan. Turbiditas
berbandinglurus terhadap konsentrasi dan ketebalan, tetapi turbiditas
tergantung juga pada warna. Untuk partikel yang lebih kecil, rasio tyndall
sebanding dengan pangkat tiga dari ukuran partikel dan berbanding terbalik
terhadap pangkat empat panjang gelombang (Khopkhar,2003 : 7)
Prinsip
spektroskopi absorbsi pada turbidimeter dan nefelometer. Untuk turbidimeter,
absorbsi akibat partikel yang tersuspensi yang diukur sedangkan pada
nefelometer, hamburan cahaya oleh suspensilah yang diukur. Meskipun presisi
metode ini tidak tinggi tetapi mempunyai kegunaan praktis, sedangkan akuransi
pengukuran tergantung pada ukuran dan bentuk partikel. Setiap instrumen
spektroskopi absorbsi dapat digunakan untuk turbidimeter. Sedangkan nefelometer
sering digunakan pada nalisis anorganik. Pada konsentrasi yang lebih tinggi,
absorbsi bervariasi secara linier terhadap konsentrasi, sedangkan pada
konsentrasi yang lebih rendah untuk sistem koloid Te dan SnCl2,
tembaga ferrosianida dan sulfida-sulfida logam berat tidak demikian halnya.
Kelarutan zat tersuspensi seharusnya kecil. Suatu gelatin pelundung koloid
biasanya digunakan untuk membentuk suatu dispersi koloid yang seragam dan
stabil (Tim Dosen Kimia Analitik,2010 : 23).
Menurut
Moulyono (2007 :891) turbodimetri merupakan analisis berdasarkan pengukuran
berkurangnya kekuatan sinar melalui larutan yang mengandung partikel
tersuspensi.
Menurut
Handayana (1994 : 143) ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan supaya
hukum Beer dapat dipakai yaitu :
1. Syarat
konsentrasi
Beer baik untuk larutan
encer. Pada konsentrasi tinggi (biasanya 0,01 M) jarak tara-rata di antara
zat-zat pengabsorbsi menjadi kecil sehingga masing-masing zat mempengaruhi
distribusi muatan tetangganya. Intensitas ini dapat mengubah kemampuan untuk
mengabsorbsi cahaya pada masing-masing panjang gelombang yang diberikan.
2. Syarat
kimia
Zat pengabsorbsi tidak
boleh terdisosiasi, berasosiasi, atau bereaksi denga pelarut menghasilkan suatu
produk pengabsorbsi spektrum yang berbeda dari zat yang dianalisis.
3. Syarat
cahaya
Hukum beer hanya belaku
untuk cahaya yang betul-betul monokromatomik (cahaya yang mempunyai satu macam
panjang gelombang).
IV.
ALAT DAN BAHAN
A. Alat-alat
yang digunakan
1. Turbidimeter
1 set
2. Botol
air minum
B. Bahan-bahan
yang digunakan
1. Larutan
standar 1 set terdapat dalam alat turbidimeter
2. Air
minum kemasan merek Anda dan J-S
3. Air
PAM (BTP dan Mallengkeri)
4. Air
sumur (Wusmal dan Sabri)
5. Air
sumur bor
6. Air
galon
V.
PROSEDUR KERJA
1. Menyiapkan
seluruh bahan dan peralatan yang akan digunakan
2. Menyalakan
alat turbidimeter
3. Mengkalibrasi
alat dengan larutan standar yang telah disiapkan
4. Mengukur
turbiditans setiap sampel yang ada.
VI.
HASIL PENGAMATAN
No
|
Jenis air (sampel)
|
Turbiditans (NTU)
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
|
Air sumur Wusmal
Air PAM BTP
Air minum merek J-S
Air PAM Mallengkeri
Air sumur Sabri
Air galon
Air sumur bor
Air minum merek Anda
|
2,450
0,832
0,151
1,450
0,807
0,458
0,518
0,301
|
VII. PEMBAHASAN
Turbidimetri
merupakan suatu metode analisis kimia yang digunakan untuk mengetahui
turbiditans atau kekeruhan dari suatu sampel berdasarkan penghamburan cahaya.
Oleh karena itu, percobaan ini dilakukan untuk mengetahui/mengukur tingkat
turbiditans atau kekeruhan dari berbagai sumber air yang digunakan.
Pada
percobaan ini alat yang digunakan untuk mengukur turbiditans yaitu
turbidimeter. Turbidimeter memiliki sifat optik akibat dispersi sinar yang
dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang
tiba. Cahaya yang tiba dapat dipantulkan dengan intensitas tertentu katena
akibat adanya partikel-partikel tersuspensi di dalam sampel yang bergerak
dengan gerakan efek tyndall. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suspensi
adalah fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya dianggap konstan.
Sebelum
turbidimeter digunakan untuk menentukan tingkat kekeruhan dari sampel, terlebih
dahulu turbidimeter dikalibrasi dengan menggunakan sampel standar dari
turbiditans/kekeruhan 0,01 NTU sampai 7500 NTU. Hal ini dilakukan untuk
menstandarkan kembali alat tersebut pada keadaan atau kondisi praktikum.
Pada
percobaan ini, uji kekeruhan dilakukan pada sampel yang berbeda yaitu air sumur
Wusmal, air sumur Sabri, air PAM BTP, air PAM mallengkeri, air sumur bor, air
galon, dan air kemasan merek Anda dan J-S. Sampel-sampel ini dimasukkan ke
dalam kuvet. Dalam pengisian harus dilakukan secara hati-hati agar kuvet tidak
basah. Tapi jika basah harus dibersihkan dengan tissue sampai kering. Sebab
jika tidak dibersihkan akan mempengaruhi hasil bahkan dapat merusak alat
turbidimeter. Selanjutnya sampel diukur kekeruhannya. Dari hasil pengukuran,
diketahui bahwa air sumur Wusmal memiliki kekeruhan 2,450 NTU ; air PAM BTP
0,832 NTU; air minum merek J-S 0,151 NTU; air PAM Mallengkeri 1,450; air sumur
Sabri 0,807 NTU; air galon 0,458 NTU; air sumur bor 0,518 NTU, dan air minum
merek Anda 0,301 NTU.
Dari
data-data tersebut menunjukkanbahwa air yang paling tinggi tingkat kekeruhannya
ialah air sumur Wusmal dibanding dengan sampel air yang lainnya. Tingginya
kekeruhan dari air sumur Wusmal tersebut menunjukkan bahwa air tersebut banyak
mengandung partikel-partikel yang tersuspensi.
Menurut
teori atau WHO (World Health Organization). Menetapkan bahwa kekeruhan air
minum tidak boleh lebih dari 5 NTU, dan idealnya harus di bawah 1 NTU.
Berdasarkan teori tersebut dapat dikatakan bahwa semua sampel yang diujikan
telah memenuhi kelayakan untuk dikomsumsi sebab tingkat kekeruhan (turbiditans)
berada di bawah 5 NTU.
VIII. KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Tingkat
kekeruhan dari setiap sampel air yaitu air sumur Wusmal2,450 NTU ; air PAM BTP
0,832 NTU; air minum merek J-S 0,151 NTU; air PAM Mallengkeri 1,450; air sumur
Sabri 0,807 NTU; air galon 0,458 NTU; air sumur bor 0,518 NTU, dan air minum
merek Anda 0,301 NTU.
2. semua
sampel yang diujikan telah memenuhi kelayakan untuk dikomsumsi
B. Saran
1. Penggunaan
alat ini harus dilakukan secara hati-hati, sebab alat ini sangat sensitif dan
mudah rusak.
2. Ketika
ingin memasukkan kuvet ke dalam turbidimeter sebaiknya lakukan pembersihan atau
pengeringan terhadap dinding luar kuvet.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2010. Hamburan cahaya. . http://bahtera.org/kateglo/?mod=dictionary & action=view & phrase=hamburan%20cahaya. Diakses pada tanggal 4 Desember 2010
Handayana,Sumar. 1994. Kimia Analitik instrumen Edisi I. Semarang: Penerbit IKIP Semarang.
Khopkhar,S.M. 2003. Dasar-dasar Kimia Analitik. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
(UI-Press).
Mulyono. 2007. Kamus Kimia. Jakarta: Bumi Aksara.
Tim
Dosen Kimia Analitik. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Analisis Instrumen.
Makassar: Juurusan Kimia FMIPA UNM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar