Minggu, 09 Oktober 2011

titrasi konduktometri

Penghantar arus listrik dalam suatu larutan elektrolit terjadi perpindahan ion-ion bermuatan positif kearah katoda yang bermuatan negatif kearah anoda.Daya hantar suatu larutan adalah ukuran dari aliran  arus pada suatu kekuatan listrik tertentu,bergantung pada jumlah muatan partikel-partikel ini menyokong pada proses penghantar ,tetapi fraksi yang harus dibawah oleh suatu jenis ion tertentu,oleh konsentrasi dan mobilitas ion-ion tersebut dalam medianya.
                 Pada konduktometri yang dilakukan adalah daya hantar suatu larutan daya hantar(L) adalah harga resport tanaman (R) daya hantar spesifik (K) proposional adalah pendekatan pertama.Faktor proporsional A dinyatakan sebagai daya hantar molal yang dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi.
                 Dalam larutan encer,pengaruh jenis ion terhadap daya hantar cukup bertambah linier dengan bertambahnya konsentrasi jenis ion ini.Konduktometri sesuai untuk penentuan titik ekivalen banyak prosedur titrasi dan dapat juga diterapkan untuk larutan sangat encer.
                  Titrasi asam basa adalah suatu metode kuantitatif suatu larutan asam atau basa dalam larutan penting asam basa dengan bantuan suatu indikator.Larutan indikator digunakan karena akan berubah warna pada saat larutan asam atau basa,saat terjadi perubahan warna titrasi,maka titrasi dihentikan.
                   Percobaan titrasi menggunakan PH meter menggunakan HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M,untuk melihat perubahan warna saat titrasi dapat ditambahkan indikator MO untuk titrasi HCl 0,1 M dengan NaOH 0,1 M dan indikator PP pada tahap kedua.Percobaan ini terdiri dari dua bagian yaitu menetapkan kurva titrasi asam fosfat dan bagian kedua menetapakan kadar asam klorida yang tidak diketahui.
                   Penentuan PH juga dapat dilakukan dengan beberapa cara,yaitu pemakaian indikator dan kertas uji indikator.
                   Dalam beberapa keadaan mungkin penting untuk menentukan PH secara eksperimen tergantung pada ketelitian yang kita perlukan,dan instrumen-instrumen yang tersedia.Kita mempunyai pilihan dari beberapa teknik-teknik eksperimen.
                   Kegunaan PH meter dalam bidang farmasi adalah agar kita mengetahui identifikasi suatu larutan sehingga kita dapat mengetahui apakah dia bersifat asam atau basa,baik itu basa kuat atau basa lemah.
             










BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      TEORI UMUM
Titrasi asam dan basa merupakan cara yang tepat dan mudah untuk menentukan jumlah senyawa-senyawa  yang bersifat asam dan basa. Kebanyakan asam dan basa atau organic dan anorganik dapat dititrasi dalam larutan air atau yang bersifat cair tetapi sedikit senyawa tersebut yang dapat dititrasi oleh zat cair. Untuk ditentukan basa digunakan larutan baku basa kuat, misalnya HCl. Sedangkan menentukan asam dapat digunakan NaOH. Titik akhir titrasi biasanya ditentukan dengan bantuan perubahan warna indicator asam basa sesuai trayek pH atau dengan bantuan peralatan lain, misalnya : potensiometrik, spektropotometer dan pH meter (Birt T, 1993).
Indikator asam basa adalah suatu zat yang warnanya berubah bila pH larutan berubah, misalnya metil orange. Pada perubahan warna untuk tiap-tiap indicator diberada pada perubahan warna, ini terjadi secara mendadak tetapi secara angsur atas dasar inilah sehingga indicator digunakan dalam penentapan pH larutan (Harjadi W, 1993).
pH meter adalah alar yang digunakan untuk mengukur pH larutan dengan menggunakan metode sehingga lanzgsung mendapat kurva titrasi. pH meter merupakan contoh aplikasi elektroda memoran yang berguna untuk menentukan titik akhir titrasi (Underwood, 1992).
Ada dua cara menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa yang dapat dilakukan yaitu (Underwood 1992) :
1.      Memakai pH meter untuk memonitor perubahan-perubahan pH selama titrasi terjadi (dilakukan), kemudian menbuat volt antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah titik ekuivalen.
2.      Memakai indicator asam basa, indicator ditambahkan hingga 2-3 tetes (sedikit deni sedikit) pada titran sebelum proses titran dilakukan. Indikator ini akan  berubah jika ekuivalen terjadi. Pada saat inilah titrasi dihentikan. Indikator  yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indicator yang perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH.
Penggunaan jenis titrasi dalam hal titrassi campuran suatu asam kuat atau asam lemah, seperti asam klorida (HCl) dan asam asetat (CH3COOH). HCl dititrasi lebih dahulu  dan jika dihitung pHnya sewaktu titrasi adalah logis untuk mengabaikan H3O+ yang disumbangkan oleh HO.AC yang lemah. Hal ini menurut asas Le Chateleir , kelebihan H3O+ berkurang konsentrasinya. Pada titik ekuivalen pertama HCl pada dasarnya telah habis terpakai dan pHnya ditentukan oleh HOAC (Day, 1992).
Indikator asam basa terletak pada titik-titik ekuivalen dan ukuran pH. Pengukuran suatu keasaman terlarut atau larut dapat dilkukan dengan menggunakan kertas indicator yang dapat berubah diwarna. Perubahan warna kertas ini menunjukkan pHnya tergantung pada larutan yang diukur, Cara teliti untuk mengukur pH larutan (keasaman) dapat digunakan pH meter. Alat ini tersusun atas beberapa komponen yaitu elektroda (alat penguat potensia) dan pH meter (Analisis kimia kualitatif UNHAS).
Penghantar narus listrik dalam suatu larutan elektrolit terjadi perpindahan ion-ion bermuatan positif kearah katoda dan yang bermuatan nagatif kearah anode. Daya hantar adalah ukuran daru aliran arus pada suatu kekuatan listrik tertentu tergantung pada muatan partikel didalamnya. Semua partikel-partikel ini menyotong pada poses penghantaran tetapi harus yang dibawa oleh suatu jenis ion ditentukan oleh konsentrasi dalam molalitas ion-ion trersebut dalam mediannya (Penentuan Kimia Fisika, 2004).
Besarnya tahanan konduktor elektrolit yang dapat ditentukan dengan hukum ohm. Untuk larutan elektrolit lemahumum dipakai daya hantar yaitu harga kebalikan tahanan. Selain daya hantar jenis, dikenal pula daya hantar ekuivalen. Bahkan ini mempunyai arti yang lebih penting. Daya hantar ekuivalen adalah daya hantar suatu larutan elektrolit sebanyak 1 gram diantara 2 elektroda dengan jarak 1 cm (Sukarjo, 1989).
Pada konduktometri yang ditentukan adalah daya hantar sutau larutan. Daya hantar (L) adalah harga resiprok tahanan (R) :
L = 1/R
Pendekatan pertama adalah bahwa daya hantar spesifik (k) proporsional :
K = A.c/1000
Faktor proporsional A dinyatakan sebagai daya hantar molar yang dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi. Ketergantungan akan ini pada elektrolit lemah dise bapkan oleh bertambahnya disosiasi dengan bertambahnya pengenceran (Anonim, 2004).
Biasanya kondutometri merupakan prosedur titrasi. Metode konduktansi dapat digunakan untuk mengikuti reaksi titrasi jika perbedaan konduktansi cukup besar sebelum dan sesudah penambahan reagen. Tetapan sel harus diketahui. Berarti selama pengukuran yang berturut-turut jarak elektrodanya harus tetap. Hantaran sebanding dengan konsentrasi larutan pada temperature tetap, tetapi pengenceran akan menyebapkan hantarannya tidak berfungsi secara linear lagi dengan konsentrasinya. Titrasi konduktometri sangat berguna bila hantaran sesudah dan sebelum reaksi (S.M Khoplar, 1990).

Tidak ada komentar: