I.
JUDUL
PERCOBAAN
REFRAKTOMETER
II.
TUJUAN
PERCOBAAN
Tujuan
dari percobaan ini adalah untuk memeriksa indeks bias dari beberapa sampel.
III.
LANDASAN
TEORI
Refraktometer
adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan terlarut.
Misalnya gula, garam, protein, dsb. Prinsip kerja dari refraktometer sesuai
dengan namanya adalah memanfaatkan refraksi cahaya. Refraktometer ditemukan
oleh Dr. Ernest Abbe seorang ilmuan dari German pada permulaan abad 20 (Anonim,
2010).
Indeks bias adalah perbandingan
kecepatan cahaya dalam udara dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Indeks
bias berfungsi untuk identifikasi zat kemurnian, suhu pengukuran dilakukan pada
suhu 20oC dan suhu tersebut harus benar-benar diatur dan
dipertahankan karena sangat mempengaruhi indeks bias. Harga indeks bias
dinyatakan dalam farmakope Indonesia edisi empat dinyatakan garis (D) cahaya
natrium pada panjang gelombang 589,0 nm dan 589,6 nm. Umumnya alat dirancang
untuk digunakan dengan cahaya putih. Alat yang digunakan untuk mengukur indeks
bias adalah refraktometer ABBE. Untuk mencapai kestabilan, alat harus
dikalibrasi dengan menggunakan plat glass standart (Anonim, 2010).
Refraktometer Abbe adalah refraktometer
untuk mengukur indeks bias cairan, padatan dalam cairan atau serbuk dengan
indeks bias dari 1,300 sampai 1,700 dan persentase padatan 0 sampai 95%, alat
untuk menentukan indeks bias minyak, lemak, gelas optis, larutan gula, dan
sebagainnya, indeks bias antara 1,300 dan 1,700 dapat dibaca langsung dengan
ketelitian sampai 0,001 dan dapat diperkirakan sampai 0,0002 dari gelas skala
di dalam (Mulyono, 1997).
Pengukurannya didasarkan atas
prinsip bahwa cahaya yang masuk melalui prisma-cahaya hanya bisa melewati
bidang batas antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang terletak
dalam batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut batas antara cairan dan
alas
Faktor-faktor penting yang harus
diperhitungkan pada semua pengukuran refraksi ialah temperatur cairan dan jarak
gelombang cahaya yang dipergunakan untuk mengukur n. Pengaruh temperatur
terhadap indeks bias gelas adalah sangat kecil, tetapi cukup besar terhadap
cairan dan terhadap kebanyakan bahan plastik yang perlu diketahui indeksnya.
Karena pada suhu tinggi kerapatan optik suatu zat itu berkurang, indeks biasnya
akan berkurang. Perubahan per oC berkisar antara 5.10-5
sampai 5.10-4. Pengukuran yang seksama sampai desimal yang ke-4
hanya berarti apabila suhu diketahui dengan seksama pula.
Perbandingan sinus sudut datang dan
sinus sudut bias adalah konstan. Ini dinamakan hukum Snell, dinamakan sesuai
nama matematikawan Belanda Willebrod Snell Von Royen (1591-1626), dan
dinyatakan oleh:
21
Konstanta
n21 disebut indeks bias medium (2) relatif terhadap medium (1).
Nilai numerik konstanta itu tergantung pada sifat dasar gelombang dan pada
sifat-sifat kedua media
Indeks refraksi larutan gula
tergantung jumlah zat-zat yang terlarut, dan densitas suatu zat cair, meskipun
demikian dapat digunakan untuk mengukur kandungan gula. Cara ini valid untuk
pengukuran gula murni, karena adanya zat selain gula mempengaruhi refraksi
terhadap sukrosa. Oleh sebab itu, pengukuran indeks refraksi dapat digunakan
untuk memperkirakan penentuan kandungan zat kering larutan terutama sukrosa
(Anonim, 2010).
IV.
ALAT
DAN BAHAN
A.
Alat
1.
Refraktometer
2.
Botol semprot
B.
Bahan
1.
Aquades
2.
Fruktosa
3.
Glukosa
4.
Frutamin
5.
Ale-ale
6.
Capucino
7.
Teh gelas
V.
PROSEDUR
KERJA
1.
Meneteskan sampel pada permukaan prisma refraktometer.
2.
Menutup permukaan prisma refraktometer
dan membiarkan berkas cahaya memasuki, melewati senyawa cair dan pengatur
prisma.
3.
Menggeser tanda batas dengan memutar
knop pengatur hingga memotong titik perpotongan dua garis diagonal yang saling
berpotongan pada layar dan membaca skala indeks biasnya.
Gambar
refraktometer
VI.
HASIL
PENGAMATAN
No
|
sampel cair
|
indeks bias( %)
|
kadar gula (g)
|
1
|
Aquades
|
0
|
|
2
|
Capucino
|
5
|
8
|
3
|
Teh gelas
|
6
|
15
|
4
|
Frutamin
|
7
|
17
|
5
|
Ale-ale
|
12
|
24
|
6
|
Fruktosa
|
13,2
|
|
7
|
Glukosa
|
13,4
|
|
VII. ANALISIS DATA
1.
Aquades =
0,79 + 0 = 0,79
2.
Capucino =
0,79 + 5 = 5,79
3.
Teh gelas = 0,79 + 6 = 6,79
4.
Frutamin =
0,79 + 7 = 7,79
5.
Ale-ale =
0,79 + 12 = 12,79
6.
Fruktosa =
0,79 + 13,2 = 13,99
7.
Glukosa =
0,79 + 13,4 = 14,19
VIII. PEMBAHASAN
Pada
percobaan refraktometer ini, akan diperiksa indeks bias dari beberapa sampel.
Indeks bias merupakan perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan
kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Indeks bias berfungsi untuk
mengidentifikasi zat deteksi kemurnian. Suhu pengukuran dilakukan pada suhu 20oC
dan suhu tersebut harus benar-benar diatur dan dipertahankan karena sangat
mempengaruhi indeks bias.
Prinsip
kerja dari refraktometer yaitu jika sampel merupakan larutan dengan konsentrasi
rendah, maka sudut refraksi akan lebar dikarenakan perbedaan refraksi dari
prisma dan sampel besar. Maka pada papan skala sinar “a” akan jatuh pada skala
rendah.
Pada
percobaan ini digunakan tujuh sampel minuman yang berbeda-beda, denga indeks
bias berbeda pula. Ketujuh sampel yang digunakan adalah aquades, capucino, teh
gelas, frutamin, ale-ale, fruktosa dan glukosa. Indeks bias dari ketujuh sampel
tersebut berturut-turut adalah 0; 5; 6; 7; 12; 13,2; dan 13,4. Aquades
digunakan sebagai kontrol karena indeks biasnya 0.
Dari
hasil pengamatan diketahui bahwa kadar gula yang terdapat dalam sampel
berbanding lurus dengan indeks biasnya. Makin besar/ tinggi kadar gula yang
terdapat dalam minuman makin besar pula indeks biasnya.
IX.
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Indeks
bias dari aquades, capucino, teh gelas, frutamin, ale-ale, fruktosa dan glukosa
berturut-turut adalah 0; 5; 6; 7; 12; 13,2; dan 13,4.
B.
Saran
Diharapkan
kepada praktikan agar menggunakan alat sesuai dengan cara kerjanya dan
mengamati indeks bias yang tertera pada refraktometer dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Mulyono. 1997. Kamus Pintar Kimia. Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar