Minggu, 12 Juni 2011

plastik


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Bahan Plastik menuai banyak kontroversi baik dalam pemakaian maupun kegunaannya, bukan rahasia lagi bahwa sudah sejak lama banyak orang dan pihak-pihak tertentu yang berpendapat bahwa bahan plastik itu berbahaya dan membawa dampak yang buruk bagi manusia. Padahal seperti yang kita sadari dan rasakan bersama bahwa bahan plastik belakangan ini merupakan jenis material yang paling sering kita temui terutama sebagai kemasan produk-produk bahan makanan.
Hampir setiap hari kita membutuhkan plastik untuk berbagai hal, yakni sebagai pembungkus makanan, alas makan dan minum, untuk keperluan sekolah, kantor, dan sebagainya. Hal ini dikarenakan plastik memiliki sifat unggul seperti ringan tetapi kuat, transparan, tahan air serta harganya relatif murah dan terjangkau oleh semua kalangan masyarakat.
Namun, terlepas dari masalah yang menjadi sorotan dalam penggunaan bahan plastik ini mulai dari keamanan produk untuk kesehatan sampai masalah limbah plastik, banyak pihak yang menganggap plastik adalah material yang mampu menyokong kemajuan teknologi modern, dan memang dapat kita lihat dan sadari manfaat plastik dalam kehidupan kita. Bahkan sebagian dari penduduk Indonesia menggantungkan hidupnya dengan menjadi pemulung sampah plastik. Oleh sebab itu, solusi untuk hal ini adalah bukan dengan penghentian penggunaan bahan plastik, tetapi lebih kepada bagaimana kita memanfaatkan sisa hasil pemakaian plastik tersebut.
B.  Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1.      Pengertian plastik
2.      Sifat-sifat plastik
3.      Jenis-jenis plasti.
4.      Proses pembuatan plastik
5.      Manfaat penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari
6.      Dampak penggunaan plastik bagi kesehatan dan lingkungan
7.      Cara penanggulangan bahaya plastik
8.      Proses pemanfaatan kembali plastik
9.      Plastik biodegradable.

C.  Manfaat Penulisan
Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat dan digunakan oleh:
1.      Bagi penulis, menyadari penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Pembaca, diharapkan mendapatkan informasi yang lebih luas mengenai penggunaan plastik dan dampak yang ditimbulkan bagi kesehatan dan lingkungan. Dengan demikian, masyarakat akan lebih bijak dalam memanfaatkan plastik dan mengetahui apa yang harus dilakukan terhadap plastik yang sudah tidak digunakan lagi.










BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Plastik
Plastik adalah bahan yang mempunyai derajat kekristalan lebih rendah daripada serat, dan dapat dilunakkan atau dicetak pada suhu tinggi. Plastik merupakan polimer bercabang atau linier yang dapat dilelehkan diatas panas penggunaannya. Plastik dapat dicetak (dan dicetak ulang) sesuai dengan bentuk yang diinginkan dan yang dibutuhkan dengan menggunakan proses injection molding dan ekstrusi.
Meskipun istilah plastik dan polimer seringkali dipakai secara sinonim, namun tidak berarti semua polimer adalah plastik. Plastik merupakan polimer yang dapat dicetak menjadi berbagai bentuk yang berbeda. Umumnya setelah suatu polimer plastik terbentuk, polimer tersebut dipanaskan secukupnya hingga menjadi cair dan dapat dituangkan ke dalam cetakan. Setelah penuangan, plastik akan mengeras jika plastik dibiarkan mendingin.

B.  Sifat-sifat Plastik

Bahan plastik merupakan jenis material yang paling sering kita temui sekarang ini terutama sebagai kemasan produk-produk bahan makanan. Bukan suatu yang mengherankan jika plastik banyak digunakan. Plastik memiliki banyak kelebihan dibandingkan bahan lainnya. Secara umum, plastik memiliki densitas yang rendah, bersifat isolasi terhadap listrik, mempunyai kekuatan mekanik yang bervariasi, ketahanan suhu terbatas, biasanya transparan dan jernih, dapat diwarnai, serta ketahanan bahan kimia yang bervariasi. Selain itu, plastik juga ringan, mudah dalam perancangan, Secara kimia stabil (tidak bereaksi dengan udara, air, asam, alkali dan berbagai zat kimia lain), dan biaya pembuatan murah.
Bahan dasar plastik berasal dari selulosa bakteri, kitin, kitosan, atau tepung yang terkandung dalam tumbuhan, serta beberapa material plastik atau polimer lain yang terdapat di sel tumbuhan dan hewan.

C.  Jenis – jenis Plastik
Jenis utama plastik yang banyak digunakan antara lain polietilen, poli(vinil klorida), polipropilen, polistiren, poli(metil pentena), poli (tetrafluoroetilen) atau teflon.
1. Polietilen
Poli etilen adalah bahan termoplastik yang kuat dan dapat dibuat dari yang lunak sampai yang kaku. Ada dua jenis polietilen yaitu polietilen densitas rendah (low-density polyethylene / LDPE) dan polietilen densitas tinggi (high-density polyethylene / HDPE).
Monomer : etena (CH2 = CH2)
    
      
Polyetylene ada 2 jenis, yaitu linier dan bercabang dengan struktur sebagai berikut:
Kegunaan dan sifat :
-  kantong plastik, botol plastik, film, cetakan
-  pembungkus kabel modern
-  tidak tahan panas
-  fleksibel, permukaannya licin
-  tidak tembus cahaya (buram) dan ada yang tembus cahaya
-  titik lelehnya 115ºC
2. Polipropilen
Polipropilen mempunyai sifat sangat kaku; berat jenis rendah; tahan terhadap bahan kimia, asam, basa, tahan terhadap panas, dan tidak mudah retak. Plastik polipropilen digunakan untuk membuat alat-alat rumah sakit, komponen mesin cuci, komponen mobil, pembungkus tekstil, botol, permadani, tali plastik, serta bahan pembuat karung.
Monomer : propena (CH3 – CH = CH2)
Unit ulang polimer :
    
Kegunaan dan sifat :
-  kantong plastik, film, automotif
-  maianan mobil-mobilan, ember, botol
-  lebih tahan panas
-  keras, flexible, dapat tembus cahaya
-  ketahanan kimianya bagus
-  titik lelehnya 165ºC
3. Polistirena
Polistiren adalah jenis plastik termoplast yang termurah dan paling berguna serta bersifat jernih, keras, halus, mengkilap, dapat diperoleh dalam berbagai warna, dan secara kimia tidak reaktif. Busa polistirena digunakan untuk membuat gelas dan kotak tempat makanan, polistirena juga digunakan untuk peralatan medis, mainan, alat olah raga, sikat gigi, dan lainnya.
Monomer : styrene
Kegunaan dan sifat :
-         tidak buram, seperti glass
-         kaku, mudah patah
-         buram terhadap sentuhan
-         meleleh pada 95ºC
-         untuk penggaris, gantungan baju
-         tempat menyimpan dalam kulkas, pembungkus industri minuman
-         catridge printer
4. Polivinil klorida (PVC)
Plastik jenis ini mempunyai sifat keras, kuat, tahan terhadap bahan kimia, dan dapat diperoleh dalam berbagai warna. Jenis plastik ini dapat dibuat dari yang keras sampai yang kaku keras. Banyak barang yang dahulu dapat dibuat dari karet sekarang dibuat dari PVC. Penggunaan PVC terutama untuk membuat jas hujan, kantong kemas, isolator kabel listrik, ubin lantai, piringan hitam, fiber, kulit imitasi untuk dompet, dan pembalut kabel.
Monomer : Vinyl Chlorida
Kegunaan dan sifat :
- karpet, kayu imitasi
- pipa air (paralon), alat-alat listrik, film
- Jas hujan
- Botol detergen
- Keras dan kaku
- dapat bersatu dengan pelarut
- tititk lelehnya 70 – 140ºC
5. Potetrafluoroetilena (teflon)
Teflon memiliki daya tahan kimia dan daya tahan panas yang tinggi (sampai 2600C) Keistimewaan teflon adalah sifatnya yang licin dan bahan lain tidak melekat padanya. Penggorengan yang dilapisi teflon dapat dipakai untuk menggoreng telur tanpa minyak.
6.    Polimetil pentena (PMP)
Plastik poli metal pentena adalah plastik yang ringan dan melebur pada suhu 2400C. Barang yang dibuat dari PMP bentuknya tidak berubah bila dipanaskan sampai 2000C dan daya tahannya terhadap benturan lebih tinggi dari barang yang dibuat dari polistiren. Bahan ini tahan terhadap zat-zat kimia yang korosif dan tahan terhadap pelarut organik, kecuali pelarut organik yang mengandung klor, misalnya kloroform dan karbon tetraklorida. PMP cocok untuk membuat alat-alat laboratorium dan kedokteran yang tahan panas dan tekanan, tanpa mengalami perubahan. Barang-barang dari bahan ini tahan lama.
D.  Proses Pembuatan Plastik
·       Injection molding
Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas diinjeksikan ke dalam cetakan. Biasanya injection molding 90% adalah memproses bahan material termoplastik. Contohnya: pesawat telepon,dashboard,helm,mouse,dll
Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas secara kontinyu ditekan melalui sebuah orifice sehingga menghasilkan penampang yang kontinyu.
Lembaran plastik yang dipanaskan ditekan ke dalam suatu cetakan. . Contoh produk yang diproses secara thermoforming adalah nampan biscuit.
Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas secara kontinyu diekstrusi membentuk pipa (parison) kemudian ditiup di dalam cetakan.
E.  Manfaat Plastik
Penggunaan bahan plastik yang semakin marak disebabkan karena sifatnya yang cocok untuk banyak aplikasi dan ekonomis. Contohnya, pipa plastik PVC, Selain memenuhi standar kekuatan untuk banyak aplikasi pipa, PVC juga jauh lebih murah, proses produksinya lebih bersih (polusi minimal), beratnya yang ringan juga menghemat ongkos transportasi, menghemat konsumsi BBM serta mengurangi emisi gas buang selama transportasi. Singkatnya, jauh lebih ramah terhadap lingkungan.
Pembungkus plastik, telah banyak menggantikan pembungkus dengan daun pisang yang rawan kontaminasi, atau bahan-bahan pembungkus tradisional lainnya yang rawan kontaminasi, telah berjasa membuat manusia untuk berusaha menjadi lebih sehat. Dengan jasa pembungkus plastik juga makanan bisa disimpan dan diawetkan lebih lama dengan harapan bahwa distribusi makanan ke tempat yang jauh dapat terpecahkan dengan adanya plastik, jika tidak akan lebih banyak krisis pangan karena kesulitan dalam pendistribusian makanan ke tempat-tempat yang jauh.
Pipa air plastik sangat tahan lama, bahkan ada yang sudah berusia 40 tahun masih berfungsi sampai sekarang. Sangat tahan lama, tidak berkarat, tidak ada resiko masuknya kontaminasi ke air bersih karena kekuatannya yang baik dan tidak berkarat sehingga tidak bocor dan terbukti selama 40 tahun bisa melayani masyarakat. Sebenarnya karena sumbangan-sumbangan  seperti inilah tingkat pengharapan hidup manusia makin panjang. Manusia sekarang sudah jauh lebih sehat dibanding zaman dulu,  apabila kita menggunakan plastik sesuai dengan peruntukkannya.
F.   Dampak Penggunaan Plastik bagi Kesehatan dan Lingkungan
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi “PR” besar bagi bangsa Indonesia adalah faktor pembuangan limbah sampah plastik. Plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelola.
Dibutuhkan waktu 1000 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau terurai dengan sempurna. Ini adalah sebuah waktu yang sangat lama. Saat terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah.
Selain akibat dari limbah plastik, ternyata plastik adalah suatu polimer yang reaktif terhadap panas, artinya jika suatu makanan dihidangkan dalam suatu styrofoam maka, monomer dari styrofoam yaitu stiren akan mengurai dan memungkinkan larut dalam makanan. Menurut survei di AS tahun 1986, 100% jaringan lemak orang Amerika mengandung stiren yang berasal dari styrofoam. Plastik jika dibakar akan mengurai dan menghasilkan suatu senyawa yang termasuk golongan dioksin. Dioksin ini dapat menimbulkan penyakit kanker, depresi, hepatitis, pembengkakan hati, ganguan sistem saraf, dan lain-lain.
 Bahan plastik juga penyebab banjir, karena menyumbat saluran-saluran air dan tanggul. Sehingga mengakibatkan banjir bahkan yang terparah merusak turbin waduk.
Sejak proses produksi hingga tahap pembuangan, sampah plastik mengemisikan gas rumah kaca ke atmosfer. Kegiatan produksi plastik membutuhkan sekitar 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon setiap tahunnya. Proses produksinya sangat tidak hemat energi. Pada tahap pembuangan di lahan penimbunan sampah (TPA), sampah plastik mengeluarkan gas rumah kaca.
G. Cara Penanggulangan Bahaya Plastik
Untuk menanggulangi masalah bahaya plastik ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, selain dengan pemusnahan limbah plastik dengan dibakar yang akan menghasilkan dioksin, yaitu sebagai berikut:
● Langkah pertama, bedakan tempat sampah organik dan anorganik. Metode buang sampah Indonesia masih tertinggal, dan ini yang membuat khawatir akan masa depan Indonesia. Pemerintah kurang gencar dalam mengkampanyekan metode buang sampah ini, padahal jika tidak dilakukan dengan segera Indonesia bakal menjadi negeri sampah. Padahal ternyata plastik dapat didaur ulang dengan cara depolimerisasi, dan menjadi suatu bahan yang berguna.
● Langkah kedua, lakukan segera pengembangan industri plastik degredable, yaitu plastik yang mudah diuraikan oleh alam. Salah satu plastik degredable adalah polylaktida (PLA) yang berbahan dasar selulosa (bakteri, kitin, kitosan, tepung tumbuhan). Indonesia yang kaya akan umbi-umbian, berpotensi untuk mengembangkan plastik biodegradable ini.
● langkah ketiga, jika takut terkena penyakit yang diakibatkan oleh plastik hindari penggunaan plastik dalam mengemas suatu makanan yang dihidangkan panas atau memiliki kontak yang lama. Lebih bagus jika anda menggunakan bahan selain plastik yang lebih aman menurut kesehatan.
H. Proses Pemanfaatan Kembali Bahan Plastik
Berbagai masalah yang menjadi sorotan dalam penggunaan bahan plastik mulai dari keamanan produk untuk kesehatan sampai masalah limbah plastik sering kali dilontarkan oleh berbagai pihak terutama aktivis pencinta lingkungan hidup. Banyak pihak yang mengeluhkan sifat limbah plastik yang sulit dikelola. Namun berbanding terbalik dengan semua itu, banyak pihak yang menganggap plastik adalah material yang mampu menyokong kemajuan teknologi modern, dan memang dengan pasti dapat kita lihat dan sadari manfaat plastik dalam kehidupan kita. Banyak sekali contoh yang dapat kita lihat sebagai bentuk pemanfaatan limbah plastik dalam kehidupan sehari-hari kita. Contoh yang paling dekat adalah bahwa masyarakat Indonesia ada yang hidupnya menggantungan penghasilan dari sampah atau limbah plastik, sehari-harinya kita menyebut mereka sebagai pemulung. Sementara itu dalam skala yang lebih besar ada beberapa contoh yang dapat kita perhatikan berikut ini :
Stephen J. Miller, Ph.D., seorang ilmuwan senior dan konsultan peneliti di Chevron beserta rekan-rekannya di Pusat penelitian Chevron Energy Technology Company, Richmond, California, Amerika Serikat dan University of Kentucky, berhasil mengubah limbah plastik menjadi minyak pelumas. Para ahli ini memulainya dengan cara mengubah senyawa hidrokarbon cair (yang di peroleh dari bahan plastik) melalui proses katalitik yang dikenal dengan nama proses Fischer-Tropsch.
Pada proses Fischer-Tropsch ini, gas metana diubah menjadi gas sintesis (syngas), yaitu campuran antara gas hidrogen dan karbon monoksida, dengan bantuan besi atau kobalt sebagai katalis. Selanjutnya, syngas ini diubah menjadi senyawa hidrokarbon cair, untuk kemudian diolah menggunakan proses hydrocracking menjadi bahan bakar dan produk minyak bumi lainnya, termasuk minyak pelumas. Senyawa hidrokarbon cair hasil pengubahan dari syngas mempunyai sifat kimia yang sama dengan polietilena.
Gas alam yang digunakan berasal dari Amerika Serikat. Belakangan, daerah lepas laut Timur Tengah menjadi sumber gas alam karena di sana harga gas alam lebih murah. Minyak pelumas dari gas alam ini untuk sementara dapat menjadi alternatif minyak pelumas hasil pengolahan minyak bumi. Pada masa mendatang, cadangan gas alam di dunia diperkirakan akan segera menipis. Di lain pihak, kebutuhan akan minyak pelumas semakin tinggi. Kini, dengan adanya penemuan ini, pembuatan minyak pelumas nampaknya tidak lagi memerlukan gas alam. Cukup dengan memanfaatkan limbah botol plastik, jadilah minyak pelumas.
Hal lain yang dapat kita contoh mengenai manfaat dan kegunaan limbah plastik ini adalah sebagaimana yang terdapat di Bangladesh, dimana di Negara tersebut masyarakatnya telah sukses menjadikan plastik sebagai salah satu sumber devisa negara mereka. Mereka sudah dikenal sebagai pengekspor bubur plastik. Dimana omset negara tersebut untuk penjualan bubur plastik tersebut mencapai 10 juta USD. Nilai yang sangat fantastik, apalagi jika kita bandingkan dengan kodisi negara kita saat ini yang sedang mengalami masalah ekonomi yang sangat parah, ditambah dengan angka pengangguran yang juga semakin tinggi.
Terlepas dari kontroversi tentang dampak negatif pemakaian bahan plastik terhadap makanan, yang pasti sampah plastik ini adalah sumber atau tambang emas bagi sebagian besar masyarakat. Maka solusi untuk hal ini adalah bukan dengan penghentian penggunaan bahan plastik, tetapi lebih kepada bagaimana kita memanfaatkan sisa hasil pemakaian plastik tersebut.
I.     Plastik Biodegradable
Untuk menyelamatkan lingkungan dari bahaya plastik, saat ini telah dikembangkan plastik biodegradable, artinya plastik ini dapat duraikan kembali mikroorganisme secara alami menjadi senyawa yang ramah lingkungan. Biasanya plastik konvensional berbahan dasar petroleum, gas alam, atau batubara. Sementara plastik biodegradable terbuat dari material yang dapat diperbaharui, yaitu dari senyawa-senyawa yang terdapat dalam tanaman misalnya selulosa, kolagen, kasein, protein atau lipid yang terdapat dalam hewan.
Jenis plastik biodegradable antara lain polyhidroksialkanoat (PHA) dan poli-asam amino yang berasal dari sel bakteri, polylaktida (PLA) yang merupakan modifikasi asam laktat hasil perubahan zat tepung kentang atau jagung oleh mikroorganisme, dan poliaspartat sintesis yang dapat terdegradasi. Bahan dasar plastik berasal dari selulosa bakteri, kitin, kitosan, atau tepung yang terkandung dalam tumbuhan, serta beberapa material plastik atau polimer lain yang terdapat di sel tumbuhan dan hewan.
Plastik biodegradable berbahan dasar tepung dapat didegradasi bakteri pseudomonas dan bacillus memutus rantai polimer menjadi monomer-monomernya . Senyawa-senyawa hasil degradasi polimer selain menghasilkan karbon dioksida dan air, juga menghasilkan senyawa organik lain yaitu asam organik dan aldehid yang tidak berbahaya bagi lingkungan.
Plastik berbahan dasar tepung aman bagi lingkungan. Sebagai perbandingan, plastik tradisional membutuhkan waktu sekira 50 tahun agar dapat terdekomposisi alam, sementara plastik biodegradable dapat terdekomposisi 10 hingga 20 kali lebih cepat.
Hasil degradasi plastik ini dapat digunakan sebagai makanan hewan ternak atau sebagai pupuk kompos. Plastik biodegradable yang terbakar tidak menghasilkan senyawa kimia berbahaya. Kualitas tanah akan meningkat dengan adanya plastik biodegradable, karena hasil penguraian mikroorganisme meningkatkan unsur hara dalam tanah.
Sampai saat ini masih diteliti berapa cepat atau berapa banyak polimer biodegradable ini dapat diuraikan oleh alam. Di samping itu, penambahan tepung pada pembuatan polimer biodegradable menambah biaya pembuatan plastik.
Namun ini menjadi potensi yang besar di Indonesia, karena terdapat berbagai tanaman penghasil tepung seperti singkong, beras, kentang, dan tanaman lainnya. Apalagi harga umbi-umbian di Indonesia relatif rendah. Dengan memanfaatkan sebagai bahan plastik biodegradable, akan memberi nilai tambah ekonomi yang tinggi. Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan. Bukan tidak mungkin kelak Indonesia menjadi produsen terbesar plastik biodegradable di dunia.
Jerman, India, Australia, Jepang, dan Amerika adalah negara yang paling intensif mengembangkan riset plastik biodegradable dan mempromosikan penggunaannya menggantikan plastik konvensional. Produk industri berbahan dasar plastik mulai menggunakan bahan biodegradable. Fujitsu, perusahaan komputer besar di Jepang telah menggunakan plastik biodegradable ini pada semua casing produknya. Komunitas internasional sepakat, penggunaan bahan polimer sintetis yang ramah lingkungan harus terus ditingkatkan.
Sementara itu, penggunaan di Indonesia masih jauh panggang dari api. Padahal sudah jelas potensi bahan baku pembuatan plastik biodegradable sangat besar di Indonesia. Tampaknya perlu dukungan dari semua pihak terutama pemerintah selaku regulator, industri kimia dan proses, serta kesadaran dari seluruh masyarakat. Harus ada kerja sama diantara banyak pihak untuk mendukung penerapan plastik biodegradable menggantikan plastik konvensional. Penggunaan skala besar plastik berbahan biodegradable ini akan membantu mengurangi penggunaan minyak bumi, gas alam dan sumber mineral lain serta turut berkontribusi menyelamatkan lingkungan.















BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.    Plastik adalah bahan yang mempunyai derajat kekristalan lebih rendah daripada serat, dan dapat dilunakkan atau dicetak pada suhu tinggi. Plastik merupakan polimer bercabang atau linier yang dapat dilelehkan diatas panas penggunaannya.
2.    Sifat-sifat plastik yaitu plastik memiliki densitas yang rendah, bersifat isolasi terhadap listrik, mempunyai kekuatan mekanik yang bervariasi, ketahanan suhu terbatas, biasanya transparan dan jernih, dapat diwarnai, serta ketahanan bahan kimia yang bervariasi. Selain itu, plastik juga ringan, mudah dalam perancangan, Secara kimia stabil (tidak bereaksi dengan udara, air, asam, alkali dan berbagai zat kimia lain), dan biaya pembuatan murah.
3.    Jenis utama plastik yang banyak digunakan antara lain polietilen, poli(vinil klorida), polipropilen, polistiren, poli(metil pentena), poli (tetrafluoroetilen) atau teflon.
4.    Proses pembuatan plastik yaitu dengan cara Injection molding, Ekstrusi, Thermoforming, Blow molding.
5.    Manfaat plastik dalam kehidupan sehari-hari yaitu misalnya sebagai pembungkus, bahan perabot rumah tangga (pipa air, dll) yang tahan lama serta ekonomis.
6.    Dampak penggunaan plastik bagi kesehatan dan lingkungan adalah plastik mengandung bahan yang berbahaya bagi tubuh dan apabila dibakar akan menghasilkan dioksin yang dapat menyebabkan penyakit kanker, depresi, hepatitis, pembengkakan hati, ganguan sistem saraf, dan lain-lain.
7.    Cara penanggulangan bahaya plastik adalah dengan membedakan tempat sampah organik dan anorganik, melakukan pengembangan industri degradable, dan menghindari penggunaan plastik dalam mengemas suatu makanan yang dihidangkan panas atau memiliki kontak yang lama.
8.    Proses pemanfaatan kembali bahan plastik yaitu dengan memproduksi limbah plastik menjadi minyak pelumas dan bubur plastik.
9.    Plastik biodegradable adalah plastik yang dapat duraikan kembali oleh  mikroorganisme secara alami menjadi senyawa yang ramah lingkungan.


B.  Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberikan saran yang mungkin dapat berguna untuk mengurangi bahaya yang disebabkan oleh plastik yaitu:
1.    Dalam upaya mencegah bahaya akibat penggunaan bahan plastik, warga masyarakat sebaiknya menggunakan bahan plastik yang aman digunakan dan dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Dalam hal ini bahan plastik yang digunakan adalah plastik biodegradable.
2.    Pemerintah harus berupaya mengembangkan industri plastik biodegradable mengingat potensi Indonesia yang kaya akan umbi-umbian sebagai bahan dasar pembuatan plastik biodegradable.
Masyarakat senantiasa tidak melakukan pembakaran bahan plastik yang menghasilkan dioksin yang berbahaya bagi tubuh

Tidak ada komentar: