Rabu, 22 Juni 2011

Penentuan kadar vitamin C


A.  JUDUL PERCOBAAN
Penentuan kadar vitamin C
B.   TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan kadar vitamin C dan membandingkan jumlah volume natrium tiosulfat yang digunakan antara sampel yang menggunakan vitamin C dengan sampel tanpa vitamin C
C.  LANDASAN TEORI
Vitamin C adalah vitamin anti-skorbat. Dijumpai dalam banyak buah-buahan, khususnya dalam jeruk dan sayuran. Penting untuk perkembangan yang sehat bagi semua jaringan ikat. Menambah kekebalan terhadap infek dan membantu penyembuhan luka dan fraktur kekurangan akan vitamin ini menimbulkan pendarahan bawah kulit (Evelyn C. Pearce, 2006 : 173).
Vitamin C sebagai anti-oksidan selain dapat memperbaiki sel tubuh dan jaringan kulit yang rusak akibat radikal bebas. Dalam merawat kecantikan, vitamin C memiliki peran penting dalam melancarkan peredaran darah sehingga kulit terlihat lebih segar. Vitamin ini juga akan merangsang pembentukan kolagen kulit dan menjaganya dari kerusakan. Vitamin C memiliki sifat sebagai water holder (menyimpan air) sehingga mampu menjaga kelembapan kulit dan mencegah dari kekeringan (Wikipedia, 2010 : 1).
Asam askorbat dinamakan pula sebagai vitamin C yang berupa Kristal putih, mempunyai rasa asam, tidak berbau. Dalam larutan vitamin C mudah rusak, karena dioksidasi oksigen udara, lebih stabil dalam bentuk kristal kering. Memiliki struktur yang mirip dengan struktur monosakarida, mengandung gugus enediol yang melepaskan hidrogren terbentuk dehidroaskorbat. Asam askorbat dan dehidroaskorbat, kedua-duanya fisiologis aktif.





           
Kekurangan vitamin C memberikan kelainan klinis berupa skorbat memberikan kelainan pada rongga mulut, terutama gusi, pembuluh darah kapiler dan jaringan tulang (Hardjasasmita, Pandjita, 1991 : 90-91)
Menurut Ir. Ali Khomzan (2010), berikut ini beberapa manfaat dan vitamin C, yaitu:
  1. Vitamin C dapat memperkuat otot jantung
  2. Vitamin C berperan paling melalui proses metabolism kolesterol karena dalam proses metabolism kolesterol vitamin C dapat meningkatkan laju kolesterol yang terbuang dalam bentuk asam empedu dan mengatur metabolism kolesterol
  3. Vitamin C dapat meningkatkan kadar HDL dan berfungsi sebagai pencakar sehingga dapat meningkatkan pembuangna kotoran
  4. Vitamin C dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida tinggi
  5. Vitamin C sangat berperan dalam sintesis kolagen sehingga dapat mencegah terserang penyakit jantung koroner
Disamping melalui konsumsi natural, vitamin C juga dapat diperoleh melalui injeksi atau buatan (Wikipedia, 2008 : 3).
Asam askorbat nampaknya berfungsi sebagai kofaktor di dalam hidroksida enzimatik residu prolin pada kalogen dari jaringan pengikat vertebrata, membentuk residu 4-hidroksi-prolin. Residu hidroksi prolin ditemukan hanya pada kalogen dan tidak ada pada protein hewan lainnya. Walaupun asam askorbat kelihatannya berfungsi dalam pembentukan dan pertahankan komponen utama pada jaringan pengikat hewan tingkat tinggi, tetapi masih belum dapat dipastikan bahwa fungsi ini merupakan satu-satunya atau bahkan fungsi utama vitamin ini (Lehninger, Albert, 1982 : 298).
Sumber vitamin C yang baik adalah buah-buahan dan sayuran segar. Bagian buah dengan kandungan vitamin C terbanyak adalah bagian kulitnya, kemudian bagian dagingnya dan terakhir bagian bijinya (Hardjasasmita, Pandjita, 1991 : 91).
D.  ALAT DAN BAHAN
1.      Alat-alat yang digunakan:
  1. Pipet volume 25 mL 1 buah
  2. Buret 50 mL 1 buah
  3. Labu Erlenmeyer 250 mL 3 buah
  4. Labu semprot
  5. Gelas kimia 500 mL 3 buah
  6. Statif dan klem
  7. Batang pengaduk
  8. Mortar dan alu
  9. Kaca arloji
  10. Corong biasa
  11. Bunsen, kasa asbes dan kaki tiga
  12. Pipet tetes
  13. Gelas ukur 10 mL dan 50 mL
2.      Bahan-bahan yang digunakan:
  1. Vitamin C
  2. Aquadest
  3. H2SO4 2 N
  4. Iod 0,1 N
  5. Na2S2O3
  6. Amilum
  7. Issue
  8. Korek api
E.   PROSEDUR KERJA
1.      Sampel
  1. Memasukkan 0,3 gram serbuk vitamin C ke dalam labu Erlenmeyer
  2. Memasukkan aquades dingin (yang telah dipanaskan terlabih dahulu) sebanyak 20 mL ke dalam labu Erlenmeyer
  3. Menambahkan 5 mL H2SO4 2 N dan 50 mL larutan iod 0,1 N
  4. Menambahkan amilum sebanyak 3 tetes sebelum titrasi
  5. Menitrasi dengan larutan natrium tiosulfat 0,1 N sampai warna biru hilang selama tiga kali titrasi
  6. Menghitung jumlah volume tiosulfat yang digunakan
2.      Blanko
  1. Memasukkan 20 mL aquades ke dalam labu Erlenmeyer
  2. Menambahkan 5 mL H2SO4 2 N dan 50 mL larutan iod 0,1 N
  3. Menambahkan amilum sebanyak 3 tetes sebelum titrasi
  4. Menitrasi dengan larutan natrium tiosulfat 0,1 N sampai warna biru hilang selama tiga kali titrasi
  5. Menghitung jumlah volume tiosulfat yang digunakan
3.      Untuk perbandingan
  1. Memasukkan 0,3 gram serbuk vitamin C ke dalam labu Erlenmeyer
  2. Memasukkan 20 mL aquades dingin (yang telah dipanaskan terlabih dahulu), 5 mL H2SO4 2 N dan 50 mL larutan iod 0,1 N
  3. Menitrasi dengan larutan natrium tiosulfat 0,1 N tetapi sebelumnya ditambahkan 3 tetes amilum
  4. Menghitung jumlah volume tiosulfat yang digunakan
  5. Memasukkan 20 mL aquades ke dalam labu Erlenmeyer
  6. Menambahkan 5 mL H2SO4 2 N dan 50 mL larutan iod 0,1 N dan 3 tetes amilum
  7. Menitrasi dengan larutan natrium tiosulfat
  8. Menghitung jumlah volume tiosulfat yang digunakan
F.   HASIL PENGAMATAN
1.      Sampel
Vitamin C (sudah digerus) 0,3 gr + 20 mL H2O + 5 mL H2SO4 2 N + 50 mL iod 0,1 N cokelat + amilum titrasi tio   larutan kuning
(V1 = 31,5 ; V2 = 31,5 ; V3 = 31,5) mL
2.      Blanko
20 mL H2O + 5 mL H2SO4 2 N + 50 mL iod 0,1 N cokelat + amilum    titrasi tio           larutan bening
(V1 = 34,8 ; V2 = 34,6 ; V3 = 35,0) mL
3.      Untuk perbandingan
-  Vitamin C (sudah digerus) 0,3 gr + 20 mL H2O + 5 mL H2SO4 2 N + 50 mL iod 0,1 Ncokelat + amilum titrasi tio  larutan kuning (V = 95 mL)
-  20 mL H2O + 5 mL H2SO4 2 N + 50 mL iod 0,1 Ncokelat + amilum titrasi tio  larutan bening (V = 101,5 mL)
G.  ANALISIS DATA
Dik:             Ntio = 0,1 N
                   N = 2
                       
Vrata2 smpl I            =
                                                = 31,5 mL
Vrata2 smpl II           =
                                                = 34,8 mL
Dik: Kadar Vit. C = ….?
Peny:
            mg vit. C          = (N.V)tio x
                                    = 0,1 mek/ml x 1 ml x.
                                    = 8,8 mg
            1 mL Na2S2O3 0,1 N setara dengan 8,8 mg vit. C
            Jadi, banyaknya mg vit. C dalam 1 mL tiosulfat yaitu 8,8 mg/mL
            Berat praktek vit. C yaitu:
            mg vit. C          = VII – VI x mg vit. C dalam 1 mL tio
                                    = (34,8 – 31,5) mL ­x 8,8 mg/mL
                                    = 3,3 mL x 8,8 mg/mL
= 29,04 mg
            kadar vit. C      = x 100 %
                                    = x 100 %
                                    = 9,68 %
H.  PEMBAHASAN
Tujuan dan percobaan ini yaitu untuk menentukan kadar vitamin C dan membandingkan jumlah volume natrium tiosulfat yang digunakan antara sampel yang menggunakan vitamin C dengan sampel tanpa vitamin C. Vitamin C merupakan vitamin yang mudah teroksidasi, mudah larut dalam air dan mudah rusak pada temperature tinggi.
Sebelum dilarutkan dalam air, vitamin C digerus terlebih dahulu agar menjadi serbuk halus sehingga lebih mudah larut. Aquades akan digunakan untuk melarutkan vitamin C dipanaskan terlebih dahulu agar tidak ada lagi zat-zat pengotor yang dapat mengganggu jalannya reaksi dan juga aquades yang dipanaskan tidak boleh terlalu panas karena struktur vitamin C dapat rusak akibat suhu yang tinggi
Setelah vitamin C larut dalam aquades ditambah dengan H2SO4 2 N yang berfungsi untuk menghambat terjadinya oksidasi dengan memberi suasana asam pada larutan karena H2SO4 merupakan asam kuat yang bila dilarutkan dalam air dapat memperbesar konsentrasi ion H+. Dan ditambahkan juga dengan larutan iod 0,1 N yang berfungsi untuk memutuskan ikatan rangkap antara atom C nomor 2 dan atom C nomor 3 dengan reaksi:





Sebelum dititrasi, dilakukan penambahan amilum yang berfungsi agar tidak terlalu banyak natrium tiosulfat yang digunakan untuk membebas iod, kemudian melakukan titrasi dengan natrium tiosulfat sebanyak tiga kali. Berdasarkan anaisis data diketahui volume rata-rata Na2S2O3 yang digunakan unutk sampel yaiut 31,5 mL.
Sedangkan untuk blanko tidak menggunakan vitamin C karena untuk membandingkan jumlah volume natrium tiosulfat yang digunakan. Berdasarkan analisis data diketahui volume rara-rata Na2S2O3 yang digunakan untuk blanko yaitu 34,8 mL.
Penggunaan Na2S2O3 lebih banyak oleh blanko dari sampel, karena iod telah terikat oleh vitamin C, pada sampel sedangkan pada blanko tidak menggunakan vitamin C. begitupun juga untuk perbandingan yang satu kali titrasi, sampel yang menggunakan vitamin C lebih sedikit volume Na2S2O3 yang digunakan yaitu 95 mL dibandingkan dengan blanko tanpa vitamin C yaitu 101,5 mL. hal ini disebabkan juga karena iod telah terikat oleh vitamin C pada sampel.
Berdasarkan analisis data diperoleh kadar vitamin C yaitu 9,68 % yang berarti bahwa nilai yang diperoleh jauh dari angka 100 %. Hal ini terjadi karena vitamin C yang digunakan telah teroksidasi.
I.     KESIMPULAN DAN SARAN
1.      Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari hasil percobaan kadar vitamin C yang diperoleh yaitu 9,68 %.
2.      Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam melakukan percobaan dan menutup dengan baik vitamin C yang akan digunakan agar tidak teroksidasi

Tidak ada komentar: