Selasa, 21 Juni 2011

EMPEDU


A.     JUDUL PERCOBAAN
“EMPEDU”

B.     TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk :
a.    Mengetahui keadaan fisik empedu yang meliputi warna, bau, keadaan wujudnya, derajat keasaman dan berat jenisnya.
b.    Mengetahui kandungan musin dan senyawa anorganik pada empedu.
c.    Mengetahui zat warna empedu melalui test Gmelin dan Smith.
d.    Mengetahui kandungan asam pada empedu.

C.     LANDASAN TEORI
     Kandungan empedu merupakan kantong otot kecil yang berfungsi untuk menyimpan empedu (cairan pencernaan berwarna kuning kehijauan yang dihasilkan oleh hati). Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, lalu keduanya bergabung membentuk duktus hepatikus utama bergabung dengan saluran yang berassal dari kantung empedu (duktus sistikus) membentuk saluran empedu utama. Saluran empedu utama masuk ke usus bagian atas pada sfingter Oddi, yang terletak beberapa centimeter di bawah lambung (Anonim, 2010).
     Cairan empedu terdiri dari asam emped, protein, garam empedu, kalsium dan lemak. Fungsi dari cairan empedu adalah untuk membentuk penyerapan lemak, dan vitamin A,D,E dan K (Anonim, 2010).
     Cairan empedu merupakan cairan jernih, berwarna kuning, agak kental dan mempunyai rasa pahit. Caoran empedu mengandung zat-zat anorganik, yaitu HCO3, Cl-, Na+ dan K+ serta zat-zat organic, yaitu asam-asam empedu, bilirubin dan kolesterol. Asam-asam empedu yang penting ialah asam kolat dan asam deoksikolat. Beberapa fungsi asam empedu antara lain: sebagai emulgator dalam proses pencernaan lemak dalam usus; dapat mengaktifkan lipase dalam cairan pancreas; membantu mengadsorbsi asam-asam lemak, kolesterol, vitamin D dan K serta karoten; sebagai perangsang aliran cairan empedu dari hati; dan menjaga agar kolesterol tetap larut dalam cairan empedu sebab bila perbandingan asam empedu dengan kolesterol rendah, akan menyebabkan terjadinya beberapa endapan kolesterol (Anna Poedjiadi, 1994; 244).
     Garam empedu bersifat digestif dan memperlancar kerja enzimdan memperlancar kerja enzim lipase dalam memecah lemak. Garam empedu juga membantu pengabsorpsian lemak yang telah dicernakan (gliserin dan asam lemak) dengan cara menurunkan tegangan permukaan dan memperbesar daya tembus endothelium yang menutupi vili usus.
     Garam empedu dibentuk di hati dari kolesterol melalui reaksi yang menyebabkan hidroksilasi inti steroid dan memutus rantai sisi. Dalam reaksi pertama, terjadi penambahan sebuah gugus ɒ-hidroksil kekarbon 7 (di sisi ɒ pada cincin β). Aktivasi 7 ɒ-hidroksilase yang mengkatalisis reaksi penentu ini ditekan oleh adanyagaram-garam empedu. Pada reaksi berikutnya, terjadi reduksi ikatan rangkap dan mungkin terjadi hidroksilasi tambahan. Dihasilkan dua kelompok senyawa yang berbeda. Satu kelompok memiliki gugus ɒ-hidroksi diposisi 3,7 dan 12 dan menghasilkan seri asam kenakalat. Melalui reaksi oksidasi 3 karbon dikeluarkan dari rantai sisi. Fragmen-5-karbon sisanya yang melekat ke struktur cincin memiliki sebuah gugus karboksi (Dawn marks, 2000).
     Bilirubin adalah produk utama dari penguraian sel darah merah yang tua. Bilirubin disaring dari darah oleh hati, dan dikeluarkan pada cairan empedu. Sebagaimana hati menjadi semakin rusak, bilirubin total akan mengikat sebagian dari bilirubin total termetabolisme dan bagian ini disebut sebagai bilirubin langsung. Bilirubin mengandung bahan pewarna, yang member warna pada kotoran (Anonim, 2010).
     Bilirubin yang terbentuk di jaringan perifer akan diangkut ke hati oleh albumin plasma. Metabolism bilirubin lebih lanjut terjadi dihati. Peristiwa metabolism ini dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
1.    Ambilan bilirubin oleh sel parenkim hati
2.    Konyugasi bilirubin dalam reticulum endoplasma halus
3.    Sekresi bilirubin terkonyugasi ke dalam empedu
(Happer Robert K. murray, 1998; 351).
D.     ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan:
1.      Gelas ukur 10 ml dan 25 ml 1 buah
2.      Gelas kimia 50 ml dan 100 ml 1 buah
3.      Tabung reaksi 8 buah
4.      Rak tabung reaksi
5.      Corong biasa
6.      Picnometer  50 ml
7.      Neraca analitik
8.      Oven
9.      Penjepit tabung
10.  Botol semprot
11.  Pipet tetes
12.  Gunting
Bahan yang digunakan:
1.      Empedu ayam
2.      Asam asetat 10 %
3.      Perak nitrat
4.      Barium klorida
5.      Ammonium molibdat
6.      Asam nitrat pekat
7.      Iodida 5 %
8.      Sukrosa
9.      Asam sulfat pekat
10.  Aquadest
11.  Indicator universal
12.  Tissue

E.      PROSEDUR KERJA
1.      Tes Keadaan Fisik Empedu
Memperhatikan dan memeriksa warna, bau, keadaan wujud, derajat keasaman (dengan indicator universal) serta berat jenis menggunakan picnometer.

2.      Tes Musin Dan Senyawa Anorganik Pada Empedu
a.       Mengasamkan 25 ml empedu yang telah diencerkan dengan menggunakan asam asetat 10 %. Dengan cara ini musin akan terendapkan
b.      Menyaring filtrate kemudian digunakan untuk pemeriksaan :
·        Klorida dengan penambahan larutan AgNO3
·        Sulfat dengan penambahan larutan BaCl2
·        Fosfat dengan penambahan larutan ammonium molibdat
c.       Mengamati apa yang terjadi pada masing-masing perlakuan.

3.      Tes Zat Warna Empedu
·      Tes gmelin
a.       Menambahkan 3 ml HNO3 pekat dalam tabung reaksi
b.      Menambahkan dengan hati-hati menggunakan pipet tetes seumlah yang sama dari empedu sehingga empedu terdapat pada bagian atas
c.       Menggoyangkan campuran dengan perlahan-lahan
d.      Mencatat hasilnya.
·        Tes smith
a.       Menambahkan beberapa tetes larutan iodide 0,5 % dalam alkoholke dalam larutan empedu yang sangat encer. Mengusahan lapisan iod tetap berada diatas
b.      Mengamati lapisan cincin berwarna hijau tua dan biru hijau diantara ke dua lapisan campuran.

4.      Tes Asam Empedu
a.       Menambahkan Kristal sukrosa ke dalam 3 ml empedu yang diencerkan 1: 3
b.      Mengocok sampai semua larut
c.       Menambahkan secara perlahan-lahan asam sulfat pekat 3 ml dengan memiringkan tabung sedemikian sehingga asam terdapat pada bagian bawah
d.      Memutar tabung perlahan-lahan
e.       Mengamati apa yang terjadi.

F.      HASIL PENGAMATAN
1.      Tes Keadaan Fisik Empedu
Warna                                :           hijau tua
Bau                                    :           amis
Keadaan wujudnya :           cair
Derajat keasaman               :           8
Berat jenis empedu :           1,032 gr/ml

2.      Tes Musin Dan Senyawa Anorganik Pada Empedu
5 ml empedu + 20 ml aquadest + asam asetat 10% 2 ml  endapan, filtrate (dibagi keddalam 3 tabung)
·        Filtrate 1 + AgNO3  endapan putih
·        Filtrate 2 + BaCl2  endapan
·        Filtrate 3 + ammonium molobdat  endapan

3.      Tes Zat Warna Empedu
·      Tes gmelin
3 ml asam nitrat pekat + 3 ml empedu   3 lapisan (atas: hijau pekat; tengah: cincin merah kecoklatan; bawah: bening)  larutan orange  larutan orange, ada busa putih pada permukaan.  
·      Tes smith
Empedu (1 : 5) + iod 0,5% (tetes)  2 lapisan (atas: orange; bawah: hijau).

4.      Tes Asam Empedu
Empedu (1 : 5) + Kristal sukrosa     hingga larut + 3 ml asam sulfat pekat )   3 lapisan (atas: atas; tengah: cincin merah kecoklatan; bawah : orange)    larutan berwarna hitam.


G.     PEMBAHASAN
1.      Tes Keadaan Fisik Empedu
      Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui keadaan fisik empedu dengan memeriksa warna, bau, keadaan wujudnya, derajat keasaman (pH) dan berat jenisnya. Dan diperoleh dari hasil percobaan, empedu berwarna hijau tua, berbau amis, keadaan atau wujud ataupun bentuknya oval (lonjong) dan berair (cair), pH=8 dan empedu memiliki berat jenis sebesar 1,032 gr/ml. Hal ini sudah sesuai dengan teori, termasuk empepu yang bersifat basa.

2.      Tes Musin Dan Senyawa Anorganik Pada Empedu
      Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya senyawa anorganik melalui mengendapkan musin yang terdapat dalam empedu, yaitu dengan menambahkan asam asetat, setelah musin mengendap, dengan mudah kita dapat mengidentifikasi zat-zat anorganik dalam empedu misalnya klorida, sulfat dan fospat. Untuk menguji adanya ion-ion klorida tersebut dilakukan dengan menyaring campuran larutan tersebut kemudian filtratnya ditambahkan perak nitrat, hasilnya terbentuk endapan putih, hal ini menandakan bahwa pengujian ini positif. Endapan putih ini merupakan AgCl. Adapun reaksinya:
      Cl-  +  AgNO3    AgCl (endapan putih)  +  NO3
Untuk uji sulfat dilakukan dengan menambahkan larutan BaCl2 ke dalam filtrate. Berdasarkan teori, empedu tidak mengandung ion sulfat. Tetapi hasil percobaan terdapat endapan yang menunjukkan adanya ion sulfat. Ini terjadi kemungkinan pereaksi yang digunakan sudah terkontaminasi ataupun rusak. Persamaan reaksinya adalah :
      SO42-  +  BaCl2     BaSO4 (endapan)  +  2Cl-
Sedangkan untuk pengujian ion posfat dilakukan dengan menambahkan larutan  ammonium molibdat terhadap filtrate, Seperti hasil yang diatas, berdasarkan teori tidak terdapat ion posfat dalam empedu. Tetapi dari hasil percobaan diperoleh endapan yang menunjukkan adanya ion posfat. Hal ini terjadi karena kurangnya ketelitian dalam pengamatan.



3.      Tes Zat Warna Empedu
      Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui zat warna empedu dengan melakukan tes gmelin dan tes smith. Test gmelin dilakukan dengan mencampurkan asam nitrat pekat dalam empedu, asam nitrat ini berfungsi untuk pengoksidasi. Hasilnya diperoleh 3 lapisan, atas berwarna hijau, tengah terdapat cincin merah kecoklatan dan bagian bawah berwarna bening. Terdapatnya cincin berwwarna merah kecoklatan merupakan warna warna bilirubin. Sedangkan untuk test smith dilakukan dengan mengencerkan empedu (1 : 5) kemudian ditambahkan iod tetes demi tetes dan terbentuk larutan 2 lapisan, yaitu atas berwarna orange dan bawah berwarna hijau. Fungsi iod juga sama dengan asam nitrat pekat yaitu pengoksidasi. Adanyya warna hijau pada larutan campuran tersebut menunjukkan uji positif. Yang menunjukkan zat warna dari bilirubin terhadap penambahan larutan Iod.

4.      Tes Asam Empedu
      Tes  keasaman empedu dilakukan dengan mencampurkan empedu encer dengan Kristal sukrosa yang berfungsi untuk meningkatkan tegangan permukaan. Kemudian dikocok hingga larut keseluruhan (homogen), kemudian ditambahkan asam sulfat pekat dihasilkan larutan terbentuk 3 lapisan. Lapisan atas berwarna hitam, tengah terdapat cincin berwarna merah kecoklatan dan lapisan bawah berwarna orange. Lapisan atas merupakan lapisan empedu, dan bawah berwarna orange merupakan lapisan yang menunjukkan derajat keasaman pada empedu yang bersifat basa.



H.     PENUTUP
1.      Kesimpulan
a.       Tes keadaan fisik empedu yaitu warna empedu hijau tua, berbau amis, keadaan wujudnya oval dan cair, pH=8 dengan berat jenis 1,032gr/ml.
b.      Uji klorida positif dengan terbentuknya endapan berwarna putih
c.       Tes gmelin menunjukkan hasil positif dengan warna cincin merah kecoklatan yang merupakan zat warna bilirubin. Sedangkan tes smith berwarna hijau tua.
d.      Tes asam empedu menghasikan 3 lapisan (atas: hitam; tengah: cincin berwarna merah kecoklatan; bawah : orange) yang membuktikan bahwa empedu bersifat basa lemah.
2.      Saran
      Diharapkan praktikan, sebelum melakukan percobaan agar terlebih dahulu menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan agar praktikum berjalan dengan lancar.

Tidak ada komentar: