BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat yang mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Diharapkan dalam pendidikan ini dapat menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui suatu kegiatan pembelajaran yang efektif.
Perkembangan teknologi sekarang terjadi dengan pesat, baik teknologi informasi maupun teknologi komunikasi. Teknologi ini akan sangat berguna jika dalam perkembangannya yang sedang berjalan, di imbangi dengan perkembangan dalam dunia pendidikan. Dimana pendidikan memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut dengan efektif. Tidak menutup kemungkinan kalau pendidikan di Indonesia akan lebih maju jika menggunakan teknologi canggih yang telah ada, salah satunya dalam pelajaran kimia.
Kenyataan menunjukkan bahwa kimia masih dianggap sebagai suatu mata pelajaran yang sulit, sehingga hal ini dapat mengurangi minat siswa dalam belajar kimia yang dapat berdampak pada hasil belajar yang diperoleh oleh siswa itu sendiri.
Penggunaan media yang tepat merupakan suatu alternatif untuk mengatasi rendahnya hasil belajar peserta didik khususnya pada mata pelajaran kimia. Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dalam mengajar, diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam pemilihan media, harus dipertimbangkan dari segi kecocokannya terhadap materi yang diajarkan serta keadaan siswa yang meliputi kemampuan maupun waktu yang dimiliki.
Guru dalam proses belajar mengajar harus mempunyai kemampuan untuk mengelola kelas dan menciptakan suasana yang menyenangkan bagi peserta didik agar peserta didik dapat termotivasi untuk belajar lebih giat. Disamping itu, hal yang perlu diperhatikan guru adalah penggunaan media yang sesuai dan tepat untuk setiap materi pelajaran yang diberikan, karena penggunaan media yang tepat dapat menunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang efesian dan efektif.
Keberhasilan pendidikan salah satunya ditunjukkan dengan semakin meningkatnya hasil belajar anak didik. Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa antara lain adalah media yang digunakan dalam pembelajaran. Dengan demikian, salah satu tantangan yang dihadapi oleh guru adalah menentukan media pembelajaran yang digunakan dalam mengajar agar siswa dapat belajar lebih giat sehingga memperoleh hasil belajar yang tinggi.
Kamil (2004) mengemukakan bahwa peranan media pembelajaran sangatlah penting dalam proses transformasi ilmu pengetahunan itu sendiri, karena media pembelajaran ini sangat penting untuk diperadakan dimana media pelajaran diperuntukkan untuk memotivasi siswa, memberikan pengalaman serta mempermudah siswa dalam mencerna dan menganalisis konsep-konsep kimia yang abstrak.
Dengan kemajuan teknologi, perpaduan komputer dan kepingan CD dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang efektif dan efisien dalam bentuk CD pembelajaran interaktif. Apalagi di hampir setiap sekolah sudah mempunyai komputer yang jumlahnya cukup memadai untuk digunakan dalam proses pembelajaran serta siswa yang mempunyai keterampilan memadai juga untuk mengoperasikan komputer.
CD Interaktif merupakan sebuah media yang menegaskan sebuah format multimedia dapat dikemas dalam sebuah CD (Compact Disk) dengan tujuan aplikasi interaktif di dalamnya. CD ROM (Read Only Memory) merupakan satu-satunya dari beberapa kemungkinan yang dapat menyatukan suara, video, teks, dan program dalam CD.
Sebagai sebuah produk, CD Interaktif merupakan hasil pemecahan suatu masalah berdasarkan pendekatan komunikasi audio visual. Rancangan sebuah CD Interaktif adalah sebuah desain komunikasi visual yang ditayangkan melalui monitor yang dapat dihadirkan pada saat tertentu. Layar monitor berfungsi sebagai media komunikasi visual yang tampilannya tidak berbeda dengan desain sebuah majalah atau sebuah surat kabar.
SMA Negeri 2 Maros adalah salah satu sekolah dengan fasilitas laboratorium komputer yang tergolong lengkap, akan tetapi fasilitas berupa LCD sangat jarang digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena untuk menyajikan materi pelajaran dalam bentuk audio visual membutuhkan waktu yang agak lama serta sukar untuk membuatnya. Oleh karena itu,dengan adanya CD Interaktif lebih mempermudah dalam mengajarkan materi khususnya dalam pelajaran kimia, sebab materi-materi yang akan diajarkan sudah disajikan dalam bentuk audio visual dengan menampilkan beberapa gambar animasi yang mampu dengan mudah diserap oleh siswa khususnya mata pelajaran kimia yang sifatnya abstrak.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dengan guru yang mengajar di kelas XII SMA Negeri 2 Maros diperoleh data bahwa pada tahun pelajaran 2011/2012 hasil belajar yang diperoleh siswa sangat rendah khususnya pada pokok bahasan sifat koligatif larutan, dimana tingkat kelulusannya yaitu 69% dengan kategori rendah.
Berpedoman pada penjelasan di atas, maka penulis akan mencoba meneliti tentang : “Pengaruh Penggunaan Media CD Interaktif Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Negeri 2 Maros (Studi Pokok Materi Sifat Koligatif Larutan)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dirumuskan suatu masalah yaitu : ”Apakah ada pengaruh penggunaan Media CD Interaktif terhadap hasil belajar siswa kelas XII IPA SMA Negeri 2 Maros (Studi pokok materi sifat koligatif larutan).
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini pada dasarnya adalah untuk menemukan jawaban atas masalah penelitian yang dikemukakan di atas. Tujuan penelitian ini adalah : “Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan Media CD Interaktif terhadap hasil belajar siswa kelas XII IPA SMA Negeri 2 Maros (Studi pokok materi sifat koligatif larutan)”.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai masukan bagi semua pihak yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, khususnya guru bidang studi kimia dalam usaha meningkatkan hasil belajar kimia siswa.
2. Memotivasi guru kimia untuk lebih mengoptimalkan penggunaan media CD Interaktif dalam pembelajaran.
3. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain untuk keperluan penelitian lebih lanjut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Media
Arief Sardiman mengemukakan bahwa kata “media” berasal dari bahasa latin yang secara harafiah berarti “perantara” atau “pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan.
Menurut yahya Nursidik,2007:Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Namun pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menagkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Schramm (Akhmad Sudrajat) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Hamidjojo (dalam Latuheru, 1993:27) mengatakan: Media sebagai bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.
Marshall Luhan (Harjanto, 2003:246) berpendapat bahwa: media adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia.
Menurut Kiranawati,2008:Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media merupakan alat perantara yang digunakan untuk menyampaikan suatu pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat menimbulkan rangsangan pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikin rupa sehingga proses belajar dapat terjadi.
Menurut Wawan Rusmawan (2008), sejumlah manfaat yang dipetik pada saat menggunaan media pembelajaran antar lain:
1) Membantu kemudahan mengajar bagi guru.
2) Melalui alat bantu pengajar menjelaskan konsep/tema pelajaran yang abstrak dapat diwujudkan dalam bentuk kongkrit melalui contoh model.
3) Kegiatan belajar mengajar tidak membosankan atau tidak monoton.
4) Segala indra dapat diaktifkan dan turut berdialog/berproses.
5) Kelemahan satu indra misalnya mata atau pendengaran dapat diimbangi oleh indra lainya.
6) Lebih menarik minat dan kesenangan siswa serta memberikan variasi cara belajar siswa
7) Membantu mendekatkan dunia teori dengan realita yang sesunguhnya.
2. Pengertian CD Interaktif
CD Interaktif berasal dari dua istilah yaitu CD dan Interaktif. CD berasal dari bahasa Ingris merupakan singkatan dari Compact Disc, sedangkan interaktif dalam KBBI diartikan sebagai dialog antara komputer dan terminal atau komputer dengan komputer.
Arsyad (2002) menyatakan bahwa media pembelajaran interaktif adalah suatu sistem penyampaian pengajaran yang menyajikan materi video rekaman dengan pengendalian komputer kepada penonton (siswa) yang tidak hanya mendengar dan melihat video dan suara, tetapi juga memberikan respon yang aktif, dan respon itu yang menentukan kecepatan dan sekuensi penyajian.
CD Interaktif adalah salah satu media interaktif yang bisa tergolong baru. Media ini sebenarnya merupakan pengembangan dari teknologi internet yang akhir-akhir ini berkembang pesat. Sebagaimana dimaklumi bahwa teknologi internet saat ini menjadi salah satu tolok ukur majunya suatu perusahaan.
CD Interaktif merupakan sebuah media yang menegaskan sebuah format multimedia dapat dikemas dalam sebuah CD (Compact Disk) dengan tujuan aplikasi interaktif di dalamnya. CD ROM (Read Only Memory) merupakan satu-satunya dari beberapa kemungkinan yang dapat menyatukan suara, video, teks, dan program dalam CD, disini terlihat bahwa sistem interaktif yang dipakai CD Interaktif sama persis dengan sistem navigasi pada internet, hanya yang berbeda di sini adalah media yang dipakai keduanya. CD Interaktif memakai media off line berupa CD sementara Internet memakai media on line.
Media ini disebut CD Interaktif. Disebut media dikarenakan memiliki unsur audio-visual (termasuk animasi). Disebut interaktif karena media ini dirancang dengan melibatkan respon pemakai secara aktif. Karena itu, media ini berupa CD, maka dapat dikelompokkan sebagai bahan ajar e-Learning (Arsyad,2002).
Menurut Maroebeni (2008), kelebihan menggunakan CD Interaktif :
1. Menambah pengetahuan. Pengetahuan di sini adalah materi pembelajaran yang dirancang kemudahannya dalam CD Interaktif bagi pengguna.
2. Tampilan audio visual yang menarik. Menarik di sini tentu saja jika dibandingkan dengan media konvensional seperti buku atau media dua dimensi lainnya. Kemenarikan di sini utamanya karena sistem interaksi yang tidak dimiliki oleh media cetak (buku) maupun media elektronik lain (film TV, audio).
Tahapn-tahapan dalam menggunakan media CD Interaktif dibagi menjadi 3 tahap, yaitu persiapan,pelaksanaan dan tindak lanjut.
1. Tahap persiapan meliputi:
- Meneliti kelengkapan media audio interaktif dan petunjuk pemanfaatan
- Memeriksa peralatan penyaji, bahan belajar, dan sarana penunjangnya
- Mempelajari isi program
- Mengatur ruangan, tempat duduk siswa, dan peralatan penyaji
- Menjelaskan tujuan yang akan dicapai, topik yang akan dipelajari, dan kegiatan yang akan dilakukan di kelas
2. Tahap Pelaksanaan
a. Guru berdiri di dekat peralatan pemanfaatan media dan tidak berjalan ke sana kemari yang dapat mengganggu perhatian siswa
b. Memutar CD Interaktif dan mengatur volumenya
c. Memperhatikan aktifitas siswa dan mengelola kelas sesuai rancangan pembelajaran yang telah ditentukan
d. Bila perlu hentikan CD Interaktif dan beri kesmpatan siswa untuk bertanya
e. Hentikan CD Interaktif dan memberi kesempatan siswa mengerjakan tugas bila pada media tersebut terdapat tugas yang harus dikerjakan
f. Bila perlu memutar ulang CD Interaktif pada bagian yang kurang jelas bagi siswa
3. Tahap Tindak Lanjut
- Mengajukan pertanyaan tentang materi SD Interaktif
- Memberikan penguatan, penjelasan tambahan, dan pengayaan terhadap materi yang telah didengarkan
- Jika perlu memutar kembali media audio pada bagian-bagian tertentu
- Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan isi program
- Memberikan tugas/latihan dan tes sesuai dengan topik
- Memeriksa jawaban siswa
3. Hasil Belajar
a. Belajar
Ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian belajar. Menurut Sardiman (1992 : 22) belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya.
Menurut Purwanto (1990: 85): Belajar adalah merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan dan pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai belajar, seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada seorang bayi.
Sudjana (2004: 28) mengemukakan bahwa belajar bukan menghapal dan bukan pula mengingat, belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Menurut Sahabuddin (Abdul Haling, 2007: 2),Belajar ialah sebagai suatu proses kegiatan yang menimbulkan kelakuan baru atau merubah kelakuan lama sehingga seseorang lebih mampu memecahkan masalah dan menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi yang dihadapi dalam hidupnya.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah diutarakan di atas mengenai pengertian belajar, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku dalam diri seseorang (individu) yang disebabkan oleh adanya suatu proses aktif yang terjadi melalui latihan dan pengalaman.
b. Hasil Belajar
Nurhayati ( 2007: 20) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan perwujudan perilaku belajar yang biasanya terlihat dalam perubahan, kebiasaan, keterampilan, sikap, pengamatan dan kemampuan. Hasil belajar dapat dilihat dan diukur. Keberhasilan dalam proses belajar dapat dilihat dari hasil belajarnya.
Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang sebagai proses belajar, ataupun merupakan penguasaan pengetahuan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan guru.
Menurut Sudjana (1996: 22) bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Jadi hasil belajar adalah akibat dari suatu aktivitas yang dapat diketahui perubahannya dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap melalui ujian tes atau ujian.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Benyamin Bloom (Anni, 2004: 6) membagi hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu :
a. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari pengetahuan/ingatan, pemahaman, analisis, aplikasi, sintesis dan evaluasi. Keenam tujuan ini sifatnya hierarkis, artinya kemampuan evaluasi belum tercapai bila kemampuan sebelumnya belum dikuasai.
b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup.
c. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak.
Sedangkan Howard Kingsley (Sudjana, 2004: 45) membagi tiga macam hasil belajar, yakni: (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian (c) sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah diutarakan di atas mengenai pengertian hasil belajar, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalahperubahan yang terjadi pada diri seseorang setelah melalui suatu proses belajar, baik dari segi kognitifnya (pengetahuan), afektifnya (sikap) maupun dari segi psikomotoriknya (keterampilan).
4. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Slameto (2003: 54) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
1. Faktor Intern
Faktor intern yang ada dalam diri siswa. Faktor intern dapat dikelompokkan, yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.
a. Faktor jasmaniah
Faktor jasmaniah meliput faktor kesehatan dan cacat tubuh. Proses kegiatan seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah. Agar seseorang dapat belajar dengan baik, kesehatan badanya harus tetap terjamin.
Keadaan cacat tubuh mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu.
b. Faktor pikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
Faktor intelegensi atau kecerdasan merupakan salah satu faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar siswa. Siswa yang intelegensinya rendah, sulit untuk mencapai hasil belajar yang baik.
Menurut Hamalik (2001 : 59), siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi umumnya memiliki perhatian yang lebih baik, belajar lebih cepat, kurang memerlukan latihan, mampu menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu yang singkat, mampu menarik kesimpulan dan melakukan abstraksi. Sebaliknya siswa yang kurang cerdas menunjukkan ciri-ciri belajar lebih lambat, memerlukan banyak latihan, membutuhkan waktu yang lama untuk maju, tidak mampu melakukan abstraksi.
Faktor Perhatian adalah pemusatan energi psikis yang tertuju kepada suatu objek pelajaran atau dapat dikatakan sebagai banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas belajar (Sardiman, 1992 : 44).
Adanya perhatian siswa terhadap pelajaran yang dihadapi sangat penting untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik. Bahan pelajaran yang tidak menarik perhatian siswa, akan membosankan. Karena bosan siswa tidak ingin belajar dan sebagai akibat, hasil belajarnya menjadi rendah atau menurun. Untuk menimbulkan perhatian diperlukan adanya suatu dorongan. Dalam hal ini orang tua siswa sangat diharapkan peranannya. Jika kebosanan terjadi di sekolah, maka guru dapat mengarahkan siswa untuk memperhatikan pelajaran.
Minat belajar sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar, memiliki pengaruh yang besar. Minat sangat besar pengaruhnya dalam mencapai hasil belajar dalam suatu pekerjaan tertentu. Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan pendorong bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat motif-motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Menurut Purwanto (1990: 56), bahwa apa saja yang menarik minat seseorang maka akan mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.
Jika bahan yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajar.
Motif yang kuat sangat diperlukan dalam belajar. Untuk membentuk motif yang kuat dapat dilaksanakan dengan adanya latihan-latihan serta adanya pengaruh lingkungan yang memperkuat, jadi latihan sangat perlu dalam belajar.
c. Faktor kelelahan
Kelelahan mempengaruhi hasil belajar, agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajar.
2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar diri siswa. Faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
Lingkungan keluarga adalah lingkungan yang paling dekat dalam kehidupan siswa. Salah satu faktor penentu dalam keluarga adalah orang tua. Orang tua harus dapat menciptakan suatu keadaan dimana anak berkembang dalam suasana ramah tamah, kejujuran dan kerjasama yang diperlihatkan oleh masing-masing anggota keluarga dalam hidup mereka setiap hari. Faktor yang sangat mempengaruhi hasil belajar anak dalam keluarga, meliputi cara mendidik, hubungan orang tua dengan anak dan ekonomi keluarga.
Sekolah sebagai tempat dimana siswa menuntut ilmu juga ikut menentukan hasil belajar siswa. Hubungan siswa dengan guru, hubungan siswa dengan siswa lain, kurikulum serta metode pembelajaran yang digunakan sangat menentukan hasil belajar siswa tersebut. Masalah-masalah yang ada di sekolah dan kurang menarik bagi siswa akan mengurangi minat belajar siswa di sekolah sehingga hasil belajar yang diperoleh tidak akan maksimal.
Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga ikut berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Jika masyarakat di sekitar siswa melakukan kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek pada siswa yang ada di lingkungan itu. Akibatnya belajarnya terganggu dan bahkan siswa kehilangan semangat belajar. Sebaliknya jika lingkungan siswa adalah orang yang baik-baik, siswa terpengaruh ke hal-hal baik. Pengaruh itu dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat, dan hasil belajar yang diperoleh akan baik.
5. Pokok Bahasan Sifat Koligatif Larutan
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut). Sifat koligatif meliputi:
1. Penurunan tekanan uap jenuh (rP)
2. Kenaikan titik didih (rTb)
3. Penurunan titik beku ()
4. Tekanan osmotik ()
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.
1. Penurunan Tekanan Uap Jenuh (rP)
Pada setiap suhu, zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapanberkurang. Menurut RAOULT: p = po . XB dimana:
p = tekanan uap jenuh larutan
po = tekanan uap jenuh pelarut murni
XB = fraksi mol pelarut
Karena XA + XB = 1, maka persamaan di atas dapat diperluas menjadi:
P = Po (1 - XA)
P = Po - Po . XA
Po - P = Po . XA
sehingga:
rP = po . XA
dimana:
rP = penunman tekanan uap jenuh pelarut
po = tekanan uap pelarut murni
XA = fraksi mol zat terlarut
Contoh:
Hitunglah penurunan tekanan uap jenuh air, bila 45 gram glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam 90 gram air ! Diketahui tekanan uap jenuh air murni pada 20oC adalah 18 mmHg.
Jawab:
mol glukosa = 45/180 = 0.25 mol
mol air = 90/18 = 5 mol
fraksi mol glukosa = 0.25/(0.25 + 5) = 0.048
Penurunan tekanan uap jenuh air: rP = Po. XA = 18 x 0.048 = 0.864 mmHg
2. Kenaikan Titik Didih (rTb)
Adanya penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni. Untuk larutan non elektrolit kenaikan titik didih dinyatakan dengan: rTb = m . Kb dimana:
rTb = kenaikan titik didih (oC)
m = molalitas larutan
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal
Karena : m = (W/Mr) . (1000/p) ; (W menyatakan massa zat terlarut)
Maka kenaikan titik didih larutan dapat dinyatakan sebagai:
rTb = (W/Mr) . (1000/p) . Kb
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik didih larutan
dinyatakan sebagai: Tb = (100 + rTb)oC
3. Penurunan Titik Beku ()
Untuk penurunan titik beku persamaannya dinyatakan sebagai :
rTf = m . Kf = W/Mr . 1000/p . Kf Dimana:
rTf = penurunan titik beku
m = molalitas larutan
Kf = tetapan penurunan titik beku molal
W = massa zat terlarut
Mr = massa molekul relatif zat terlarut
p = massa pelarut
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik beku larutannya dinyatakan sebagai: Tf = (O - rTf)oC
4. Tekanan Osmotik ()
Tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis).
Tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis).
Menurut VAN'T Hoff tekanan osmotik mengikuti hukum gas ideal: PV = nRT
Karena tekanan osmotik = , maka : = n/V R T = C R T
Dimana: :
= tekanan osmotik (atmosfir)
= tekanan osmotik (atmosfir)
C = konsentrasi larutan (mol/liter= M)
R = tetapan gas universal = 0.082 liter.atm/moloK
T = suhu mutlak (oK)
· Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih rendah dari yang lain disebut larutan Hipotonis.
· Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih tinggi dari yang lain
disebut larutan Hipertonis.
disebut larutan Hipertonis.
· Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmotik sama disebut
Isotonis.
Isotonis.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa larutan elektrolit di dalam pelarutnya mempunyai kemampuan untuk mengion. Hal ini mengakibatkan larutan elektrolit mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak daripada larutan non elektrolit pada konsentrasi yang sama.
Contoh: Larutan 0.5 molal glukosa dibandingkan dengan iarutan 0.5 molal garam dapur.
· Untuk larutan glukosa dalam air jumlah partikel (konsentrasinya) tetap, yaitu 0.5 molal.
· Untuk larutan garam dapur: NaCl(aq) --> Na+ (aq) + Cl- (aq) karena terurai menjadi 2 ion, maka konsentrasi partikelnya menjadi 2 kali semula = 1.0 molal.
Yang menjadi ukuran langsung dari keadaan (kemampuannya) untuk mengion adalah derajat ionisasi.
Besarnya derajat ionisasi ini dinyatakan sebagai:
α = jumlah mol zat yang terionisasi/jumlah mol zat mula-mula
Untuk larutan elektrolit kuat, harga derajat ionisasinya mendekati 1, sedangkan untuk elektrolit lemah, harganya berada di antara 0 dan 1 (0 < α < 1).
Atas dasar kemampuan ini, maka larutan elektrolit mempunyai pengembangan di dalam perumusan sifat koligatifnya sebagai berikut:
Faktor Van’t Hoff(i) i = [1+α (n-1)]
1) Untuk Kenaikan Titik Didih dinyatakan sebagai:
rTb = m . Kb [1 + α (n-1)] = W/Mr . 1000/p . Kb [1+ α (n-1)]
n menyatakan jumlah ion dari larutan elektrolitnya.
2) Untuk Penurunan Titik Beku dinyatakan sebagai:
rTf = m . Kf [1 + α (n-1)] = W/Mr . 1000/p . Kf [1+ α (n-1)]
3) Untuk penurunan tekanan uap (rP) dinyatakan sebagai:
rP = po . XA. [1+ α (n-1)]
4) Untuk Tekanan Osmotik dinyatakan sebagai:
= C R T [1+ α (n-1)]
Contoh:
Hitunglah kenaikan titik didih dan penurunan titik beku dari larutan 5.85 gram garam dapur (Mr = 58.5) dalam 250 gram air ! (bagi air, Kb= 0.52 dan Kf= 1.86)
Jawab:
Larutan garam dapur, NaCl(aq) --> NaF+ (aq) + Cl- (aq)
Jumlah ion = n = 2.
Jumlah ion = n = 2.
rTb = 5.85/58.5 x 1000/250 x 0.52 [1+1(2-1)] = 0.208 x 2 = 0.416oC
rTf = 5.85/58.5 x 1000/250 x 0.86 [1+1(2-1)] = 0.744 x 2 = 1.488oC
B. Kerangka Berpikir
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang harus dipenuhi. Karena dengan pendidikan manusia dapat memperoleh keterampilan dan ilmu pengetahuan sebagai bekal hidup dimasa depan. Untuk memperoleh keterampilan dan ilmu pengetahuan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya yaitu melalui pembelajaran, dimana pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditunjuk untuk membelajarkan siswa. Keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajarnya. Untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal diperlukan berbagai faktor yang mendukung. Diantaranya kurikulum serta penggunaan media pembelajaran yang digunakan.
Proses belajar mengajar merupakan peran penting dalam pencapaian hasil belajar. Guru mempunyai tugas utama dalam penyelenggara pembelajaran, karena pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan untuk membelajarkan siswa. Untuk membelajarkan siswanya, salah satu cara yang dapat dilakukan guru adalah dengan menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran yang baik dapat membangkitkan minat dan pemahaman siswa pada mata pelajaran kimia. Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dalam proses kegiatan belajar mengajar, maka keberhasilan dalam belajar dapat tercapai.
Kenyataan menunjukkan bahwa materi kimia masih dianggap sebagai materi yang sulit, sehingga hal ini dapat menjadi kendala bagi peserta didik dalam mempelajarinya yang dapat berdampak pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh.
Penggunaan media pembelajaran yang tepat merupakan suatu alternatif untuk mengatasi rendahnya hasil belajar peserta didik khususnya pada mata pelajaran kimia. Penggunaan media CD Interaktif dalam pembelajaran kimia diharapkan mampu mengatasi rendahnya hasil belajar peserta didik. CD Interaktif merupakan sebuah media yang menegaskan sebuah format multimedia yang dikemas dalam sebuah CD, dimana dalam CD ini menyajikan materi-materi dalam bentuk audio visual dengan menampilkan beberapa gambar animasi yang mampu dengan mudah diserap oleh siswa khususnya mata pelajaran kimia yang sifatnya abstrak.
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir yang telah diutarakan di atas, maka dapat dirumuskan suatu hipotesis penelitian sebagai berikut:
”Terdapat pengaruh hasil belajar kimia siswa kelas XII IPA SMA Negeri 2 Maros yang diajar dengan menggunakan media CD Interaktif dengan yang diajar tanpa menggunakan media CD Interaktif materi Sifat Koligatif Larutan”.
Untuk keperluan pengujian secara statistik, maka hipotesis tersebut dirumuskan sebagai berikut:
Ho : = lawan H1 :
Keterangan:
: Skor rata-rata hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan menggunakan media CD Interaktif.
: Skor rata-rata hasil belajar kimia siswa yang tidak diajar dengan menggunakan media CD Interaktif.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang terdiri dari 2 macam variabel, yaitu variabel bebas(independent) dan variabel terikat (dependent).
1. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah pembelajaran kimia dengan menggunakan media CD Interaktif dan pembelajaran kimia yang tidak menggunakan media CD Interaktif.
2. Variabel terikat (dependent) dalam penelitian ini adalah hasil belajar kimia siswa
B. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan Posttest-Only Control Design Pemilihan desain ini karena penelitian yang dilakukan melibatkan dua kelompok yang ditempatkan secara random dengan perlakuan yang berbeda, lalu dilakukan pengukuran dengan menggunakan tes hasil belajar. Model desain yang dimaksud adalah sebagai berikut :
R X O1
R O2
Keterangan :
R : Random
X : Perlakuan
O1 : Kelompok eksperimen
O2 : Kelompok kontrol
C. Defenisi Operasional Variabel
Media CD Interaktif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu media pembelajaran dimana materi-materi yang akan diajarkan sudah disajikan dalam bentuk audio visual dengan menampilkan beberapa gambar animasi yang mampu dengan mudah diserap oleh siswa khususnya mata pelajaran kimia yang sifatnya abstrak yang dikemas dalam sebuah CD.
Hasil belajar kimia yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima suatu ilmu pengetahuan dan pengalaman belajarnya.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII IPA SMA Negeri I Sungguminasa pada tahun pelajaran 2009/2010 yang terdiri dari 3 kelas dengan jumlah siswa 104 siswa.
2. Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu cluster random sampling, unit sampling terkecil adalah kelas. Adapun langkah-langkah pengambilan sampel sebagai berikut:
1. Mengambil dua kelas secara random dari 3 kelas yang ada, karena dari 3 kelas ini diasumsikan homogen dalam hal kemampuan kimianya. Hal ini didasari atas penempatan siswa tiap kelas secara acak (berdasarkan informasi dari gurunya).
2. Dari dua kelas yang terpilih, selanjutnya di random kembali untuk menentukan kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
E. Prosedur Pelaksanaan Eksperimen
Dalam pelaksanaan eksperimen ini, peneliti melakukan penelitian dalam dua tahapan yaitu sebagai berikut:
1. Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a. Menyusun program pengajaran dalam bentuk rencana pengajaran.
b. Menyusun soal-soal tugas yang disesuaikan dengan materi pelajaran.
c. Menyusun tes hasil belajar belajar
2. Tahap pelaksanaan eksperimen
Dalam proses kegiatan belajar mengajar, pada kelompok eksperimen diajar dengan menggunakan media CD Interaktif, sedangkan pada kelompok kontrol diajar tanpa menggunakan media CD Interaktif. Untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar kimia siswa, maka dapat dilihat dari skor tes hasil belajar yang diperoleh siswa berdasarkan hasil tesnya.
F. Instrumen Penelitian
Untuk mengetahui hasil belajar siswa, dalam penelitian ini digunakan tes hasil belajar kimia siswa setelah diberikan perlakuan.
Tes hasil belajar kimia siswa dalam penelitian ini berisiskan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan sifat koligatif larutan dengan tingkat kesukaran soal berupa: hapalan (C1), pemahaman (C2) dan penerapan (C3).
Sebelum tes ini digunakan terlebih dahulu di uji mengenai validitasnya, yaitu validitas item.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi atas dua tahap, yaitu sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan, meliputi:
a. Observasi awal
b. Mengurus surat izin penelitian
c. Mengatur jadwal penelitian
d. Memperbanyak instrumen penelitian
2. Tahap Pengumpulan Data
Pada tahap ini, yang dilakukan adalah memberikan tes hasil belajar kimia kepada peserta didik dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara serentak. Pemberian tes ini dilakukan setelah materi pokok bahasan sifat koligatif larutan.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu:
1. Analisis Statistika Deskriptif
Teknik analisis deskriptif digunakan untuk mendiskripsikan skor hasil belajar kimia pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis ini meliputi skor tertinggi, skor terendah, rata-rata, varians, standar deviasi dan persentase ketuntasan.
2. Analisis Statistika inferensial
Teknik analisis inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah uji-t. Sebelum uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas ini, digunakan uji kai kuadrat ( chi square) dengan kriteria pengujian : h 2 ≤ t2
dengan derajat kebebasan (dk) pada taraf nyata α = 0,05 maka distribusi dinyatakan normal.
b. Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh bersifat homogen. Pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji-F. Kriteria pengujian : Jika Fhitung < F tabel dengan dk pada taraf nyata α = 0,05 maka data tersebut bersifat homoogen.
c. Uji hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t. Kriteria pengujian : Jika thitung < ttabel dengan dk pada taraf nyata α = 0,05, maka Ho ditolak dan Hipotesis yang diajukan diterima.
1 komentar:
boleh minta referensinya dari mana aja ya ?
bls..
Posting Komentar